Bagaimana menjadi Insan Akademik?

Akademik
Perguruan Tinggi IPB University, Bogor, Indonesia (Sumber: Penulis)

Definisi

Insan akademik dapat diartikan sebagai orang yang berkecimpung didalam dunia akademik dibawah institusi resmi. Institusi ini bisa perguruan tinggi, sekolah umum, baik formal dan informal.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa insan akademik bisa berarti lebih luas, yaitu setiap orang yang sedang berjuang untuk mengimplementasikan nilai nilai akademik yang didapatkan dibangku sekolah maupun kuliah didalam kehidupan sehari-hari.

Apapun definisi insan akademik menurut Ade Alawi ada poin-poin penting yang perlu dipahami, dikembangkan dan ditingkatkan ketika seseorang menjadi insan akademik yaitu: meningkatkan berfikir kritis, analitis, sistematis, mendasar, komprehensif dan bertanggung jawab.

Bacaan Lainnya
DONASI

Karena setelah proses belajar dikampus usai maka diharapkan insan insan ini dapat menjadi agen perubahan (agent of change) sekaligus dapat menjaga nilai-nilai baik yang ada didalam masyarakat (guardian of value).

Peran Perguruan Tinggi

Pembentukan seseorang menjadi insan akademik dapat bermula dari perguruan tinggi, dimana tempat ini adalah berkumpulnya seluruh manusia yang tertarik untuk belajar, mengajar, berdiskusi dan menemukan hal hal baru dalam memahami kehidupan.

Disini semua orang diberi tempat untuk berekspresi seluas-luasnya dengan tetap bertanggung jawab. Tempat untuk berekspresi tersebut dapat berupa podium untuk mempresentasikan ide, konsep penelitian, ideologi, gagasan, publikasi jurnal hasil penelitian dan lain-lain.

Didalam perguruan tinggi ini masa yang krusial bagi setiap insan akademik untuk menempa dirinya dalam proses panjang menjadi akademis yang sejati. Maka untuk menjadi akademis sejati perlu integritas yang harus dimiliki setiap insan akademik.

Didalam jurnal yang ditulis oleh Guerrero-Dib ada empat istilah elemen integritas akademik yaitu kebenaran, koherensi, prinsip etika dan motivasi yag baik.

Sehingga definisi integritas akademik dari empat elemen ini yang akan menciptakan kebiasaan didalam melakukan pembelajaran didalam dan diluar institusi akademik.

Dengan adanya kebiasaan yang telah terukir didalam perguruan tinggi tersebut, diharapkan kebiasaan baik tersebut dapat dibawa insan akademik kesemua lini kehidupannya baik dilingkungan bekerja, bermasyarakat dan berkeluarga.

Ilmuwan-ilmuwan

Jika kita kembali kemasa lalu maka dapat dipahami bagaimana perubahan kehidupan dunia berawal dari perguruan tinggi, yaitu dengan adanya penemuan penemuan baru oleh insan yang mencintai ilmu dan mendalaminya untuk kesejahteraan masyarakat.

Thomas Edison yang menemukan lampu pijar, Graham bell menemukan telepon, Galileo galilei menemukan teleskop, Ibnu-sina yang dikenal dengan karyanya dibidang kodokteran, Ibnu Khaldun yang dikenal karyanya dalam bidang sosial dan sejarah, dan banyak lagi tokoh lainnya.

Mereka mendalami ilmunya masing-masing dan melakukan penelitian-penelitian yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Sampai sekarang pun penemuan-penemuan baru terus berlanjut, Indonesia tidak ketinggalan juga dalam hal ini. Berikut beberapa ilmuwan Indonesia yang berkontribusi didalam perkembangan kehidupan manusia.

Dr Khoirul Anwar yang dikenal dengan penemuannya dalam teknologi broadband sehingga saat ini kita dapat berkomunikasi dengan lebih baik.

Prof R.M. Sedyatmo penemu pondasi cakar ayam yang digunakan pada landasan pacu udara Soekarno-Hatta sehingga kita merasa aman ketika bepergian kemanapun menggunakan pesawat terbang.

Yogi Ahmad Erlangga yang menemukan penyelesaian masalah perminyakan menggunakan rumus matematika dan karyanya menjadi perhatian Perusahaan minyak dunia.

Randall Hartolaksono yang menemukan bahan bakar anti panas dan anti api yang menarik perhatian Perusahaan otomotif dunia, Muhammad nurhuda yang menemukan kompor ramah lingkungan.

Dr Warsito P Taruno yang menemukan alat pembunuh sel kanker, dan Tjokorda Raka Sukawati sebagai penemu sistem penyangga jalan layang.

Tentu lebih banyak lagi ilmuwan Indonesia yang karya-karynanya berkontribusi dalam kehidupan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial, lingkungan, kesehatan dan lain-lain.

Dari contoh diatas kita dapat ketahui bahwa ilmu berkembang dari masa ke masa, beririsan, saling melengkapi, saling membutuhkan, menuju tujuan yang lebih baik.

Insan insan akademik yang membawa misi ini menjunjung tinggi kebenaran dari fakta-fakta dilapangan untuk membuktikan suatu hipotesa dan menolak penilaian berdasarkan opini tanpa dasar.

Mereka bekerja dalam masa yang panjang dan tak kenal lelah tanpa ingin dipandang oleh manusia dan dunia. Ketika sudah saatnya maka waktu membuktikan dengan sendirinya, bahwa apa yang mereka lakukan layak untuk dipandang dan menjadi sejarah perubahan bagi dunia intelektual maupun masyarakat pada umumnya.

Saran dan Harapan

Didalam buku “Filsafat sains, intelektualisme dan riset untuk perubahan” oleh Prof Herry Purnomo, menyebutkan ada 22 proposisi (saran atau penawaran) untuk meningkatkan kehidupan ilmiah dan intelektualisme di Indonesia yaitu: agar setia pada kebenaran ilmiah.

Menghubungkan titik-titik narasi dengan jelas untuk kecemerlangan; memilih metode riset yang tepat untuk setiap titik, aktivitas, narasi atau antarnarasi agar diperoleh tujuan dan sesuai dengan basis pengetahuan yang dimiliki.

Memahami dan memulihkan kembali basis filsafat Al-Farabi, Ibnu-Sina dan Ibnu-Rusyd dalam agama dan sains; memahami dan menyeimbangkan teisme dan deisme dipenafsiran agama dan kerja sains.

Konstelasi dan kontestasi pemikiran ilmiah seyogyanya diapresiasi dan diterima dengan terbuka oleh agama-agama; mensinergikan sains dan agama.

Pengarusutamaan kesadaran akan ketidaktahuan dan sikap haus pengetahuan baru (novelty); sinergi diperoleh dengan menghubungkan, menghormati, dan berkontribusi tanpa menilai

Manusia modern memiliki kekerabatan dengan semua hal dari masa lalu; pengembangan sains dan intelektualitas membutuhkan fakta dan refleksi yang bisa tidak sejalan dengan naluri manusia

Kita harus fokus bagaimana memikirkannya serta mampu beradaptasi; kritislah dengan sains normal, berkontribusi dalam pergeseran paradigma, dan perkembangan sains baru.

Politik, kebijakan penguasa, dan bisnis berpengaruh terhadap perkembangan filsafat dan sains lewat kebebasan berfikir dan pendanaan; penemuan ilmiah (discovery), invensi, dan inovasi menggerakkan sains dan teknologi secara berbeda.

Intelektualisme dan modernisme islam terus berlanjut dalam skala lebih kecil dan bisa bangkit kembali; kekuatan ketidaktahuan

Belajar dan memahami kearifan lokal dan platform global, sains harus berinteraksi, menghormati dan belajar dari yang bukan sains termasuk tacit knowledge, politik, dan agama.

Sains berkembang lewat berpikir diluar kebiasaan dan kreatif yang alami atau difasilitasi lewat provokasi-provokasi; menjadi holon yang signifikan dan memahami keberadaannya dalam holarki adalah kunci beradaptasi, berkontribusi, dan mempengaruhi kinerja sistem untuk mencapai tujuan.

Kita bisa memilih antara menghakimi atau turut mengembangkan segala sesuatu disekitar kita; dan memahami pengaruh dengan skala spasial dan temporal.

Harapan besar untuk insan akademik Indonesia agar ekosistem berfikir ilmiah dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.

 

Penulis: Varian Triantomo
Mahasiswa Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB University

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI