Peran Stakeholder dalam Mengoptimalkan Atraksi Budaya Kampung Adat Segunung sebagai Desa Wisata Budaya

Atraksi Budaya Kampung Adat Segunung
Kampung Adat Segunung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jombang, 16/11/2024 – Mahasiswa Pariwisata UPN “VETERAN” Jawa Timur angkatan 23 melakukan kunjungan observasi dan wawancara secara langsung dengan Masyarakat lokal yang sekaligus merupakan pengelola Kampung Adat Segunung. Kegiatan observasi dan wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai peran Stakeholder dalam mengembangkan atraksi yang ada pada Kampung Adat Segunung.

Kampung Adat Segunung merupakan sebuah dusun yang berada di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kampung Adat Segunung menjadi destinasi wisata berbasis budaya dengan menyajikan berbagai atraksi budaya yang dikemas menjadi atraksi wisata dan berbagai event tahunan.

Kampung Adat Segunung berdiri sejak Desember tahun 2019 dengan kegiatan awal masyarakat yang diberi nama “PERMATA” atau dapat disebut dengan Perlindungan Sumber Mata Air. Kampung Adat Segunung sendiri tidak memiliki tanggal resmi kapan Kampung Adat Segunung diresmikan, sehingga informan mengatakan bahwa “PERMATA” dapat dijadikan sebagai simbol diresmikannya Kampung Adat Segunung.

Sebenarnya kalau ditanya tanggal resminya kapan itu bingung, jadi Permata itu bisa dijadikan simbol awal berdirinya Kampung Adat Segunung,” Ujar Bapak Priyo.

Bacaan Lainnya

 

Atraksi Wisata Kampung Adat Segunung

Sepakat membuat rencana kegiatan terkait konservasi karena keberadaan berada di lereng gunung, event Permata berhasil mengajak masyarakat, pemerintah, hingga wisatawan untuk turut berpartisipasi pada event ini. Kini tak hanya event Permata yang menjadi atraksi di Kampung Adat Segunung, berbagai atraksi budaya lainnya dapat wisatawan rasakan.

Selain Event Permata, terdapat atraksi Wiwit Kopi, Grebeg Suro, Grebeg Maulid, Grebeg Ketupat Lepet, Grebeg Apem, Arak Pusaka dan Tradisi Ruwat 7 Sumber Mata Air, yang awalnya merupakan tradisi dan budaya turun temurun masyarakat lokal, kini dikemas dalam bentuk event tahunan sehingga menjadi nilai jual dan atraksi budaya yang dapat diikuti secara langsung oleh wisatawan yang ingin berkunjung dan turut serta dalam prosesi adat yang ada di Kampung Adat Segunung.

Tidak hanya event besar yang diadakan setiap tahunnya, Kampung Adat Segunung juga menyediakan atraksi yang dapat wisatawan rasakan di hari-hari biasa. Atraksi budaya yang disediakan antara lain merupakan Membatik, Pagelaran Karawitan, dan Keduren atau makan bersama masyarakat lokal Kampung Adat Segunung.

 

Peran Stakeholder dalam Pengembangan Kampung Adat Segunung

Dibalik keberhasilan menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan turut serta dalam prosesi adat dan budaya Kampung Adat Segunung, keberlanjutan wisata budaya ini tak lepas dari kontribusi berbagai peran pemangku kepentingan (stakeholder).

Pengelolaan desa wisata Kampung Adat Segunung pula didasari dengan adanya struktur kepengurusan organisasi. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari wawancara bersama Bapak Supi’i dan Bapak Priyo, Kampung Adat Segunung dipimpin oleh dewan pembina lalu diiringi dengan dewan pengawas, hingga pengawas harian.

Dalam susunan pengawas harian dibagi menjadi beberapa bidang diantaranya bidang sosial budaya, bidang keagamaan, dan bidang lingkungan.

Susunan Pengelola Kampung Adat Segunung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dengan adanya struktur atau susunan stakeholder yang ada di Kampung Adat Segunung ini, dapat memudahkan masyarakat lokal pula untuk turut andil dalam pengelolaan Kampung Adat Segunung karena telah terbagi sesuai dengan bidang masing-masing dan dapat mendorong perkembangan desa wisata.

Begitu pula dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Kampung Adat Segunung tentunya dikelola oleh susunan-susunan organisasi dan didukung penuh oleh masyarakat lokal yang ada di desa tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyedia atraksi wisata yang berasal dari masyarakat-masyarakat lokal Kampung Adat Segunung.

Oleh karena itu, peran stakeholder pada desa wisata ini sangat berpengaruh untuk membantu mempermudah jembatan kesempatan untuk masyarakat dalam turut serta untuk mengelola secara langsung desa wisata Kampung Adat Segunung.

Kampung Adat Segunung tidak hanya mendapat dukungan dari masyarakat lokal, tetapi juga menerima dukungan yang signifikan dari pihak swasta dan pemerintah dalam pengembangan fasilitas dan promosi pariwisata. Salah satu bentuk fasilitas yang disediakan oleh pihak swasta adalah pendopo, yang berfungsi sebagai pusat aktivitas bagi warga desa.

Pendopo ini digunakan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung ke Kampung Adat Desa Segunung dan juga sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan, seperti acara budaya, pertemuan, dan event khusus yang diadakan oleh masyarakat setempat.

Fasilitas yang ada disini itu yang bikin pihak luar, seperti pendopo itu sebenarnya bukan punya kita tetapi kita difasilitasi dan dibantu pihak luar,” ungkap Pak Priyo, selaku pengelola Kampung Adat Segunung. Fasilitas ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisatawan tetapi juga menjadi sarana bagi masyarakat adat untuk melestarikan tradisi dan budaya mereka.

Namun, pengelolaan dan pengembangan Kampung Adat Segunung sepenuhnya dilakukan secara mandiri oleh masyarakat setempat tanpa campur pihak luar, dengan tetap berpedoman pada pemeliharaan kearifan lokal yang telah menjadi identitas kampung tersebut.

Dalam proses pengembangannya, masyarakat setempat menerapkan peraturan dan komitmen yang tegas mengenai pelestarian kearifan lokal di wilayah mereka.

Oleh karena itu, meskipun Pemerintah Kabupaten Jombang turut memberikan dukungan, perannya terbatas pada peningkatan sarana pendukung dan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan Kampung Adat Segunung, tanpa mengganggu otonomi pengelolaan yang dimiliki oleh masyarakat.

Kerja sama antara dukungan swasta, pemerintah, dan pengelolaan mandiri masyarakat menciptakan model pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Kampung Adat Segunung berhasil menjaga identitas budaya sambil memenuhi kebutuhan wisatawan modern, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadi inspirasi bagi desa adat lain di Indonesia.

Pengelola Kampung Adat Segunung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari pengelola Kampung Adat Segunung, kampung ini memiliki media  sosial  yang beragam  mulai  dari Website https://segunung.com/ , Instagram @kampungadatsegunung, YouTube @kampungadatsegunung, dan facebook @kampungadatsegunung.

Keberadaan sosial media ini sangat penting sebagai sarana promosi hasil UMKM dan media informasi mengenai profil dan event yang ada di Kampung Adat Segunung.

Sayangnya, media sosial Kampung Adat Segunung ini memiliki kendala kurangnya konsistensi dalam mempublikasi konten-konten yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Ini dikarenakan para pemuda pemudi yang berada di desa Kampung Adat Segunung sudah memiliki kesibukan masing-masing.

Meskipun ada tantangan dalam pengelolaan media sosial, upaya lainnya seperti pengunggahan kegiatan festival budaya yang ada di sana, serta kolaborasi antara pemerintah desa, pihak swasta, dan masyarakat dalam mengadakan festival budaya, dan upaya  lain sebagainya berhasil menarik perhatian pengunjung untuk mengunjungi Kampung Adat Segunung.

Dengan demikian, diharapkan pengelolaan media sosial dapat ditingkatkan lagi agar daya tarik yang ada di Kampung Adat Segunung dapat terus meningkatkan minat wisatawan dan memudahkan wisatawan untuk berkunjung, serta dapat menjadi desa wisata yang berkelanjutan

 

Penulis: Alfi Syahr, Garsione, Kerin, Kirana, Maysha, ⁠Nur Shinta
Mahasiswa Pariwisata, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses