Resume Buku Filsafat Moral: Empat Mode Hidup Bermoral dari Tokoh dan Tradisi yang Berbeda

Empat Mode Hidup Bermoral dari Tokoh dan Tradisi yang Berbeda.
Resume Buku Filsafat Moral: Empat Mode Hidup Bermoral dari Tokoh dan Tradisi yang Berbeda.

Judul Buku: Filsafat Moral

Penulis : Fahruddin Faiz

Penerbit : Penerbit Mizan

Tahun Terbit : 2024

Bacaan Lainnya

Pengantar

Buku Filsafat Moral karya Fahruddin Faiz ini memberikan panduan tentang perilaku yang benar, baik, dan sesuai-selaras.

Kepastian dan keyakinan seseorang tentang norma-norma moral yang harus dijalankannya akan memudahkannya membuat keputusan yang tepat dalam berbagai situasi baik dalam ranah personal sosial maupun profesional.

Dalam resume ini, penulis mengulas tentang empat mode hidup bermoral dari tokoh dan tradisi yang berbeda yang akan terbagi ke dalam empat bab. Tujuan penulis dalam menulis resume ini adalah untuk membantu pembaca mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai, kewajiban, kebebasan, dan tanggung jawab moral.

Bab 1 Tahap Perkembangan Moral

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan perkembangan moral menurut Lawrence Kholberg, yang di antaranya ada saat di mana seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, lalu di mana seseorang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pengakuan, penerimaan, kepercayaan, serta citra positif dari masyarakat, dan di mana seseorang berbuat baik semata-mata karena kebaikan itu dianggap benar secara hakiki, tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Setiap individu memiliki potensi untuk berbuat baik (taqwa) maupun buruk (fujur) sejak awal. Pilihan untuk menjalankan yang mana sepenuhnya berada di tangan kita. Karakter moral seseorang terbentuk dari pilihan yang diambil serta alasan di balik keputusan tersebut saat menghadapi dilema moral.

Secara ideal, seiring bertambahnya usia, tingkat kematangan moral seseorang pun meningkat. Pengalaman menghadapi konflik menjadi sarana penting untuk mengasah kemampuan bernalar secara moral, sehingga mampu mengambil keputusan yang lebih bijak di masa depan.

Baca Juga: Filsafat Hukum Refleksi Filsafat Pancasila, Hak Asasi Manusia, dan Etika

Bab 2 Etika Masa Depan

Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa kehadiran manusia sangat penting karena ia memiliki derajat tertinggi di antara semua makhluk hidup, sehingga tanggung jawab yang dipikulnya juga paling besar. Manusia berperan sebagai agen utama, bahkan satu-satunya yang bertanggung jawab menjaga kelestarian alam.

Oleh karena itu, setiap tindakan yang kita ambil tidak seharusnya hanya berorientasi pada kepentingan pribadi. Kita perlu memikirkan dampaknya bagi generasi mendatang dan memastikan bahwa apa yang kita lakukan tidak merusak keberlangsungan hidup manusia maupun lingkungan.

Pemikiran etika masa depan menekankan pentingnya mengutamakan antisipasi terhadap kemungkinan terburuk dibandingkan hanya berharap pada hasil yang baik. Menurut Hans Jonas, tanggung jawab merupakan prinsip utama yang harus dipegang dalam peradaban modern.

Setiap tindakan manusia, termasuk dalam proses pembangunan, seharusnya dinilai berdasarkan sejauh mana ia mencerminkan tanggung jawab tersebut. Kesadaran akan keterbatasan waktu hidup di dunia ini menjadi dasar dalam merencanakan dan mempertimbangkan apa yang benar-benar bisa dan harus kita lakukan.

Bab 3 Etika Religius, Filsafat Akhlak

Pada bab ini, penulis menjelaskan bahwa manusia membuat etika, hasilnya bersifat kontekstual, karena mereka terbatas dan kontekstual. Keluarlah dari beda pendapat yang tidak produktif. Agama tanpa etika akan kering.

Etika tanpa agama akan hambar. Husnul Khuluq (akhlak baik) dicapai dengan mendayagunakan akal, emosi, dan nafsu sesuai dengan kebutuhan. 

Cinta tidak cuma masuk ke hati, tapi juga memengaruhi struktur genetik. Nyawa etika bukan pada akal, melainkan pada hati nurani. Ada yang namanya etika sufistik, di antaranya ada murah hati, ridha, sabar, komunikatif, uzlah, sederhana, pengembara, rendah hati.

Tujuan akhir dari akhlak adalah untuk memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia dan menancapkan di dalam diri kita cinta kepada Allah Swt.

Baca Juga: Resume Buku: Filsafat Ilmu

Bab 4 Serat Wulangreh dan Isi Ajarannya

Pada bab ini, Serat Wulangreh yang ditulis oleh Pakubuwana IV, yaitu ngelmu itu kelakone kanthi laku: ilmu sejati hanya bisa diperoleh melalui pengalaman dan penghayatan yang mendalam—ia akan benar-benar bermakna ketika sudah meresap dalam diri.

Jika kamu ingin memahami hakikat hidup dan mencapai kesempurnaan diri, carilah bimbingan dari seorang guru yang benar-benar bijaksana. 

Jika kamu terus mengikuti hawa nafsu dan kesenangan sesaat, kewaspadaanmu akan menurun dan batinmu menjadi tumpul terhadap hal-hal yang lebih penting. Tak peduli seberapa tinggi ilmu, kecerdasan, atau kemampuan berpikirmu, semuanya akan kehilangan nilainya jika kamu tidak memiliki sopan santun.

Ketergantungan pada urusan duniawi membuat hati gelisah dan menjadikan hawa nafsu sulit untuk dikendalikan. Kita memang boleh mengelola dan memanfaatkan dunia, namun jangan sampai kehidupan dunia menguasai dan mengendalikan diri kita.

Oleh karena itu, mari kita benahi kehidupan batin kita, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, dengan tetap berpegang pada ajaran syariat sebagai pedoman.

Penutup

Buku Filsafat Moral karya Fahruddin Faiz menawarkan pemahaman yang komprehensif tentang etika dan moralitas, mulai dari tahap, etika hingga ajaran dalam Serat Wulangreh. Penulis menekankan pentingnya kesadaran moral sebagai bagian dari proses menjadi manusia yang utuh.

Dengan pendekatan yang mudah dicerna, resume ini sangat cocok untuk semua kalangan termasuk mahasiswa karena pada zaman sekarang moralitas seseorang semakin menurun karena perkembangan zaman yang sudah semakin pesat dan tersebarnya segala hal semakin banyak karena jangkauan yang luas.

Penulis berharap resume ini dapat menjadi landasan awal yang kokoh bagi siapa saja yang ingin mempelajari etika secara lebih mendalam, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan sehari-hari.

Penulis: Wardah Jamil ‘Abdullah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Professor K. H. Saifudin Zuhri Purwokerto

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses