Proyek Pancasila sebagai Upaya dalam Pencegahan Perundungan terhadap Anak PAUD Panti Asuhan Sharon Ministry Batam

pengabdian
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Panti Asuhan Sharon. Ministry Batam

Abstrak

Abstrak ini membahas pentingnya masa kanak-kanak dalam membentuk karakter dan kepribadian individu melalui pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). Perundungan atau bullying menjadi permasalahan serius yang dapat merusak kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis anak, terutama anak-anak panti asuhan yang rentan terhadap perundungan.

Dalam upaya mengatasi masalah perundungan, kegiatan PKM dilaksanakan untuk berbagi pengetahuan pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan. Metode yang digunakan mencakup pendekatan terbuka, interaktif, studi kasus, serta penggunaan cerita dan dongeng.

Hasilnya, anak-anak menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya perundungan dan cara menghindarinya. Kegiatan ini mendorong peningkatan percaya diri dalam mengenali dan menghadapi tanda-tanda perundungan, serta memberikan pengetahuan bagi anak-anak untuk melawan perundungan dan menjaga lingkungan yang lebih aman.

Kata Kunci: Masa Kanak-Kanak, Perundungan, Kesejahteraan Anak.

Bacaan Lainnya

Abstract

This abstract discusses the importance of childhood in shaping individual character and personality through early childhood education (ECE) and Kindergarten (TK). Bullying emerges as a significant issue that can detrimentally affect a children’s physical, emotional, and psychological well-being, especially those in orphanages who are vulnerable to bullying.

In an effort to address this issue of bullying, PKM activities are conducted to share knowledge about bullying prevention with children in orphanages. The employed methods are open approach, interactive techniques, case studies, as well as the utilization of stories and fables.

As a result, children demonstrate a better understanding of the dangers of bullying and how to avoid it. This initiative fosters increased self-confidence in recognizing and confronting bullying indicators, while also imparting knowledge to children to counteract bullying and maintain a safer environment.

Keywords: Childhood, Bullying, Child Well-Being.

Pendahuluan

Masa kanak-kanak merupakan masa yang krusial dalam kehidupan manusia karena segala bentuk informasi, perkembangan kecerdasan, bakat, hingga penanaman nilai-nilai moral menentukan perkembangan karakter dan kepribadian individu di masa mendatang (Murni, 2017).

Di masa ini juga, anak-anak sedang mengalami yang namanya proses tumbuh kembang dan proses penyempurnaan jasmani dan rohaninya, serta perubahan proses pertumbuhan. Dimana di masa inilah dibentuknya karakter dari seorang anak agar bisa berperilaku baik.

Maka dari itu, pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun pendidikan di bangku Taman Kanak-kanak (TK) menjadi sarana untuk mengembangkan dan mengasah beragam kemampuan anak mulai dari kemampuan motorik, kognitif, sampai kemampuan sosial.

Dengan berbagai kejadian sosial yang anak temui harapannya menjadi sebuah proses untuk melatih kemampuan soft-skill dan mengembangkan kesehatan mental anak. Hanya saja, sering kali permasalahan sosial yang ditemui anak tidak mendapatkan bimbingan yang tepat sehingga perkembangan anak secara fisik dan psikologis menjadi kurang optimal.

Salah satu permasalahan sosial yang sering menjadi boomerang bagi pembentukan kepribadian anak salah satunya adalah kasus perundungan atau yang dikenal dengan istilah bullying.

Perundungan atau bullying sendiri dapat dikatakan sebagai tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan status kekuasaan yang lebih tinggi terhadap seseorang yang lebih lemah atau tidak berdaya secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga memberikan tekanan, dan trauma bagi korban.

Adapun tujuan dari pelakasanaan kegiatan pkm ini seperti, (1) meningkatkan pemahaman anak-anak tentang apa itu perundungan, termasuk jenis-jenisnya dan dampaknya terhadap seorang individu dan lingkungan sekitar, sehingga mereka dapat mengidentifikasi situasi perundungan dan mencegahnya.

(2) Memberikan anak-anak pengetahuan yang diperlukan untuk melawan perundungan, sehingga mereka memiliki kontrol atas lingkungan mereka dan merasa lebih percaya diri dalam menjaga diri mereka sendiri dan orang lain yang menjadi korban dari perundungan.

Masalah

Perundungan (bullying) merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak pada kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis korban, terutama pada anak-anak yang rentan kepada perundungan seperti anak-anak panti asuhan.

Di zaman sekarang, anak-anak panti asuhan masih menghadapi berbagai masalah perundungan yang dapat merusak pengalaman dan perkembangan mereka. Mereka sering menjadi sasaran ejekan, ancaman, dan kata-kata merendahkan yang merusak harga diri mereka, ditambahkan dengan isolasi sosial dan diskriminasi berdasarkan latar belakang mereka.

Masalah ini tidak hanya merugikan kesejahteraan emosional mereka, tetapi juga menghambat perkembangan pribadi dan sosial, sehingga perlunya perhatian serius dan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan inklusif bagi anak-anak panti asuhan.

Pentingnya untuk melibatkan pendidik, pengasuh, dan komunitas secara keseluruhan dalam mengatasi masalah perundungan dapat membantu mengurangi dampak negatif pada anak-anak panti asuhan dan membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Metode          

Penting untuk memilih metode yang sesuai dengan usia, minat, dan perkembangan anak-anak panti asuhan. Konsistensi, kesabaran, dan pendekatan yang mendukung dalam membagikan ilmu pencegahan perundungan dengan efektif kepada anak-anak panti asuhan.

2.1 Metode Pembagian Ilmu Pencegahan Perundungan

Berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk membagi ilmu pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan:

1. Pendekatan Terbuka dan Ramah

Pendekatan ini melibatkan penggunaan bahasa yang mudah dipahami, konteks yang relevan bagi anak-anak, dan pendekatan yang menghormati pandangan dan pengalaman mereka.

2. Pendekatan Interaktif

Penggunaan pendekatan interaktif seperti permainan peran, diskusi kelompok kecil, dan simulasi untuk menuntun pemahaman anak-anak tentang berbagai aspek perundungan.

3. Studi Kasus Nyata

Menyajikan studi kasus nyata tentang perundungan dan dampaknya pada anak-anak dapat membantu anak-anak panti asuhan untuk memahami konteks dan akibat yang mungkin terjadi.

4. Cerita dan Dongeng

Menggunakan cerita atau dongeng yang berkaitan dengan perundungan, dengan metode ini kita dapat membantu anak-anak memahami konsep dan dampak perundungan dengan cara yang lebih visual dan emosional.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, teknik ini adalah ikut terlibat dalam kegiatan sosialisasi ilmu pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan, dan amati secara langsung bagaimana anak-anak merespon dan berpatisipasi dalam metode yang diterapkan.

Dengan teknik ini kita dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang efektivitas dan dampak dari sosialisasi pembagian ilmu pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan.

2.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yaitu dengan membandingkan data sebelum dan sesudah kegiatan pembagian ilmu pencegahan perundungan, atau membandingkan data antara kelompok anak-anak yang berbeda untuk melihat perubahan dalam pemahaman dan sikap.

Teknik analisis ini dapat membantu kita memahami sejauh mana metode yang diterapkan telah berhasil dan memberikan panduan untuk pengembangan lebih lanjut dalam pendekatan yang digunakan

2.4 Lokasi, Waktu, dan Durasi Kegiatan

Pada hari Minggu, 21 Mei 2023 dilaksanakan kegiatan PKM, dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kunjungan panti asuhan yang berlokasi di Panti Asuhan Sharon Ministry Batam telah dilaksanakan pada Minggu, 21 Mei 2023 dari pukul 12.30-17.00 WIB dengan durasi 4 jam dan 30 menit. Kegiatan diikuti oleh kurang lebih 20 orang dari Suku Bali 2.

Pembahasan

1. Pengertian Bullying pada Anak Usia Dini

Perundungan atau bullying adalah persoalan yang sangat serius karena memiliki dampak yang sangat berbahaya pada kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis korban, terutama pada anak-anak yang rentan kepada perundungan seperti anak-anak panti asuhan.

Menurut pendapat (Helgeland & Lund, 2017) menjelaskan bulliying merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti atau menimbulkan perasaan tertekan dan menyalahgunakan kekuatan, hal ini dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang yang dilakukan seseorang anak atau lebih kepada anak yang lainnya.

Melihat hal ini kita harus mengetahui bahwa tindakan bullying yang terjadi pada anak usia dini adalah permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti agar tidak berdampak buruk baik jangka panjang maupun jangka pendek karena tindakan yang dilakukan dengan kekerasan fisik, psikis, dan ancaman dilakukan kepada anak usia dini yang menjadikan anak tersebut tidak berdaya dan tidak bisa melawan.

Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan disengaja oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menyalahgunakan kekuasaan yang lebih tinggi terhadap seseorang yang lebih lemah atau tidak berdaya secara verbal, fisik, maupun psikologis untuk menimbulkan rasa tertekan, dan trauma bagi korban.

2. Bentuk-bentuk Tindakan Bullying pada Anak Usia Dini

Berdasarkan banyak penelitian yang dilakukan, ditemukannya berbagai bentuk bullying yang sering muncul pada anak usia dini diantaranya;

1. Bullying Fisik

Tindakan bullying yang satu ini melibatkan kontak fisik antar pelaku dan korban. Dan tindakannya bisa terlihat secara kasat mata. Misalnya dipukul, ditendang, diludahi, didorong, merusak barang hingga melakukan tindakan lain yang terus berulang hingga merugikan korban secara fisik.

2. Bullying Verbal

Selanjutnya adalah bullying secara verbal. Biasanya bentuk bullying yang satu ini tak kasat mata, namun dampaknya bisa dirasakan oleh hati korban. Contohnya seperti dikata-katain, diejek, dicela, dihina, hingga diteror.

Bentuk hinaannya juga bermaca-macam, tidak cuma seputar fisik, tapi bisa merambah ke isu seputar SARA, etnis, status ekonomi, hingga orientasi seksual.

3. Bullying Sosial atau Tidak Langsung

Tindakan yang terjadi pada bullying secara sosial atau tidak langsung ini seperti mengucilkan, menghasut orang lain, dan juga menyebar rumor atau berita bohong kepada orang lain. Contohnya seorang anak menghasut temannya untuk tidak berteman dengan korban bullying.

Di samping tiga bentuk tindakan bullying di atas, masih ada kemungkinan bentuk tindakan lainnya yang jika kita perhatikan dengan cermat akan terungkap. Oleh sebab itu, perhatian dan pengawasan terhadap anak saat melakukan aktivitas sehari-hari sangat dibutuhkan.

4. Cyberbullying

Dari ketiga bentuk bullying di atas, bullying yang satu ini menjadi bullying yang paling marak dilakukan oleh anak-anak akhir-akhir ini. Kemajuan teknologi dan informasi menjadi faktor berkembangnya bullying jenis ini.

Contoh bentuk tindakan bullying yang satu ini seperti memberikan komentar jahat yang bisa menjatuhkan orang lain, mengancam, hingga menyakiti dengan kata-kata yang ditulis di internet atau media sosial.

3. Faktor-Faktor Penyebab Tindakan Bullying pada Anak Usia Dini

Mencermati berbagai kasus yang terjadi saat sekarang ini pada anak usia dini yaitu bullying, maka dapat diidentifikasi berbagai faktor yang menjadi pemicu atau penyebab terjadinya hal tersebut diantaranya;

1. Faktor Keluarga

Lingkungan pertama dan utama bagi setiap anak yang terlahir di dunia ini adalah lingkungan keluarga. Perlu diketahui bahwa bagaimana cara bersikap dan berperilakunya seorang anak merupakan cerminan dari orang tuanya (ibu dan ayah).

Keterampilan sosial dari seorang anak bisa menjadi lebih baik apabila nilai-nilai baik yang ditanamkan oleh orangtuanya diserap dengan baik oleh anak, karena manusia itu dapat tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan apa yang telah dipelajari sebelumnya.

Anak usia dini akan melakukan dan mengembangkan perilaku bullying jika dia melihat orangtua atau saudaranya melakukan tindakan bullying juga. Adanya keinginan dari setiap orangtua untuk memberikan segala sesuatu yang baik bagi anak-anaknya.

Tapi perlu disadari oleh setiap orangtua bahwa perlu memberi warna yang berbeda pada lingkungan tumbuh kembang pada anak, ini perlu dilakukan melihat berbagai perubahan dan kondisi yang terjadi di masyarakat (Ria Novianti, 2018).

2. Faktor Peer Group atau Teman Sebaya

Peer group atau teman sebaya merupakan salah satu faktor kuat yang cepat dalam memberikan dampak buruk terutama bagi anak-anak usia dini.

Misalnya jika seorang anak berteman dengan sekelompok teman sebaya (genk) yang suka membuat onar di sekolah akan memberikan dampak buruk bagi anak tersebut dan bagi teman-teman yang lainnya seperti berperilaku dan berkata kasar terhadap guru atau sesama teman dan membolos.

Contoh lainnya adalah anakanak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying hanya untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar diterima dalam kelompok genk tersebut, walaupun sebenarnya mereka tidak nyaman melakukan hal tersebut.

3. Faktor Media Massa

Penyebab terjadinya bullying juga bisa disebabkan oleh faktor media massa, seperti yang diucapkan oleh Coloraso, yang mengatakan bahwa semua bentuk media massa memiliki efek mendalam pada cara anak-anak mempersepsikan dunia tempat tinggal mereka, baik itu dari televisi maupun internet.

Teknologi media telah menjadi begitu kuat sehingga kita tidak dapat mengabaikan efek-efeknya yang ditimbulkan pada anak.

Terlebih lagi, teknologi media seperti internet memberikan banyak kemudahan dalam mencari dan memberikan informasi pada masyarakat tanpa perlu bertatap muka di mana tidak ada batasan geografis, hanya dengan menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain sebagainya. Karena kebebasan orang dalam menggunakan media sosial inilah yang menimbulkan banyak penyalahgunaan media sosial (Chris Natalia 2016).

Sementara itu, untuk media massa lainnya seperti televisi, sebagai contoh saat ini banyak sekali tayangan televisi seperti sinetron yang mempertotonkan hal-hal kurang mendidik, tidak pantas, dan tidak terpuji misalnya tentang genk motor yang sering berkelahi, saling mencaci maki, dan hal-hal negatif lainnya. Hal-hal tersebut bisa saja ditiru oleh anak-anak dan kemudian mereka akan mencoba untuk  mempraktekan hal tersebut di lingkungannya.

4. Dampak Tindakan Bullying pada Anak Usia Dini

Keadaan yang timbul karena tindakan bullying ini dapat berupa efek jangka pendek hingga jangka panjang, trauma psikologis, dan trauma fisik, dan ini bisa terjadi baik secara intrapersonal ke interpersonal.

Bisa juga terjadi peningkatan risiko depresi dan bunuh diri dan ini mungkin terjadi dengan efek yang panjang. Adapun bahaya yang timbul dari korban bullying ini seperti munculnya sikap rendah harga diri, pemalu, menjadi gelisah, menarik diri, susah tidur, trauma fisik, mimpi buruk, sedih dengan trauma secara psikologi, dan tidak mau pergi ke sekolah (Saracho, 2017).

5. Upaya Mengatasi Tindakan Bullying pada Anak Usia Dini

Sebagai bentuk upaya untuk mengatasi atau mencegah adanya tindakan bullying pada anak usia dini, penulis memilih metode yang sesuai dengan usia, minat, dan perkembangan anak-anak panti asuhan.

Dengan mempertimbangkan metode pendekatan yang mendukung dalam membagikan ilmu pencegahan perundungan agar ilmu yang diberikan dapat tersampaikan secara efektif oleh anak-anak panti asuhan, seperti melakukan pendekatan terbuka dan ramah (melibatkan penggunaan bahasa yang mudah dipahami, konteks yang relevan bagi anak-anak, dan pendekatan yang menghormati pandangan dan pengalaman mereka), pendekatan interaktif (seperti permainan peran, diskusi kelompok kecil, dan simulasi untuk menuntun pemahaman anak-anak tentang berbagai aspek perundungan), menyajikan studi kasus nyata (tentang perundungan dan dampaknya pada anak-anak dapat membantu anak-anak panti asuhan untuk memahami konteks dan akibat yang mungkin terjadi), dan menyampaikan cerita dan dongeng (menggunakan cerita atau dongeng yang berkaitan dengan perundungan, dengan metode ini kita dapat membantu anak-anak memahami konsep dan dampak perundungan dengan cara yang lebih visual dan emosional).

Simpulan

Masa kanak-kanak merupakan fase penting dalam kehidupan manusia, di mana informasi, perkembangan kecerdasan, bakat, dan nilai-nilai moral membentuk karakter dan kepribadian individu di masa depan. Dengan demikian, penting bagi pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) untuk melatih berbagai kemampuan, baik kognitif, maupun sosial.

Meskipun demikian, tantangan yang sering dihadapi anak yaitu tidak mendapat bimbingan yang sesuai, yang dapat berdampak ke perkembangan fisik dan psikologis mereka. Kasus perundungan atau bullying menjadi salah satu permasalahan yang sering menghambat pembentukan kepribadian anak, menyebabkan tekanan dan trauma pada korban.

Perundungan (bullying) adalah masalah serius yang berpotensi merusak kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis korban, terutama pada anak-anak panti asuhan yang cenderung lebih rentan terhadap tindakan perundungan.

Di era saat ini, anak-anak panti asuhan masih menghadapi berbagai bentuk perundungan, mereka sering kali menjadi objek ejekan, ancaman, dan kata-kata merendahkan yang merusak harga diri, ditambah dengan isolasi sosial dan diskriminasi berdasarkan latar belakang mereka. Masalah ini tidak hanya berdampak pada aspek emosional, tetapi juga dapat menghambat perkembangan pribadi dan sosial mereka.

Dalam konteks ini, pelaksanaan kegiatan pkm bertujuan untuk mengatasi masalah perundungan. Dalam upaya melaksanakan kegiatan pkm ini untuk berbagi pengetahuan pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan, penting untuk memilih metode yang sesuai dengan usia, minat, dan perkembangan mereka.

Berbagai metode yang digunakan termasuk pendekatan terbuka dan ramah, pendekatan interaktif, studi kasus nyata, serta penggunaan cerita dan dongeng yang menggambarkan perundungan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melibatkan observasi partisipatif, Teknik analisis data yang digunakan yaitu pendekatan komparatif, seluruh rangkaian pendekatan dan teknik ini berkontribusi dalam mengukuhkan pemahaman anak-anak terhadap pencegahan perundungan dan memberikan panduan bagi pengembangan pendekatan yang lebih baik di masa mendatang.

Setelah melaksanakan pembagian pengetahuan pencegahan perundungan kepada anak-anak panti asuhan, terlihat adanya dampak positif yang signifikan. Para anak-anak menjadi lebih sadar akan bahaya perundungan dan memahami cara-cara untuk mencegahnya.

Pengetahuan yang telah mereka peroleh memberikan mereka kepercayaan diri untuk mengenali tanda-tanda perundungan dan menghadapinya dengan lebih baik. Kegiatan pkm ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anak tentang jenis-jenisnya, serta dampak dari perundungan, sehingga anak-anak dapat mengenali situasi perundungan dan dapat mencegahnya.

Tujuan lainnya adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak untuk melawan perundungan, memberi mereka kontrol atas lingkungan sendiri, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dari perundungan.

Penulis: Kelompok Suku Bali 2
Mahasiswa Universitas International Batam

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Darmayanti, K. K. H., Kurniawati, F., & Situmorang, D. D. B. (2019). Bullying di sekolah: Pengertian, dampak, pembagian dan cara menanggulanginya. Diakses pada 31 Juli 2023 dari https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/13980

Nur, M., Yasriuddin, Y., & Azijah, N. (2022). Identifikasi Perilaku Bullying Di Sekolah (Sebuah Upaya Preventif). Diakses pada 31 Juli 2023 dari https://jurnal.stiq-amuntai.ac.id/index.php/al-madrasah/article/view/1054

Samsudi, M. A., & Muhid, A. (2020). Efek Bullying Terhadap Proses Belajar Siswa. Diakses pada 31 Juli 2023 dari https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/scaffolding/article/view/466

Artanti, A. ., Novianti , R. ., & N, Z. (2021). Analisis Bullying pada Anak Panti Asuhan Usia 0-6 Tahun di Panti Asuhan Ar-Rahim Pekanbaru. Diakses pada 31 Juli 2023 dari https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1309

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses