Santri Bercinta (Bersihkan Dosa Cintai Pencipta-Nya)

Santri Putri
Ilustrasi Santri (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abstrak

Sekarang Pondok Pesantren termasuk Lembaga bidang Pendidikan bersifat non formal dengan memperdalami ilmu-ilmu konteks agama yang rahmatan lilalamin (Islam) lalu mengamalkannya untuk landasan dalam kehidupan sehari-hari dan mengedepankan nilai moral yang terkandung dalam kehidupan masyarakat.

Didalamnya terdapat elemen-elemen yang penting salah satunya santri, santri dididik agar menjadi kader-kader penggerak bangsa dalam membersihkan dosa yang sudah diperbuat dan menafsirkan makna cinta yang sesungguhnya, melalui kegiatan-kegiatan pondok agar dapat dekat dengan Dzat yang Maha Pencipta.

Teknik pengumpulan data pada penelitian meliputi tindak komunikasi mewawancarai ustadzah dan pengurus.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sumber data dalam penelitian ini adalah tindak komunikasi mewawancarai ustadzah dan pengurus dengan beberapa data dari Pondok Pesantren.

Hasil wawancara menjelaskan bahwasanya Pendidikan di Pondok Pesantren sangat penting terkhusus bagi kaum muda yang sedang hidup di era milenial dimana mereka salah memaknai arti cinta sesungguhnya yang abadi.

Karena keberadaan di Pondok Pesantren melalui kegiatan yang dilakukan dapat membersihkan dosa dan mencintai dzat penciptanya.

Kata kunci: Pondok Pesantren, santri, membersihkan dosa dan mencintai Dzat Pencipta.

Abstract

Now Islamic Boarding Schools are non-formal educational institutions by deepening the knowledge of the religious context which is rahmatan lilalamin (Islam) and then practicing it as a foundation in daily life and prioritizing moral values contained in people’s lives.

In which there are important elements, one of which is students, students are educated to become cadres-cadres driving the nation in cleaning up sins that have been committed and interpreting the true meaning of love, through cottage activities so that they can be close to the Supreme Being.

Data collection techniques in this study included communication acts by interviewing religious teachers and administrators.

The source of the data in this study was the act of communication by interviewing the ustadzah and administrators with some data from Islamic boarding schools.

The interview results explained that education at Islamic boarding schools is very important, especially for young people who are living in the millennial era where they misinterpret the true meaning of eternal love.

Because the existence of Islamic boarding schools through the activities carried out can cleanse sins and love the substance of its creator.

Keywords: Islamic Boarding Schools, students, cleansing sins and loving the creator.

Pendahuluan

Dalam era milenial pada kalangan fase remaja ataupun juga dapat disebut dalam fase peralihan dari anak-anak menjadi dewasa.

Seseorang mengawali dalam tahapan remaja berawal dari fase anak-anak beranjak fase dewasa yang mayoritasnya pada fase ini memiliki kenderungan yang sulit diatur dan belum bisa menentukan antara yang benar dan yang bathil.

Sangat disayangkan lagi jika seorang remaja berperilakuan dengan kebiasaan yang menyimpang karena terpengaruhi oleh lingkungan sekitar ataupun sebaliknya.

Dapat kita jumpai banyak tindakan sendiri dari para kaum muda di era milenial yang menyimpang disebabkan latar belakang dari pergaulannya yang berada pada lingkungan sekitarnya.

Pada contoh, pertikaian, perkelahian, permusuhan antar organisasi, bercinta tidak sewajarnya dan bersikap seperti orang yang tidak memiliki ilmu (tidak beradap).

Terdapat beberapa studi kasus khususnya pada anak di era milenial sekarang beranggapan, bahwa pacaran merupakan hal yang tidak lazim lagi bagi mereka. bahkan bisa dikatakan suatau hal yang wajib, disebabkan oleh lingkungan sekitar.

Pada contohnya laki-laki dan perempuan jalan berduaan, naik motor berduaan dan lebih parahnya lagi di tempat yang sepi berduaan.

Dalam hal ini sangat menyimpang sekali dalam hadist Nabi Muhammad SAW menyerukan sabdanya yang memiliki arti tidak diperbolehkan antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat hanya berdua saja tanpa didampingi oleh mahramnya, sementara seorang perempuan tidak boleh bepergian hanya dua orang saja tanpa didampingi oleh mahramnya (HR. Muslim).

Begitu juga dengan seorang remaja memiliki iktikad kuat yaitu untuk memperdalami dalam ilmu agamanya di Pondok Pesantren biasanya disebut dengan santri pondokkan.

Dalam hal ini tidak dapat dijamin seorang santri tidak pernah melakukan hal yang menyimpang dari agama salah satunya melakukan perbuatan kasar yang bersifat fisik atau dari ucapan yang kasar pada teman santri lainnya.

Jadi hanya sedikit santri yang bisa mengendalikan dirinya sendiri atas tindakan yang dilakukan sehingga memicu pada perbuatan yang menyimpang dari agama, pada dasarnya hakikat hidup adalah pengendalian diri.

Keberadaan Pondok Pesantren merupakan suatu Lembaga yang berupaya begitu penting agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh manusia pada khalangan remaja khususnya dalam mendefinisikan makna sebuah cinta sesungguhnya yaitu dengan mencintai dzat pencipta makhluknya.

Terlebih lagi, proses yang diajarkan dalam Pondok Pesantren sebagai basis bagi pelaksanaan dalam upaya menciptakan santri yang bercinta yang absolut abadi selamanya.

Dalam konteks makna cinta disini yaitu dengan aktivitas-aktivitas yang dilihat dari faedahnya yaitu bisa menghapus dosa yang awalnya dilakukan para santri dengan dipaksa, terpaksa, menjadikan terbiasa dan menjadikan hasil luar biasa pada pencapaian.

Kemudian, maka dari pihak pesantren bekerja keras agar bisa memperbaiki segala santri dalam segi kekurangan dan melanggengkan kegiatan berlatar belakang positif sebagai keinginan dan keperluan kaum remaja saat khususnya para santri milenial.

Pondok Pesantren merupakan wadahnya para santri yang lebih mengdepankan Pendidikan agama cukup sangatlah penting didalamnya terdapat berbagai aspek yang ada didalamnya.

Dari kekentalan agama suatu iman yang dimiliki oleh manusia dapat mengendalikan aturan-aturan dalam menjalin hubungan manusia dengan Allah (Raharja).

Dengan itu pesantren mempunyai fungsi agar para santri dapat membersihkan ksalahan-kesalahan dari kecil sampai dengan kesalahan besar, dan tentunya untuk para kaum santri yang di fase remaja pada era milenial.

Pesantren juga memiliki fungsi sebagai pengembangan, pemeliharaan kemurniaan, penyebaran dan keistiqomahan pada ajaran-ajaran islam yang rahmatan lil alamin (mahabbah) dengan tujuan membuat manusia bermahabbah kepada Allah.

Sehingga para santri dihimbau agar bisa mahir dalam agama dan memiliki wawasan tidak monoton agar dapat menghadapi peoblematika sekarang mulai berkembang pada semua warga kuhususnya lingkungan sekitar.

Baca juga: Eksistensi Pendidikan Pesantren bagi Generasi Muda di Era Milenial

Kajian Teori

1. Santri

Santri adalah sebutan untuk murid atau siswa yang belajar di pesantren atau lembaga pendidikan Islam yang memprioritaskan pendidikan agama Islam.

Santri merupakan istilah populer di Indonesia, yang menggambarkan seseorang yang belajar di lingkungan pesantren atau mengikuti tradisi keagamaan Islam secara lebih konservatif.

Secara historis, pesantren telah menjadi lembaga pendidikan Islam yang penting di Indonesia sejak masa penyebaran agama Islam di Indonesia sekitar abad ke-13.

Di pesantren, santri biasanya belajar tentang hukum Islam, fiqh, tafsir, dan hadits. Selain itu, mereka juga belajar tentang bahasa Arab, sejarah Islam, dan keilmuan Islam lainnya.

Menurut para ahli, santri memiliki karakteristik yang berbeda dari siswa pada umumnya. Salah satu karakteristik santri adalah dedikasi yang tinggi untuk belajar.

Santri di pesantren biasanya memiliki jam belajar yang panjang, hingga 12-16 jam sehari, dan belajar di malam hari. Mereka juga seringkali menekankan pentingnya disiplin dan kepatuhan, serta menghargai guru dan ilmu yang diberikan.

Menurut Ahmad Baso, seorang peneliti pesantren, santri juga memiliki sifat kemandirian yang tinggi. Mereka belajar untuk mandiri dan berjuang sendiri untuk memahami ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru.

Hal ini disebabkan karena di pesantren, santri harus mengikuti aturan-aturan yang ketat dan belajar dalam lingkungan yang terisolasi.

Namun, karakteristik santri yang paling penting adalah rasa taqwa atau kesadaran spiritual. Para santri di pesantren dikenal memiliki kecenderungan yang kuat untuk mempelajari agama Islam dan melakukan ibadah secara konsisten. Mereka juga seringkali menghormati ulama dan tokoh agama Islam lainnya.

Dalam konteks sosial, santri memiliki peran yang penting dalam masyarakat. Santri biasanya dikenal sebagai orang yang memelihara tradisi keagamaan dan mempertahankan nilai-nilai agama.

Mereka juga dianggap sebagai agen perubahan dalam masyarakat, karena santri seringkali menjadi pemimpin lokal atau nasional yang memegang nilai-nilai keagamaan.

Secara keseluruhan, santri adalah bagian penting dari masyarakat Indonesia yang mempertahankan nilai-nilai keagamaan dan memiliki karakteristik khusus yang berbeda dari siswa pada umumnya.

Santri seringkali dikenal sebagai orang yang rajin, mandiri, dan memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Oleh karena itu, peran santri dalam membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik sangatlah penting.

2. Pondok Pesantren

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI