Uji Efektifitas Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) untuk Penyakit Diabetes Mellitus

Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi)
Daun Belimbing Wuluh (Sumber: Penulis)

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Amerika dan beriklim tropis, dibudidayakan di sejumlah negara seperti Malaysia, Argentina, Australia, Brazil, India, Filipina, Singapura, Thailand, dan Venezuela.

Di Indonesia belimbing wuluh sudah mulai dimanfaatkan salah satunya adalah daunnya. Daun dan buah belimbing wuluh telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk sebagai bumbu masak, dan pengobatan tradsional untuk beberapa penyakit, antara lain demam, nyeri sendi, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus

Daun belimbing wuluh memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dimiliki oleh banyak tanaman.

Bacaan Lainnya

Flavonoid memiliki beberapa aktivitas farmakologikal yang berfungsi sebagai antioksidan dan antidiabetes. Selain itu,daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escerichia coli dan Staphylococcus aureus..

Baca juga: Pengaruh Ekstrak Air Daun Belimbing Wuluh Sebagai Peluruh Batu Ginjal

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja atau sekresi insulin.

Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas yang memegang peranan sangat penting, yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam proses metabolisme untuk membentuk sel baru dan menggantikan sel yang rusak.

Apabila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibatnya glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah dan kadarnya di dalam darah akan meningkat.

Nilai normal pada kadar glukosa darah sewaktu yaitu kurang dari 200 mg/dL, dan kadar glukosa darah puasa yaitu kurang dari 126 mg/dL. Diabetes melitus apabila dibiarkan terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya kerusakan serius pada pembuluh darah, mata, jantung, ginjal, dan saraf.

Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) diperkirakan 537 juta orang dewasa berusia 20-79 tahun di seluruh dunia (10,5% dari semua orang dewasa dalam kelompok usia ini) menderita diabetes mencakup diabetes tipe 1 dan tipe 2 serta diabetes yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis.

Salah satunya adalah Indonesia yang menduduki urutan ke-5 di dunia dengan jumlah orang dewasa (20–79 tahun) dengan penyakit diabetes pada tahun 2021.

Gejala yang dikeluhkan oleh penderita diabetes mellitus adalah polidipsia, poliuria,polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan. Keluhan lain adalah lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria,pruritus vulvae pada pasien wanita, serta luka yang sukar sembuh.

Baca juga: Pemanfaatan Tanaman Belimbing Wuluh (Averrho bilimbi) sebagai Obat Hipertensi

Secara tradisional banyak tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes. Namun, penggunaan tanaman obat tersebut kadang-kadang hanya didasarkan pada pengalaman dan belum didukung oleh penelitian terutama uji farmakologinya.

Salah satu obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat antidiabetes adalah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Tanaman tersebut secara empiris mempunyai khasiat untuk pengobatan diabetes melitus. Sebagai bahan obat yang digunakan adalah rebusan daun belimbing wuluh (Sudarsono, dkk., 2002).

Zat aktif yang bisa di dapat pada daun belimbing wuluh antara lain adalah saponin dan flavonoid. Saponin berfungsi sebagai anti hiperglikemik dengan cara mencegah pengambilan glukosa pada brush borderdi usus halus. Sedangkan flavonoid merupakan alfaglukosidase yang berfungsi untuk menunda absorbsi karbohidrat sehingga kadar glukosa darah akan menurun.

Selain itu, buah belimbing wuluh memiliki beberapa kandungan vitamin dan mineral antara ribovlavin, vitamin B1, niasin, asam askorbat, karoten, vitamin A, sedangkan mineralnya antara lain phosphor, kalsium dan besi.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan adalah menekan pembentukan ROS (Reactive Oxygen Species) dengan menghambat enzim dalam pembentukan ROS dan meningkatkan regulasi serta proteksi dari antioksidan. Flavonoid pun dapat melindungi membran lipid dari kerusakan oksidatif, sehingga peroksidasi lipid dapat dihambat dan peningkatan kadar Malondialdehid (MDA) dapat dicegah.

Berdasarkan tahapan penelitian, ekstraksi daun belimbing wuluh dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Pendit dkk, 2013):

  1. Daun belimbing wuluh dicuci hingga bersih, kemudian dirajang, dan ditimbang.
  2. Daun belimbing wuluh yang sudah dirajang kemudian dimasukkan ke dalam bejana atau toples dan ditambahkan pelarut air atau etanol 70 % dengan berbagai rasio bahan pelarut (b/v) (1:4 ; 1:5 ; 1:6).
  3. Daun belimbing wuluh dan pelarut yang telah tercampur kemudian ditutup rapat agar terlindung dari sinar matahari.
  4. Kemudian diamkan selama + 24 jam untuk proses ekstraksi.
  5. Pisahkan filtrat dan residu dengan menggunakan corong yang telah dialasi dengan kain saring dan kertas saring kasar.
  6. Setelah diperoleh filtrat, kemudian dievaporasi dengan suhu 75o C hingga total padatan terlarut mencapai 60o Brix untuk menghilangkan pelarut.

Maka dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwasanya daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat mengobati diabetes mellitus, karena pada daun belimbing wuluh terdapat flavonoid, saponin, tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat. Flavonoid memiliki beberapa aktivitas farmakologikal yang berfungsi sebagai antioksidan dan antidiabetes.

 

Penulis:

  1. Faradifa
  2. Nur Aziza
  3. Ruwaida Novela

Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI