Semiotika Teknologi melalui Penggunaan Telegram

Semiotika teknologi telegram

Tak terasa kita akan memasuki bulan Februari 2021 dalam hitungan hari. Itu artinnya, sudah hampir 1 tahun kita berhadapan dengan pandemi Covid-19. Pandemi ini tak hanya mempengaruhi sektor usaha, tetapi juga dunia pendidikan. Selama itu pula siswa harus terbiasa dengan sistem pembelajaran yang dialihkan secara total ke rumah masing-masing melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) daring. Guru harus pandai dalam membuat jadwal kelas saat pandemi Covid-19, menentukan platform yang sesuai, hingga memetakan kemampuan siswa dari layar gawai.

Selain itu, guru dapat memilih jenis platform sesuai kebutuhan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan berbagai sumber semiotika teknologi pada software seperti Google Classroom, WhatsApp, Telegram, dan lainnya. Pada perkembangannya, van Leeuwen menggunakan istilah “sumber semiotik” untuk mengantikan kata “tanda”. Sumber semiotik adalah sebuah tindakan atau artefak yang digunakan dan tercipta dalam sebuah peristiwa komunikasi. Misalnya, ekspresi wajah, gestur, pensil, kertas, atau komputer. Sumber-sumber semiotik tidak terbatas pada perkataan, tulisan, atau gambar, namun hampir semua hal yang memiliki makna secara sosial dan kultural. Salah satu contoh sumber artefak semiotika teknologi yang banyak digunakan oleh pengajar di SMPN 2 Pagedangan ialah Telegram.

Baca Juga: Semiotika Teknologi: Penggunaan Microsoft Office 365 dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Bacaan Lainnya
DONASI

Telegram sebagai Sumber Artefak Semiotika Teknologi

Apakah keunggulan Telegram? Keunggulan Telegram adalah lebih ringan, lebih cepat, dan lebih aman. Telegram lebih ringan karena beban chat disimpan di server internet dengan sistem cloud, bukan di penyimpanan memory handphone. Dengan demikian, beban handphone berkurang. Cloud adalah istilah yang merujuk penyimpanan data di internet, bukan di penyimpanan lokal perangkat handphone kita. Telegram memanfaatkan cloud untuk fitur pesan tersimpan (saved messages) dan seluruh pesan di Telegram tersimpan di cloud. Telegram bisa mengakses dari handphone, laptop, komputer dan tablet di mana saja pada saat yang sama. Jika melalui laptop, Telegram bisa mengakses melalui web.telegram.org. Sementara untuk handphone, cukup ke playstore dan memasangnya lalu memasukan nomor handphone. Telegram akan mengirim kode unik ke handphone kita dan kemudian kita memasukan kode tersebut untuk melengkapi proses menjadi pengguna Telegram.

Baca Juga: Semiotika Teknologi dalam Pembelajaran Berbasis Online

Ada tiga fitur dasar telegram yang bisa kita manfaatkan untuk pembelajaran. Fitur itu antara lain adalah personal chat, group chat, dan channel. Personal chat berfungsi serupa dengan aplikasi WhatsApp, Line, dan BBM yang berfungsi untuk melakukan percakapan personal atau satu orang dengan satu orang. Group chat berfungsi untuk melakukan percakapan dalam sebuah grup yang terdiri dari sejumlah orang. Sementara channel berfungsi sebagai saluran komunikasi satu arah. Artinya, hanya pemilik channel tersebut yang bisa melakukan komunikasi atau mengirim pesan, sedangkan para anggota channel yang tergabung di dalamnya tidak bisa mengirim pesan. Batasan ini akan meminimalisir pengguna channel untuk hal yang tidak seharusnya. Namun, anggota channel dapat merespon isi channel dengan memanfaatkan aplikasi bot yang tersedia di Telegram.

Apa itu bot? Bot itu akronim dari kata robot, sebuah karya yang ditemukan oleh ahli dalam programming untuk membantu memudahkan aktivitas pengguna internat. Seperti halnya Bot Telegram, sebuah program komputer yang mampu melakukan pekerjaan sesuai perintah secara otomatis layaknya robot. Bot dapat sangat membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran karena berisi perintah tertentu yang dapat diakses dengan mudah oleh peseta didik. Peserta didik mendapatkan informasi dengan mudah dengan berbagai format file,  materi pelajaran berupa video, dokumen, dan audio.

Baca Juga: Penerapan Semiotika Teknologi sebagai Alternatif Media Pembelajaran di Masa Pandemi: Whatsapp

Kesimpulan

Informasi-informasi pada Telegram dapat diakses dengan cepat kapan saja dan di mana saja. Jadi, kita dapat mulai beralih ke aplikasi Telegram, membuat grup-grup sesuai kebutuhan masing-masing dan membuat channel khusus materi pelajaran atau informasi lain yang dianggap penting. Kita juga bisa mulai menyampaikan manfaat aplikasi Telegram dengan memperkenalkan keunggulan fitur-fiturnya kepada rekan guru yang lain.

Nurijah
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia UHAMKA

Editor: Sitti Fathimah Herdarina Darsim

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI