Benarkah Sistem Pendidikan Pesantren dan Sistem Pendidikan Modern Sinkron?

pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren dikenal dengan 2 model sistem pendidikan, yakni sistem pendidikan pesantren modern dan sistem pendidikan pesantren tradisional.

Model sistem pendidikan pesantren modern adalah sistem kelembagaan pesantren yang dikelola secara modern baik dari segi administrasi, sistem pengajaran maupun kurikulumnya.

Pada sistem pendidikan modern ini aspek kemajuan pesantren tidak dilihat dari figur seorang kiai dan santri yang banyak, namun dilihat dari aspek keteraturan administrasi (pengelolaan), misal sedikitnya terlihat dalam pendataan setiap santri yang masuk sekaligus laporan mengenai kemajuan pendidikan semua santri.

Baca juga: Aspek Kepemimpinan Pesantren

Bacaan Lainnya

Pesantren modern juga menyelenggarakan institusi tipe pendidikan umum seperti SMP, SMU, atau perguruan tinggi. Sebagai salah satu contoh institusi pesantren modern yang terkenal adalah pondok pesantren Gontor. Sedangkan model sistem pendidikan pesantren tradisional adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan.

Praktek pendidikan Islam tradisional masih terikat kuat dengan aliran pemikiran para ulama ahli fikih, hadis, tafsir, tauhid dan tasawuf. Pola pendidikan yang diterapkan adalah dengan sistem klasik yaitu sorogan dan bandongan.

Sorogan adalah sistem pendidikan tradisional yang diberikan kepada seseorang atau seorang santri yangtelah mampu membaca Al-Qur’an.

Sistem bandongan adalah pengajaran seorang kiai atau guru kepada sekelompok santri dimana mereka mendengarkan seorang kiai yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan mengulas buku-buku Islam klasik (kitab kuning).

Baca juga: Pesantren Sejak Dini? Nggak Salah?

Masing-masing santri memperhatikan kitabnya sendiri dan membuat catatan-catatan, baik arti maupun kata-kata atau buah pikiran yang sulit.

Dilihat dari aspek kurikulum, pendidikan pesantren tradisonal menitikberatkan pada materi agama, nahwu sharaf dan pengetahuan umum. Kurikulum agama merupakan materi pelajaran yang tertulis dan mengandung 3 unsur bahasa arab, dimana kajian materinya terfokus pada fikih, aqaid (akidah) dan tasawuf. Fikih merupakan segi yang paling utama kemudian menyusul akidah. Sedangkan tasawuf hanya merupakan anjuran dan menjadi hak istimewa orang-orang tertentu saja.

Sistem pendidikan modern adalah satu kesatuan unsur-unsur yang merupakan keseluruhan yang organisasi dari pada usaha untuk mewujudkan pendidikan bangsa untuk mencapai tujuan nasional yang berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan zaman serta sesuai dengan jiwa serta bentuk kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah.

Jika dikaitkan dengan perspektif Al-Qur’an, Islam adalah agama yang sejalan dengan fitrah manusia. Allah memerintahkan manusia agar menghadapkan wajah kepada agama-Nya semata.

Allah berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar Rum : 30).

Sudah sangat jelas bahwa pendidikan modern yang sifatnya keduniawian hendaknya kita jadikan sebagai sarana, bukan sebagai tujuan utama dalam hidup. Tujuan akhir hidup manusia adalah mencari ridha Allah SWT yaitu dengan mengetahui dan memahami ilmu agama Islam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bermanfaat untuk masyarakat dan terutama diri sendiri.

Baca juga: Dakwah Pesantren Ummul Quro Cimahi dalam Hegemoni Pasar Modern

Allah menurunkan agama sebagai pedoman hidup manusia bukan untuk menyusahkan atau menyengsarakan, tetapi untuk menata kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat, mengatur mu’amalah mereka kepada Allah, hubungan antara sesama manusia, dengan makhluk-makhluk lainnya, seperti: jin, malaikat, hewan serta dengan alam sekitarnya. Islam telah mengatur ekosistem kehidupan menurut sunnatullah yang membawa berkah bagi semua. Bahkan keseimbangan tersebut sekaligus menunjukkan keindahan Islam.

Maka, jika kita memadukan antara sistem pendidikan pasantren dan modern dalam pandangan perspektif al-qur’an, pendidikan pesantren itu orientasinya lebih mementingkan kehidupan akhirat terutama bagi pasantren khalaf, sedangkan sitem pendidikan modern itu orientasinya lebih kepentingan duniawi.

Tim Penulis:
1. Cici Tri Mulyani
Mahasiswa Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia
2. Nur Zaytun Hasanah
Alumni Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Daftar Pustaka
Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyiai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Katsier, Ibnu. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset.

Pos terkait