Kesehatan adalah suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera secara utuh, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan/disabilitas (Fertman, & Allensworth, 2010).
“Sakit itu murah, sehat itu mahal” adalah kalimat yang sering kita dengar di dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya di masa anak-anak yang memiliki keinginan untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya. Terkadang banyak anak-anak yang sering tidur larut malam, makan makanan instan dan olahraga tidak teratur, hal ini membuat anak kurang berenergi, kurang fokus dalam belajar.
Berdasarkan data SKI 2023, status gizi anak di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Angka prevalensi stunting anak capai 21,5%, sementara kasus wasting (kurus) sebesar 7,4%. Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak anak belum mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan optimal.
Selain itu, anak juga jarang mencuci tangan dengan bersih yang mengakibatkan anak cacingan, dampaknya gizi buruk, bahkan hampir 25 juta orang di Indonesia tidak menggunakan toilet. Mereka buang air besar di ladang, semak, hutan, parit, jalan, sungai atau ruang terbuka lainnya.
Kondisi ini yang mendorong perlunya memberikan pemahaman pentingnya kesehatan. Kesehatan tergantung dari kepedulian manusia sendiri karena pada dasarnya hanya diri sendiri yang mengerti kesehatan dirinya sendiri.
Sebagai mahasiswa penerus generasi masa depan dapat berperan penting dalam menjaga pola hidup sehat pada diri anak sebagai agen yang membawa kepada anak dan sebagai motivator yang memotivasi anak untuk memiliki rasa ingin peduli terhadap dirinya sendiri terutama dalam kesehatan dirinya sendiri.
Baca juga:Â KKN Peduli Stunting: Hidup Sehat, Bebas Stunting dengan Sanitasi Air yang Baik melalui Chlorine Diffuser
Adapun beberapa peran mahasiswa dalam menjaga pola hidup sehat yaitu:
- Mahasiswa memotivasi anak-anak untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan mencoba anak dalam hidup sehat.
- Mahasiswa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air mengalir dan mengunakan sabun.
- Mahasiswa mandi dua kali sehari untuk menghindari bau badan.
- Mahasiswa membawa bekal dan makan yang sehat dan bergizi.
- Mahasiswa memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap bersih karena kebersihan sebagian dari iman contohnya membuang sampah pada tempatnya.
Solusinya yang dilakukan mahasiswa adalah membudayakan cinta dan sayang pada diri sendiri sehingga mahasiswa mengajak anak-anak di khususnya di daerah lampu merah simpang pemda Jl. Raharja No.36, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20135 pada tanggal 23 Januari 2025 untuk hidup sehat dan menjaga lingkungan karena bukan hanya diri sendiri tetapi lingkungan harus dijaga agar kesehatan tetap aman.
Bukan hanya dokter yang dapat menyembuhkan kesehatan tetapi sebenarnya diri sendiri adalah obat dari penyakit. Di mana diri sendiri adalah dokter sesungguhnya yang menyembuhkan kesehatan, menciptakan gaya hidup yang sehat dan teratur, serta menjadi perubahan bagi sekitar kita.
Mulailah menyayangi diri sendiri dengan hidup yang sehat. Jadilah mahasiswa yang memperhatikan sekeliling dan menerapkan hidup sehat agar menjadi generasi yang hebat.
Penulis: Kelompok 1
- Shintya Bella Br Sipayung
- Novianny Situngkir
- Calvin Benjamin Lumbanraja
- Cindy Patricia Sinaga
- Meleni Miagoni
- Berliana Sihombing
Mahasiswa PGSD, Universitas Katolik Santo Thomas
Dosen Pengampu: Polintan Rehulina Sembiring.,S.Pd,M.Pd
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News