Studi Komparatif: Kenakalan Remaja di Pedesaan vs Perkotaan

Kenakalan Remaja
Kenakalan Remaja (Sumber: Ilustrasi dari Penulis)

Abstrak 

Kenakalan remaja merupakan suatu perilaku yang di lakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat kenakalan remaja contohnya pada kalangan remaja aksi yang biasa disebut sebagai tawuran pelajar adalah hal yang sudah biasa dilakukan terutama di perkotaan.

Sedangkan kenakalan remaja yang terjadi di pedesaan yakni maraknya kasus” yang narkoba yang menimpa remaja” di pedesaan, meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum yang dilakukan oleh remaja perilaku ini dapat merugikan diri dan orang-orang dan sekitarnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran kenakalan pada remaja desa dan kota.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan remaja-remaja yang berada di pedesaan dan perkotaan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di wilayah perkotaan lebih sering melihat seks bebas, terlibat membolos, dan terlibat miras, sementara remaja di wilayah perdesaan lebih sering diajak mengkonsumsi narkoba.

Remaja perempuan lebih sering diajak dan dipaksa melakukan seks bebas, sementara remaja laki-laki lebih sering terlibat merokok dan diajak tawuran. Adapun potret perbedaan resiliensi menunjukkan bahwa secara umum resiliensi remaja di wilayah perdesaan, dan remaja yang sekolah di SMK lebih tinggi dibandingkan sebaliknya.

Tidak terdapat perbedaan nyata antara resiliensi anak laki- laki dibandingkan anak perempuan, akan tetapi, secara khusus kerjasama dan komunikasi remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, sementara remaja perempuan memiliki problem solving dan empathy yang lebih tinggi.

Kata Kunci: remaja, resiliensi, uji beda, perbedaan wilayah

 

Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang dapat ditemukan di berbagai lapisan masyarakat, baik di desa maupun di perkotaan. Fenomena ini sering kali menjadi cerminan dari berbagai dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi di sekitar para remaja. Artikel ini akan membahas perbedaan bentuk kenakalan remaja antara desa dan perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kenakalan Remaja di lingkup Pedesaan

Di desa, kenakalan remaja sering kali berkaitan dengan masalah yang lebih tradisional dan kurang kompleks dibandingkan dengan yang ada di perkotaan. Kenakalan remaja telah menjadi masalah sosial yang meresahkan masyarakat di berbagai wilayah, termasuk di pedesaan.

Meski kehidupan di desa sering diasosiasikan dengan ketenangan dan nilai-nilai tradisional yang kuat, kenyataannya tidak luput dari tantangan yang dihadapi para remaja. Fenomena kenakalan remaja di desa mencerminkan dinamika sosial yang unik dan berbeda dibandingkan dengan perkotaan.

Kehidupan remaja di desa sering kali berada di persimpangan antara tradisi yang kental dan arus modernisasi yang mulai merambah wilayah pedalaman.

Remaja di desa menghadapi berbagai bentuk kenakalan, dari masalah sederhana seperti membolos sekolah hingga keterlibatan dalam kegiatan destruktif seperti perkelahian dan konsumsi minuman keras lokal. Kendati bentuk-bentuk kenakalan ini tampak lebih tradisional dibandingkan dengan di kota, dampaknya tetap signifikan dan memerlukan perhatian serius.

 

Faktor-Faktor Kenakalan Remaja di Pedesaan

Ada beberapa faktor yang bisa jadi menjadi pemicu terjadinya kenalakan remaja sebagai berikut;

1. Keterbatasan Sarana Hiburan dan Pendidikan:

Kurangnya fasilitas hiburan dan pendidikan di desa membuat remaja mencari hiburan dan kegiatan lain yang sering kali tidak produktif atau merusak.

2. Keterbatasan Ekonomi:

Kesulitan ekonomi sering memaksa remaja untuk membantu keluarga mencari nafkah, sehingga mereka tidak fokus pada pendidikan dan lebih rentan terlibat dalam kegiatan yang negatif.

3. Budaya dan Tradisi:

Beberapa tradisi dan kebiasaan lokal mungkin kurang mendukung perkembangan remaja ke arah yang lebih modern dan positif, sehingga mereka lebih rentan terjerumus dalam perilaku negatif.

 

Fenomena-Fenomena Kenakalan Remaja di Pedesaan

Faktor-faktor seperti akses terhadap sumber daya, pengaruh lingkungan, dan norma-norma sosial memainkan peran penting dalam membentuk pola kenakalan remaja di pedesaan. Sebagai contoh berikut:

1. Membolos Sekolah dan Keterlibatan dalam Pekerjaan Keluarga:

Remaja sering membolos sekolah untuk membantu keluarga di ladang atau usaha rumah tangga. Prioritas ekonomi dan tekanan untuk berkontribusi dalam penghasilan keluarga dapat mengurangi fokus pada pendidikan formal.

2. Perilaku Seksual Berisiko:

Kurangnya edukasi seksual yang memadai sering kali menyebabkan perilaku seksual berisiko, seperti hubungan seks tanpa perlindungan atau kehamilan remaja.

3. Perkelahian antar Kelompok:

Konflik antar kelompok remaja sering terjadi, biasanya terkait dengan persaingan wilayah atau masalah pribadi. Keterbatasan alternatif hiburan atau kegiatan positif dapat memperburuk konflik di antara remaja.

4. Pencurian:

Pencurian barang-barang kecil atau hasil panen sering kali terjadi, sering kali sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan atau menghadapi tekanan ekonomi.

 

Solusi Preventif dalam Menyelesaikan Kenakalan Remaja di Pedesaan

Mengatasi kenakalan remaja di pedesaan memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

1. Pendidikan dan Penyuluhan

  • Pendidikan Seksual: Memberikan pendidikan seksual yang komprehensif kepada remaja untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan mengurangi perilaku seksual berisiko.
  • Pendidikan Karakter: Memasukkan nilai-nilai positif, seperti tanggung jawab dan integritas, dalam kurikulum pendidikan untuk membantu membentuk perilaku yang baik.
  • Penyuluhan Narkoba: Menyelenggarakan program penyuluhan tentang bahaya narkoba lokal dan dampak negatifnya terhadap kesehatan dan kehidupan sosial.

2. Penguatan Keluarga dan Komunitas

  • Pendidikan Orang Tua: Melakukan pelatihan untuk orang tua dalam hal manajemen konflik, pendidikan anak, dan pengawasan yang efektif terhadap aktivitas remaja mereka.
  • Program Keluarga Sejahtera: Mendukung program pemberdayaan ekonomi keluarga untuk mengurangi tekanan ekonomi yang memaksa remaja untuk terlibat dalam pekerjaan keluarga yang berat.
  • Peningkatan Partisipasi Komunitas: Mendorong partisipasi aktif komunitas dalam mengawasi dan memberdayakan remaja melalui kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial lainnya.

3. Pembangunan Infrastruktur Sosial

  • Peningkatan Akses Pendidikan: Memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan untuk memberikan alternatif yang lebih menarik bagi remaja.
  • Akses Terhadap Layanan Kesehatan Mental: Menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau untuk membantu remaja mengatasi stres dan tekanan psikologis.
  • Pengembangan Fasilitas Rekreasi: Membangun atau meningkatkan fasilitas rekreasi dan kegiatan sosial di pedesaan untuk memberikan pilihan hiburan yang sehat dan positif bagi remaja.

4. Pengawasan dan Pembinaan

  • Pengawasan Positif: Mendorong pengawasan positif oleh orang tua, guru, dan anggota komunitas untuk memastikan remaja terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat dan aman.
  • Program Pembinaan: Mengembangkan program pembinaan dan mentoring untuk remaja, dengan fokus pada pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
  • Penggunaan Teknologi Secara Bijak: Mengedukasi remaja tentang penggunaan internet dan media sosial yang bertanggung jawab serta mengawasi aktivitas online mereka.

5. Penguatan Kerjasama Antar Lembaga

  • Kolaborasi Antara Sekolah dan Komunitas: Mendorong kerjasama antara sekolah, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah dalam menyediakan program dan sumber daya untuk mendukung remaja.
  • Pendekatan Multi-Sektor: Mengadopsi pendekatan lintas sektoral yang melibatkan berbagai pihak termasuk pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi untuk memberikan solusi yang komprehensif.

 

Kenakalan Remaja di lingkup Perkotaan

Kenakalan remaja merupakan fenomena kompleks yang tidak terbatas pada lingkungan tertentu, namun memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada konteks sosial, ekonomi, dan budaya di mana remaja tersebut berada.

Di lingkup perkotaan, kenakalan remaja sering kali mencerminkan tantangan dan dinamika khas dari kehidupan urban yang modern. Perkotaan sering dianggap sebagai pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya yang intens, yang pada satu sisi menawarkan berbagai peluang namun juga menimbulkan berbagai tekanan dan risiko bagi remaja yang tinggal di sana.

 

Faktor-Faktor Kenakalan Remaja di Perkotaan

1. Tekanan Sosial dan Persaingan:

Kehidupan di kota sering kali penuh dengan tekanan untuk tampil dan berprestasi, yang bisa mendorong remaja untuk melakukan tindakan kenakalan sebagai bentuk pelarian.

2. Kemudahan Akses pada Teknologi dan Hiburan:

Akses yang lebih mudah pada teknologi, media sosial, dan berbagai bentuk hiburan modern bisa menjadi pedang bermata dua yang mendorong remaja ke dalam perilaku negatif.

3. Kurangnya Pengawasan Orang Tua:

Di kota, orang tua sering kali sibuk dengan pekerjaan sehingga pengawasan terhadap anak-anak menjadi kurang. Hal ini memberi celah bagi remaja untuk terlibat dalam kenakalan tanpa pengawasan yang memadai.

4. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi:

Ketimpangan ekonomi yang mencolok di kota-kota besar dapat menciptakan kecemburuan sosial dan memicu perilaku kenakalan sebagai bentuk ekspresi dari rasa tidak puas.

 

Fenomena-fenomena Kenakalan Remaja di Perkotaan

1. Perilaku Konsumtif:

Remaja di perkotaan lebih rentan terhadap penggunaan narkoba seperti kokain atau obat-obatan sintetis. Akses yang lebih mudah terhadap berbagai jenis hiburan dan produk konsumsi dapat meningkatkan risiko perilaku konsumtif.

2. Aktivitas Online Negatif:

Remaja di perkotaan lebih mungkin terlibat dalam aktivitas online negatif seperti cyberbullying, mengakses konten tidak pantas, atau terlibat dalam perjudian online.

3. Pengabaian terhadap Pendidikan:

Meskipun akses ke pendidikan lebih baik, beberapa remaja di perkotaan dapat mengalami pengabaian terhadap pendidikan formal karena tekanan dari lingkungan sekitar atau pergaulan yang buruk.

4. Perilaku Seksual dan Kesehatan Seksual:

Remaja di perkotaan mungkin lebih terbuka terhadap informasi tentang kesehatan seksual dan lebih mungkin menggunakan layanan kesehatan seksual.

 

Solusi Preventif dalam Menyelesaikan Kenakalan Remaja di Perkotaan

Di lingkup perkotaan, kenakalan remaja sering kali mencerminkan tantangan dan dinamika khas dari kehidupan urban yang modern. Perkotaan sering dianggap sebagai pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya yang intens, yang pada satu sisi menawarkan berbagai peluang namun juga menimbulkan berbagai tekanan dan risiko bagi remaja yang tinggal di sana. Berikut Solusi:

1. Kemudahan Akses dan Konsumsi:

Perkotaan menawarkan akses yang lebih mudah terhadap berbagai jenis barang dan layanan, termasuk narkoba, minuman keras, dan media yang tidak pantas. Hal ini dapat meningkatkan risiko remaja terlibat dalam perilaku konsumtif dan destruktif.

2. Kecenderungan Individualisme:

Budaya perkotaan sering kali mendorong individualisme dan eksplorasi identitas diri. Remaja cenderung lebih mandiri dalam pengambilan keputusan, yang kadang-kadang dapat mengarah pada eksperimen dengan perilaku yang berisiko.

3. Tekanan Akademik dan Sosial:

Lingkungan perkotaan sering kali menimbulkan tekanan akademik yang tinggi karena persaingan dalam prestasi akademis. Selain itu, tekanan sosial dari teman sebaya dan ekspektasi yang tinggi dari keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku remaja.

4. Akses dan Penggunaan Teknologi:

Remaja perkotaan cenderung lebih terhubung dengan teknologi dan media sosial. Meskipun membawa manfaat komunikasi dan informasi yang besar, teknologi juga membawa risiko seperti cyberbullying, kecanduan internet, dan akses mudah terhadap konten yang tidak pantas.

5. Tingkat Kriminalitas yang Lebih Tinggi:

Perkotaan sering memiliki tingkat kriminalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan, yang dapat mempengaruhi perilaku remaja baik sebagai pelaku maupun korban kejahatan.

Baca juga: Peran Keluarga dalam Masalah Kenakalan Remaja

 

Pentingnya Memahami Konteks dan Tantangan

Memahami karakteristik kenakalan remaja di lingkup perkotaan penting untuk merancang strategi pencegahan yang efektif. Pendekatan yang holistik dan terkoordinasi antara keluarga, sekolah, komunitas, dan lembaga pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Melalui upaya bersama dan pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan mendukung bagi perkembangan positif mereka.

Mengatasi kenakalan remaja di perkotaan memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, mengingat kompleksitas lingkungan perkotaan yang mempengaruhi perilaku remaja. Berikut beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

1. Penguatan Pendidikan dan Sekolah

  • Pendidikan Karakter: Mengintegrasikan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial ke dalam kurikulum untuk membantu membentuk perilaku positif.
  • Pengembangan Keterampilan Sosial: Menyediakan program pengembangan keterampilan sosial untuk membantu remaja dalam mengelola emosi, konflik, dan tekanan dari lingkungan sekitar.
  • Konseling dan Bimbingan: Menyediakan layanan konseling secara terjangkau dan mudah diakses untuk membantu remaja dalam mengatasi masalah pribadi dan keluarga yang mungkin mempengaruhi perilaku mereka.

2. Penguatan Keluarga dan Komunitas

  • Pendidikan Orang Tua: Menyelenggarakan program pendidikan orang tua untuk membantu mereka memahami dan mengelola tantangan yang dihadapi remaja dalam lingkungan perkotaan.
  • Program Keluarga Sejahtera: Mendukung program pemberdayaan ekonomi keluarga untuk mengurangi tekanan ekonomi yang dapat memicu kenakalan remaja.
  • Partisipasi Komunitas: Mendorong partisipasi aktif komunitas dalam memfasilitasi kegiatan positif bagi remaja, seperti olahraga, seni, dan kegiatan sukarela.

3. Pengawasan dan Pembinaan

  • Pengawasan Positif: Mendorong orang tua, guru, dan anggota komunitas untuk mengawasi dan memberikan dukungan positif kepada remaja, serta memonitor kegiatan mereka.
  • Mentoring: Membangun program mentoring di sekolah atau komunitas untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada remaja dalam mengambil keputusan yang tepat.
  • Penggunaan Teknologi Secara Bijak: Memberikan edukasi kepada remaja tentang penggunaan internet dan media sosial yang aman serta bertanggung jawab.

4. Peningkatan Akses Terhadap Layanan Kesehatan dan Psikologis

  • Layanan Kesehatan Mental: Meningkatkan akses dan kesadaran tentang layanan kesehatan mental, termasuk layanan konseling dan terapi bagi remaja yang membutuhkan.
  • Layanan Kesehatan Seksual: Menyediakan layanan kesehatan seksual yang mudah diakses dan informatif untuk remaja guna mengurangi risiko perilaku seksual berisiko.

5. Pembangunan Infrastruktur Sosial

  • Fasilitas Rekreasi dan Kegiatan Positif: Membangun atau meningkatkan fasilitas rekreasi seperti taman, lapangan olahraga, dan pusat kegiatan remaja untuk mengurangi kekosongan waktu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan negatif.
  • Peningkatan Akses Pendidikan: Memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan formal dan non-formal di perkotaan untuk memberikan alternatif yang lebih menarik bagi remaja.

6. Kolaborasi Antar Lembaga

  • Kerjasama Lintas Sektor: Mendorong kerjasama yang erat antara sekolah, lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta dalam menyediakan sumber daya dan program untuk mendukung remaja.
  • Advokasi dan Kebijakan Publik: Melibatkan diri dalam advokasi untuk kebijakan publik yang mendukung remaja, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi yang lebih baik.

 

Penulis: Muhammad Rhiza Ananda
Mahasiswa Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.