Relevansi Dasar Ajar Pendidikan Ki Hajar Dewantara “Asih, Asuh, dan Asah” untuk Generasi Z

Generasi Z
Ilustrasi Generasi Z (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Generasi Z, merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997 sampai 2009, yang dimana generasi Z ini sering disebut generasi teknologi. Generasi Z pastinya generasi yang memang tidak bisa hidup tanpa teknologi. Para Generasi Z generasi sangat canggih, karena pada generasi ini sudah mengenal teknologi sejak mAsih kecil.

Kenyataannya, pada saat ini tidak ada manusia yang tidak mengenal smartphone, yang dimana pastinya hampir seluruh manusia yang ada di bumi ini memiliki smartphone, karena saat ini smartphone menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia.

Dengan adanya teknologi smartphone dan jaringan internet yang membuat semua orang bisa mengakses seluruh isi dunia, khususnya pada bidang pendidikan.  

Bacaan Lainnya
DONASI

Pendidikan merupakan salah satu yang menjadi landasan utama dalam membentuk karakter. Dalam pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan/wawasan, potensi, keterampilan individu.

Pendidikan saat ini dijadikan hal yang wajib khususnya bagi warga negara Indonesia. Yang di mana pendidikan merupakan salah satu kunci utama kemajuan bangsa Indonesia dan menghadapi tantangan masa depan.

Sistem pendidikan yang baik kualitasnya pasti akan menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul dan akan membuat negara semakin maju. Dengan begitu, negara yang tidak memiliki sistem pendidikan yang rendah akan membuat negara terbelakang.

Ki Hajar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan di Indonesia. Yang dimana beliau mencetuskan Dasar Ajar Asih, Asuh, dan Asah yang masih relevan sampai saat ini dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Dasar Ajar pertama yaitu Asih, yang dimana pendidik atau seorang guru harus atau berkewajiban memberikan kasih sayang, empati, dan perhatian kepada peserta didik untuk kesejahteraan mental dan emosional peserta didik.

Misalnya dengan cara bersikap adil dan tidak pilih-pilih kepada peserta didik, merupakan salah satu bentuk Asih yang sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional peserta didik.

Pada kenyataannya cara mengasihi generasi Z pada saat ini harus dengan memberikan kasih sayang dengan lembut. Generasi Z tidak bisa dididik dengan tegas dan keras seperti generasi sebelumnya.

Jika generasi Z diberikan didikan dengan tegas dan keras, maka generasi Z merasa bahwa dirinya ditidak dikasih sayangi. Berbeda dengan dahulu, bentuk tindakan tegas dan keras orangtua atau guru kita merupakan sebuah bentuk dari sebuah kasih sayang, agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.

Dasar Ajar yang kedua yaitu Asuh, pendidik sering disebut sebagai orangtua kedua ketika berada di sekolah. Yang dimana pada konsep Asuh ini memiliki pengertian mengasuh atau membimbing.

Konsep Asuh sendiri tidak hanya memiliki pengertian membimbing, akan tetapi sebagai pendidik perlu untuk mendukung perkembangan peserta didik. Misalnya, menyediakan bimbingan dan dukungan akademik maupun non-akademik bagi setiap individu.

Generasi Z pada saat ini kenyataannya merasa lebih mandiri, dikarenakan mereka merasa bahwa bisa untuk mengarahkan dirinya sendiri tanpa perlu bimbingan orang lain dengan memanfaatkan teknologi untuk mencari segala informasi yang dibutuhkan.

Misalnya, pernah saya ketahui di salah satu sekolah yang dimana peserta didik berlomba-lomba untuk menggali prestasi dirinya dari informasi yang mereka dapatkan pada web atau sosial media. Dengan begitu mereka sangat terlihat mandiri walaupun tanpa bimbingan langsung dari guru.

Dasar Ajar yang ketiga adalah Asah, yang memiliki pengertian mengasah pengetahuan atau kecerdasan intelektual, emosional peserta didik. Seperti pada kegiatan pembelajaran, dan guru memaparkan sebuah materi, merupakan salah satu bentuk “Asah” atau mengasah kemampuan peserta didik.

Pada saat ini, generasi Z sangat menyukai pembelajaran yang interaktif dan canggih. Seperti dengan penggunaan teknologi dan media saat kegiatan pembelajaran.

Peserta didik lebih terlihat aktif dalam pembelajaran ketika guru memaparkan sebuah teknologi, yang dimana pada kenyataannya generasi Z tidak akan pernah terlepas dari sebuah teknologi tersebut. Karena dengan guru memberikan pengajaran yang berdasar dengan kehidupan sehari-hari peserta didik pastinya lebih bisa menjadikan pembelajarn tersebut mejadi bermakna.

Beda dengan jaman dahulu ketika teknologi masih belum ada, guru mungkin hanya bisa melaksanakan pembelajaran tradisional yang hanya memanfaatkan papan tulis dan metode ceramah.

 

Penulis: Anggrika Firstya Pratiwi
Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023 Pendidikan Bahasa Jawa-Universitas Negeri Surabaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI