Pendahuluan
Di era yang ditandai oleh ketidakpastian, kompleksitas, dan percepatan perubahan global, kebutuhan akan pemimpin yang tidak hanya kompeten secara manajerial tetapi juga memiliki karakter dan nilai luhur menjadi semakin mendesak.
Dunia manajemen tidak lagi sekadar berbicara tentang efisiensi dan profitabilitas, tetapi juga tentang etika, keberlanjutan, dan kemanusiaan. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab penting dalam mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang berintegritas dan berjiwa sosial.
Dalam konteks ini, pemikiran dan teladan Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan, khususnya di lingkungan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), yang memang didirikan atas dasar cita-cita beliau.
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang tokoh pelopor pendidikan nasional Indonesia, mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang elitis. Ia memperjuangkan pendidikan yang merdeka, holistik, dan berakar pada budaya bangsa.
Salah satu ajaran kepemimpinan beliau yang paling terkenal adalah semboyan: “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”. Ungkapan ini bukan hanya prinsip pendidikan, tetapi juga filosofi kepemimpinan yang mencerminkan sikap seorang pemimpin sejati.
Nilai-Nilai Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara
Keteladanan (Ing Ngarso Sung Tulodo) menekankan pentingnya pemimpin sebagai panutan. Dalam konteks manajemen, ini berarti pemimpin harus menunjukkan integritas, etos kerja, dan tanggung jawab yang dapat dicontoh oleh timnya.
Partisipatif dan Inspiratif (Ing Madyo Mangun Karso) menggarisbawahi peran pemimpin sebagai fasilitator yang membangkitkan semangat dan kreativitas anggota tim. Pemimpin tidak hanya mengarahkan, tetapi juga membangun dan menyemangati dalam kebersamaan.
Empowerment dan Dukungan (Tut Wuri Handayani) berarti pemimpin memberi kepercayaan dan mendukung pertumbuhan anggota tim dari belakang. Ini sejalan dengan konsep servant leadership yang menempatkan kepentingan orang lain sebagai prioritas.
Selain ketiga prinsip tersebut, Ki Hajar juga menanamkan nilai kemandirian, nasionalisme, dan etika sosial dalam kepemimpinan. Nilai-nilai ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang kontekstual, membumi, dan berorientasi pada kemaslahatan bersama.
Baca Juga: Pendidikan Islam Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Kampus Merdeka Belajar
Integrasi Nilai-Nilai Tersebut dalam Perkuliahan Magister Manajemen
Di Program Magister Manajemen UST (MM-UST), nilai-nilai kepemimpinan Ki Hajar Dewantara diintegrasikan dalam berbagai aspek pembelajaran. Dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga teladan dan pembimbing, mencerminkan prinsip “Ing ngarso sung tulodo”.
Perkuliahan dirancang dengan pendekatan dialogis dan kolaboratif, sehingga mahasiswa terlibat aktif dalam proses belajar dan pengambilan keputusan, sejalan dengan “Ing madyo mangun karso.
Mahasiswa juga didorong untuk mengembangkan proyek-proyek yang memiliki dampak sosial, seperti penembangan UMKM dan studi kasus berbasis lokal. Dalam hal ini, peran dosen adalah memberikan ruang, dukungan, dan bimbingan tanpa mendominasi, sesuai dengan semangat “Tut wuri handayani”.
Penilaian dalam perkuliahan tidak hanya berdasarkan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik, mencakup sikap, kepemimpinan, dan kontribusi terhadap lingkungan belajar. Hal ini menciptakan iklim akademik yang membentuk pemimpin yang utuh secara kepribadian.
“Selain itu, mahasiswa MM-UST diajarkan untuk menjadi Ngandel, Kandel, Kendel dan Bandel, sebuah prinsip yang sangat unik namun sangat dapat diterapkan dalam kepeminpinan dan kehidupan sehari-hari,” ujar Juwarso, ST, MM, seorang alumni MM-UST.
Menurut buku Ketamansiwaan, Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa barang siapa yang dapat percaya kepada kekuatn Tuhan dan dirinya (Ngandel), tentu saja akan berani (kendel) maka iya kan kuat jiwa dan raganya (kandel).
Relevansi dengan Dunia Manajemen Modern
Nilai-nilai kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sangat relevan dengan kebutuhan dunia manajemen saat ini. Di tengah krisis etika dan disorientasi nilai, pendekatan kepemimpinan yang humanis dan berakar pada budaya lokal menjadi alternatif penting.
Kepemimpinan yang mengedepankan keteladanan, kolaborasi, dan pemberdayaan sangat dibutuhkan dalam organisasi yang ingin bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Dr. Muinah Fadilah salah dosen di Magister Manajemen mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran mahasiswa MM UST diminta secara mandiri mengembangankan keilmuan dari para pengajar sampai dapat menjadi aplikatif digunakan dalam dunia kerja sehari-hari.
“Gunakan (prinsip) ATM (Amati/Niteni, Tiru/Niroke, dan Modifikasi/Nambahi) serta prinsip opor bebek mateng seko awake dewek, setiap dosen dan mahasiswa mempunyai kompetensi dan kelebihan sendiri -sendiri bisa dikembangkan untuk memimpin di lingkungannya,” ujar Dr. Muinah Fadillah, MM. Prinsip 3N, Niteni, Niroke dan Nambahi, merupakan ajaran yanf sudah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara sejak dulu namun masih sangat relevan dengan dunia manajemen saat ini.
Baca Juga: Relevansi Dasar Ajar Pendidikan Ki Hajar Dewantara “Asih, Asuh, dan Asah” untuk Generasi Z
Lulusan Magister Manajemen UST diharapkan tidak hanya menjadi manajer yang mampu mengelola sumber daya, tetapi juga pemimpin yang mampu menginspirasi perubahan positif di organisasi dan masyarakat. Nilai-nilai Ki Hajar memberikan landasan moral dan kultural yang kuat bagi pengembangan kepemimpinan seperti ini.
Teladan nilai-nilai kepemimpinan Ki Hajar Dewantara bukan hanya warisan historis, tetapi juga sumber inspirasi yang hidup dalam dunia pendidikan dan manajemen masa kini.
Melalui perkuliahan Magister Manajemen di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, nilai-nilai tersebut terus dihidupkan dan ditransformasikan menjadi praktik nyata yang membentuk karakter pemimpin masa depan.
Dengan mengusung semangat “tut wuri handayani”, pendidikan manajemen di UST menjadi medan latihan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana, berkarakter, dan membumi.
Mari bergabung bersama UST, dan menjadi bagian dari generasi pemimpin bisnis yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga arif dalam sikap, serta membawa nilai-nilai luhur bangsa ke dalam setiap keputusan dan tindakan. Bersama UST, mari membangun masa depan yang berkarakter, berdaya, dan bermakna.
Informasi Pendaftaran MM-UST di nomor telepon +62 274-1234567, melalui sits www.ust.ac.id/mm atau mengunjungi langsung Kampus MM-UST Yogyakarta: Jl. Kusumanegara No. 157.
Penulis:
1. Juliana Ayu
2. Harnandito Paramadharma
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News