Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Teknologi Komunikasi

Dampak Pandemi Teknologi Komunikasi

DITEMUKANNYA VIRUS BARU

Virus adalah organisme parasit yang sudah tidak asing didengar, terlebih lagi dalam dunia kesehatan. Virus membutuhkan inang untuk bertahan hidup. Inang yang dimaksud adalah makhluk hidup seperti manusia, hewan atau tanaman. Bertahun – tahun seluruh tenaga kesehatan terutama dokter memberikan pengobatan terbaik dan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari terjangkit berbagai virus. Lalu, kejadian berkaitan dengan virus tak terduga pun terjadi yaitu pada tanggal terakhir pada tahun 2019 World Health Organization (WHO) mendapatkan informasi dari Negara China, Provinsi Hubei atau spesifiknya Kota Wuhan, melaporkan adanya 44 pasien dirawat memiliki gejala yang sama yaitu pneumonia berat [1]. Virus asing ini dengan cepat menyebar dan menginfeksi hampir seluruh warga yang berada di kota Wuhan.

PENAMAAN VIRUS DAN DIKETAHUI CARA PESEBARANNYA

WHO pun mengonfirmasi kebenaran laporan adanya virus asing yang tersebar di Kota Wuhan, China. Seluruh dunia terkejut akan kejadian infeksi akut ini pada awal tahun 2020. Dimana, belum ada sebab pasti bagaimana infeksi yang menyerang saluran pernapasan dapat tersebar. Virus yang menyebar dan tidak diketahui itu pun akhirnya diberikan nama Severe Acute Respriratory Syndrome Coronavirus-2 yang disingkat sebagai SARS-Cov-2. Penamaan tersebut terjadi pada tanggal 11 Februari tahun 2020 oleh WHO. Corona dalam bahasa latin mempunyai arti mahkota. Arti dari Corona itu sendiri cocok dengan virus ini, karena ditemukan nya bentuk membran virus yang terlihat sama dengan mahkota [2]. Setelah banyak penelitian dinyatakan bahwa proses infeksi virus Covid-19 diakibatkan droplet atau cairan yang keluar dari seseorang yang terjangkit saat bersin atau batuk dan mengenai benda sekitar. Dalam hal ini, manusia yang makhluk sosial yang saling berdampingan membuat proses infeksi virus ini sangat cepat.

VIRUS COVID-19 DITEMUKAN DI INDONESIA

Persebaran virus Covid-19 semakin tak terkendali dan mulai menyebar ke berbagai negara di belahan dunia. Terbukti saat Presiden Indonesia yaitu Pak Joko Widodo mengonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020, adanya laporan yang menyatakan bahwa terdapat 2 kasus pasien terjangkit Covid-19 pertama di Indonesia [3]. Kasus infeksi Covid-19 kian bertambah, seluruh wilayah sudah memberikan informasi tentang pasien yang positif terjangkit virus ini. Per 17 April 2020 sebanyak 5.923 kasus dengan korban yang meninggal dunia sebanyak 520 jiwa [4]. Meningkat cepat dari kasus pertama yang dikabarkan pada awal Maret 2020. Dalam menanggulangi bencana tak terduga (Covid-19), pemerintah Indonesia telah menyiapkan protokol kesehatan untuk mengurangi virus Covid-19 menyebar lebih cepat.

Bacaan Lainnya
DONASI

PROTOKOL SELAMA PANDEMI COVID-19

Dengan melakukan langkah – langkah seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker, mencuci tangan dengan air atau menggunakan hand sanitizer, meningkatkan kekebalan tubuh dan menerapkan hidup sehat dan bersih. Selain protokol kesehatan yang sudah dihimbau untuk diterapkan selama pandemi Covid-19, pemerintah bersama dengan departemen kesehatan membuat panduan menjaga jarak sosial kepada masyarakat yang menghasilkan penutupan sekolah dan aktivitas bisnis [5]. Dengan adanya peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengurangi angka bertambahnya masyarakat yang terjangkit virus Covid-19 yaitu pembatasan jarak sosial. Hal ini membuat seluruh aktivitas masyarakat yang rentan terjangkit dihentikan sementara. Dalam arti, tidak boleh bertatap muka secara langsung. Mengingat penyebaran Covid-19 melalui droplet dari manusia.

WORK FROM HOME

Solusi agar masyarakat tetap bisa beraktivitas adalah dengan Work from home (WFH) dan belajar online. Tetapi, banyak masyarakat yang belum terbiasa dengan terbatasnya semua kegiatan dan bagi sebagian masyarakat hal ini merupakan masalah baru. Konsep dari Work From Home (WFH) adalah menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan kepada karyawan suatu perusahaan dari mana saja dan kapan saja [6]. Konsep WFH itu sendiri tidak hanya ditujukan bagi karyawan semata. Ini juga berlaku pada setiap masyarakat yang harus bekerja atau para pelajar yang harus belajar di rumah. Tetapi saat ini, istilah untuk belajar di rumah adalah belajar secara online atau daring. Oleh karena itu, banyak orang mencari dan menggunakan fitur online untuk menunjang suatu pertemuan tanpa bertatap muka. Perusahaan teknologi pun banyak memperbaharui fitur yang ada di dalam aplikasi telekonferensinya begitu juga dengan Google. Google meet adalah aplikasi yang dikeluarkan oleh Google. Di dalam Google meet mempunyai fitur untuk melakukan panggilan berupa video yang dapat menampung setidaknya 25 pengguna setiap kali pertemuan [7]. Google meet menjadi aplikasi pertemuan online yang efektif untuk melakukan Work From Home (WFH) dan proses belajar mengajar. Yang dimana pada masa pandemi Covid-19 masih berlangsung kita sebagai makhluk sosial dapat bersosialisasi dengan rekan atau teman lainnya tanpa bertatap muka secara langsung.

DAMPAK TERHADAP TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dari penjelasan awal, penyebaran virus Covid-19 sangat menimbulkan perubahan dan memberikan dampak pada sistem kehidupan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Seperti dari segi sosial, ekonomi, politik, dan ibadah. Sistem pendidikan Indonesia juga ikut terdampak yang seharusnya dilakukan dengan pembelajaran tatap muka menjadi belajar di rumah (online). Usaha pemerintah Indonesia dalam mencegah tersebarnya Covid-19 lebih luas, diharapkan dapat memberi manfaat baru. Yaitu, terciptanya sistem pendidikan Indonesia yang efektif dan efisien.

Selain dalam ranah pendidikan, seluruh aspek kegiatan yang mengalami perubahan dengan menggunakan teknologi terutama untuk berkomunikasi pada masa pandemi Covid-19 dapat dijadikan peluang untuk menjadi suatu kemajuan yang besar di Indonesia. Masyarakat luas akan sering menggunakan teknologi dalam aktivitas sehari-harinya, membuat segala pertemuan menjadi tak terbatas ruang maupun waktu. Penggunaan teknologi pun semakin terasa dekat dan akan terus berkembang di Indonesia walaupun pandemi virus Covid-19 ini sudah hilang.

DAFTAR PUSTAKA

[1]      P. D. O. Davies, “Multi-drug resistant tuberculosis,” CPD Infect., vol. 3, no. 1, pp. 9–12, 2002.

[2]      Yulianingsih, Y. Hayati, T. Kurnia, A. Nursihah, and Arif, “Pengenalan Covid-19 pada Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita,” Digit. Libr. UIN Sunan Gunung Jati, no. April, pp. 1–12, 2020, [Online]. Available: http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/30608.

[3]      R. Djalante et al., “Review and analysis of current responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020,” Prog. Disaster Sci., vol. 6, 2020, doi: 10.1016/j.pdisas.2020.100091.

[4]      E. Yanti, N. Fridalni, and Harmawati, “Mencegah penularan virus corona,” J. Abdimas Saintika, vol. 2, p. 7, 2020, [Online]. Available: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/abdimas/article/view/553/pdf.

[5]      J. Li, R. Ghosh, and S. Nachmias, “In a time of COVID-19 pandemic , stay healthy , connected , productive , and learning : words from the editorial team of HRDI,” Hum. Resour. Dev. Int., vol. 23, no. 3, pp. 199–207, 2020, doi: 10.1080/13678868.2020.1752493.

[6]      R. Komalasari, “Manfaat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Masa Pandemi Covid 19,” Tematik, vol. 7, no. 1, pp. 38–50, 2020, doi: 10.38204/tematik.v7i1.369.

[7]      D. Sawitri, “Penggunaan Google Meet Untuk Work From Home Di Era Pandemi Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19 ),” J. Pengabdi. Masy., vol. 2, no. April, pp. 13–21, 2020.

Kirana Alyssa Putri
Mahasiswa Teknik Informatika
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI