Tercekiknya Ekonomi Keluarga Selama Pandemi Covid-19

ekonomi

Sejak awal masuknya virus Corona ke negara kita Indonesia memang sudah membuat seluruh negara menjadi khawatir. Jauh sebelum virus corona ini terkonfirmasi telah masuk ke Indonesia, beberapa orang sudah merasa khawatir akan dampak yang ditimbulkan oleh virus Corona jika menjangkiti banyak manusia.

Begitu berita mengabarkan bahwa virus Corona sudah hadir di antara kita warga Indonesia, sempat terjadinya panic buying di beberapa tempat. Banyak dari masyarakat menyetok berbagai kebutuhan seperti beberapa bahan makanan, makanan instan, dan bahan-bahan pokok lainnya. Hal ini membuktikan rasa khawatir kita terhadap virus Corona ini bukanlah suatu hal yang main-main.

Virus Corona ini tentu saja memberikan dampak yang tidak bagus bagi kesehatan jika sudah terinfeksi dengan manusia. Dampak yang ditimbulkan seperti suhu tubuh meninggi, batuk, kehilangan beberapa indera dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Teknologi Komunikasi

Virus Corona ini ternyata tidak hanya memberikan dampak kesehatan saja namun juga memberikan dampak negatif dalam hal ekonomi. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh negara kita Indonesia saja, namun seluruh dunia mengalami pelemahan di bidang ekonomi.

Sebagaimana pernyataan Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani dalam diskusi daring dengan BNPB, “sekarang sektor UMKM dan informal pun juga terpukul karena Covid-19 ini mengisyaratkan orang tidak boleh atau membatasi interaksi,” Jakarta, Selasa (30/06/2020).

Beliau juga memaparkan bahwa Covid-19 ini berhasil membuat konsumsi rumah tangga atau daya beli jatuh sangat dalam. Padahal konsumsi 60% menopang ekonomi.

Hal tersebut juga berdampak kepada ekonomi di dalam keluarga. Hal ini terasa jelas pada saat pandemik virus Corona sudah hadir di tengah-tengah kita.

Dampak ini terasa lebih berat bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tetap. Para pencari nafkah yang tidak memiliki pendapatan tetap seperti tukang ojek, tukang angkot, pengusaha, pedagang kecil, pedagang kaki lima, tukang pangkas dan masih banyak lagi.

Contoh pekerja yang memiliki pendapatan tetap itu seperti para pegawai negeri sipil atau PNS, pegawai perusahaan, dan beberapa lainnya mungkin secara ekonomi tidak terlalu berdampak jika dibandingkan dengan pekerja yang pendapatannya tidak tetap.

Hal ini jauh lebih terasa kepada orang orang yang memberikan jasa langsung dan dekat dengan pelanggan seperti pengajar tutor les privat, jasa pengurut badan, pengusaha salon atau klinik kecantikan dan juga tukang pangkas rambut dan lain-lain.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Meningkatnya Angka Pengangguran di Indonesia

Berkurangnya pendapatan ini jauh lebih terasa pada saat PSBB atau pembatasan sosial berskala besar dan PPKM darurat yang ditetapkan oleh pemerintah

Akibat dari berkurangnya pendapatan selama pandemik virus Corona ini para kepala keluarga dan juga pekerja yang terdampak harus memaksa untuk memutar otak agar segala kebutuhan tetap terpenuhi. Lantas kemudian timbul pertanyaan, bagaimana caranya agar situasi tetap terkendali?

Selain harus menghemat dan bijak dalam mengatur keuangan di keluarga, kepala keluarga juga harus mencari pekerjaan tambahan selama pandemik Corona. Namun, sayangnya mencari mata pencaharian bukanlah hal yang mudah sebelum adanya pandemik virus Corona ini kurangnya lapangan pekerjaan memang sudah menjadi salah satu masalah utama di negeri kita Indonesia ini apalagi ditambah selama pandemik virus Corona ini mencari pekerjaan kian menjadi lebih sulit.

Memang para pemerintah negara kita Indonesia tidak diam saja dalam membantu warganya secara bantuan ekonomi seperti diskon listrik, bantuan sosial, bantuan program keluarga harapan, bantuan subsidi kuota internet.

Langkah ini memang langkah yang sudah baik yang dipilih oleh pemerintah dalam membantu masyarakatnya dari hal ekonomi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa bantuan ini kadang kala tidak cukup membantu sepenuhnya.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku UMKM Top Chicken

Ditambah lagi sekarang ini banyak harga bahan-bahan pokok yang melambung tinggi yang tentu membuat ekonomi di dalam keluarga semakin mencekik. Seperti contohnya kembali melambungnya harga minyak goreng, setelah HET atau Harga Eceran Tertinggi minyak goreng dicabut oleh pemerintah. Hal ini di tegaskan oleh Arief Prasetyo selaku Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Ini adalah beberapa cara dan tips agar keuangan di dalam keluarga tetap aman dan terjaga selama pandemik virus Covid-19 ini:

  1. Pertama-tama terlebih dahulu kita harus tenang dan ikhlas. Karena disaat kita tenang kita akan merasa rileks dan kecemasan-kecemasan kita akan berkurang, dengan merasa rileks kita dapat berpikir dengan baik sehingga tidak mengambil langkah-langkah yang salah.
  2. Kedua, kita harus melihat lagi atau mengevaluasi kembali pendapatan-pendapatan yang masih kita terima.
  3. Ketiga, pada bagian ini kita dapat mengatur ulang pengeluaran dalam keluarga kita dan kita mencocokannya dengan sumber-sumber pendapatan yang masih kita terima selama pandemik virus Corona ini.

Yang tidak dapat dipungkiri ialah harapan masyarakat masih besar kepada pemerintah untuk bisa membantu warganya. Seperti halnya kepada keluarga-keluarga yang kehilangan kepala keluarga akibat terpapar virus Corona ini.

Memang semua ini tidak dapat diprediksi dan bukan sesuatu yang butuh waktu singkat untuk bisa mengembalikan situasi negara baik secara ekonomi atau lain-lain dalam waktu yang singkat. Tetapi sudah seharusnya pemerintah mengambil tindakan baru dalam mengatasi masalah ekonomi yang sudah sangat memprihatinkan di dalam keluarga.

Dapat kita lihat dampak yang paling sederhana ialah ketika ekonomi didalam keluarga terpuruk akibat pandemik virus Corona adalah asupan nutrisi yang kurang baik serta obat-obatan yang kurang guna mencegah terpaparnya virus Corona.

Penulis: M. Sulthanul Arifin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.