Proyek Pembangunan Meikarta

Pembangunan
Proyek Pembangunan Meikarta

Masih teringat jelas, saat itu 8 Mei 2017 di hadapan puluhan awak media, orang nomor satu di Lippo Group, James Riady, meluncurkan proyek teranyar mereka yang diberi nama Meikarta. Proyek ini menjadi salah satu proyek ambisius dan terbesar yang pernah dibuat oleh Lippo. 

Saat itu, James terlihat begitu bersemangat memperkenalkan Meikarta di depan wartawan, Ia sangat detail menjelaskan proyek yang dibangun di kawasan Cikarang, Bekasi tersebut. James memang seorang marketer tulen, dia tahu betul bagaimana cara membentuk brand image sebuah produk properti.

Setelah 10 tahun lamanya belum ada lagi pembangunan grand development properti di Indonesia, baru kali ini melalui Meikarta hal tersebut kembali terjadi. Meikarta adalah mega proyek yang rencananya akan dibuat layaknya sebuah kota mandiri baru, estimasi biaya pembangunannya pun tidak tanggung-tanggung yakni mencapai Rp243 triliun, belum lagi luasan lahan yang dibangun mencapai 500 hektar.

Baca Juga: Perlindungan Hukum terhadap Pembeli dalam Perjanjian Jual Beli di Bidang Properti

Bacaan Lainnya

Bagi pencari properti, kehadiran proyek ini tentunya bisa dijadikan solusi menarik dari semrawutnya kondisi Jakarta. Di sana pengembang rencananya akan membangun 100 gedung pencakar langit lengkap dengan segala fasilitas sebuah kota modern seperti area komersial, hotel, sarana pendidikan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran.

Untuk tahap pertama pembangunan, pihak pengembang akan membangun 250.000 rumah dan unit apartemen. Menariknya, bukan karena lengkap dan prestisiusnya nilai proyek Meikarta, ternyata harga jual apartemen Meikarta dibanderol dengan sangat murah, yakni hanya Rp127 juta untuk tipe terkecil, harga tersebut bahkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan rumah subsidi sekalipun.

Pancingan harga murah tersebut terbukti ampuh membuat pasar bereaksi, buktinya baru sehari diperkenalkan, apartemen Meikarta langsung diserbu pembeli yang rata-rata berasal dari Jakarta. Tidak main-main, saking banyaknya pembeli yang datang, pihak pengembang berhasil menjual unit apartemen sebanyak 16.800 unit dalam waktu hanya satu hari.

Kondisi ini pun akhirnya membuat Museum Rekor Indonesia (MURI) turun tangan memberikan penghargaan kepada Lippo sebagai pihak yang berhasil menjual unit apartemen terbanyak dalam satu hari.

Lippo Group tampaknya tidak salah memilih kawasan Cikarang untuk dijadikan lokasi dibangunnya Meikarta, kawasan ini sekarang tengah menjadi sorotan publik karena masifnya pembangunan sarana infrastruktur yang dibangun.

Di sana, pemerintah saat ini tengah membangun 3 proyek yang dapat mempermudah akses masyarakat, contohnya seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, tol layang Jakarta-Cikampek, serta proyek Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang. 

Keberadaan proyek infrastruktur ini tentunya dapat mendongkrak nilai jual properti, apalagi bagi mereka para eksekutif muda ataupun bisnis-man yang menuntut kecepatan dan mobilitas, tinggal di Meikarta bisa dijadikan pilihan menarik.

Tidak hanya kelengkapan sarana infrastruktur, dari segi bisnis kawasan Cikarang juga dinilai sangat potensial untuk pengembangan properti, karena area ini sejak lama dikenal sebagai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara yang mempekerjakan puluhan ribu karyawan baik dalam atau pun luar negeri, kondisi ini akhirnya membuat area Cikarang membutuhkan pasokan hunian cukup tinggi.

Baca Juga: Sistem Pengendalian Manajemen pada Perusahaan Properti

Sayangnya pembangunan Meikarta harus tersandung kasus hukum, 15 Oktober 2018 lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan Direktur Lippo Group Billy Sindoro atas dugaan suap perizinan Meikarta.

Kasus ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Lippo Group di tengah meroketnya penjualan apartemen Meikarta. Sekadar catatan, pada hari pertama launching pihak pengembang berhasil mengantongi marketing sales senilai Rp7 triliun.

Sebenarnya, kasus Meikarta ini sudah lama terendus publik, mulanya berawal dari pernyataan Deddy Mizwar yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat tentang rekomendasi lahan yang hanya diberikan izin seluas 84,6 hektar.

Tidak hanya urusan perizinan, proses pembangunan apartemen Meikarta sendiri terlihat seperti berjalan di tempat, kondisi ini pun akhirnya membuat galau banyak pembeli apartemen.

Seperti Efrizal, karyawan salah satu BUMN ini bingung bukan kepayang, karena dirinya tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang progres pembangunan apartemen, padahal dirinya dijanjikan oleh pengembang bisa tinggal di unit apartemen pada September 2019.

Sayangnya, apartemen yang ia pesan tersebut tidak bisa dibatalkan, karena proses KPR sudah terlanjur berjalan, kini Efrizal hanya bisa menunggu sampai batas waktu serah terima kunci, jika memang dirinya belum menerima unit yang dijanjikan dengan terpaksa, Efrizal akan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.

Kendati diterpa berbagai isu miring, PT Mahkota Sentosa Utama selaku pengembang Meikarta masih fokus melakukan proses pembangunan, contohnya pada Maret 2021 lalu mereka telah melakukan prosesi topping off menara ke enam di district 2.

Pihak developer Meikarta juga telah melakukan penutupan atap di district 2 seperti pada blok 6007, blok 56007, dan blok 58007, masing-masing blok memiliki dua menara. Adapun tipe unit apartemen yang disediakan di district 2 adalah tipe studio dengan luas 24 m2 hingga tipe 3 kamar berukuran 83 m2.

Hingga saat ini pihak Meikarta telah melakukan serah terima kunci apartemen sebanyak 1.000 unit dan akan segera melakukan serah terima 3.000 unit secepatnya.

Pihak developer juga telah melakukan topping off di district 1, yakni pada blok 53022, 52022, 51022, 5022, 50023, 39022, 38022, 39023, 38023, 53021, 52021, 51021, 50021, serta 39021. Pihak Meikarta juga menargetkan untuk melakukan serah terima pada district 1 sebanyak 300-350 unit per hari.

Baca Juga: Kasus Rafael Trisambodo, Apakah Indonesia Masih Negara Hukum atau Negara Tekanan Sosial?

Tidak hanya itu, saat ini pihak developer juga telah meluncurkan area komersial yang diberi nama Meikarta Plaza di Distrik 1. Produk ini dibangun dengan status strata title atau hak milik. Dibangunnya kawasan komersial ini nantinya diharapkan akan dapat mendorong laju perekonomian di kawasan Meikarta.

Selain aktif menyelesaikan pembangunan proyek apartemen, saat ini di kawasan Meikarta juga telah dibuka sarana pendidikan. Yakni Universitas Pelita Harapan (UPH) yang secara resmi dibuka Januari 2022 lalu, kemudian yang terbaru adalah Universitas Paramadina pada April 2022.

Khusus untuk Universitas Paramadina mereka saat ini telah membuka jurusan S2 Magister Managemen dan Magister Komunikasi. Sementara untuk jenjang S1 mereka membuka jurusan Psikologi. Kampus ini ditunjang dengan fasilitas yang sangat lengkap seperti ruang kuliah ber-AC, laboratorium, perpustakaan, ruang serbaguna, dan lain sebagainya. 

Penulis: Rindyani Mariana
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses