Diabetes mellitus atau lebih dikenal sebagai diabetes merupakan masalah kesehatan global yang juga menantang kesehatan masyarakat di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, angka prevalensi diabetes di Indonesia telah meningkat secara signifikan.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2018, prevalensi diabetes mencapai sekitar 8,5% dari populasi dewasa.
Faktor-faktor seperti perubahan gaya hidup, urbanisasi, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik telah berkontribusi pada peningkatan ini. Kesadaran tentang diabetes dan pemahaman mengenai faktor risiko seringkali masih rendah di kalangan masyarakat.
Edukasi yang kurang dapat menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan pengelolaan diabetes. Beberapa daerah, terutama yang berada di pedesaan, mungkin menghadapi kendala dalam akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
Ini dapat menghambat deteksi dini dan manajemen yang efektif. Hal ini dapat membawa dampak serius terhadap kualitas hidup dan sistem kesehatan negara. Salah satu dampak yang paling berbahaya yaitu risiko kematian dini yang dapat mengurangi produktivitas ekonomi.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko kematian dini yang diakibatkan oleh penderita diabetes adalah dengan memperkenalkan sukun sebagai alternatif karbohidrat sehat. Karena kandungan nutrisinya yang kaya, sukun mempunyai potensi besar sebagai alternatif karbohidrat sehat untuk membantu menurunkan risiko diabetes di Indonesia.
Sukun merupakan buah tropis yang banyak ditemukan diberbagai wilayah tropis. Selain itu, sukun juga tumbuh dengan cepat dan tidak memerlukan penggunaan pestisida yang berlebihan. Dengan demikian, pengembangan dan konsumsi sukun dapat menjadi langkah yang positif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Bentuk sukun sekilas menyerupai buah nangka, namun buah sukun memiliki daging berwarna putih yang memiliki tektur lebih padat dibandingkan dengan tektur nangka. Dalam segi rasa sukun memiliki rasa yang khas dan netral ketika dimakan mentah atau diolah memiliki rasa yang serbaguna.
Buah sukun juga mempunyai banyak manfaat yaitu dapat memelihara kesehatan jantung karena kandungan buah sukun yang dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah. Selain itu, di dalam buah sukun juga mengandung karotenoid yang dapat melindungi sel-sel sehat dan mencegah degenerasi makula.
Hotman, et al (2018) mengatakan, salah satu keunggulan dari sukun adalah Indeks Glikemik (IG) nya lebih rendah (23-60) dibandingkan dengan IG terigu (69). Sehingga, olahan sukun lebih aman dikomsumsi bagi penderita diabetes dibandingkan dengan olahan yang terbuat dari terigu.
Sebagai informasi, setiap 100 g buah sukun mengandung karbohidrat 27,12 g, kalsium 17 mg, vitamin C 29 mg, kalium 490 mg dan nilai energi 108 kalori. Pemberian ekstrak buah sukun sedang yaitu 1,08 g/200g dapat menurunkan kadar asam urat darah sampai 0,925 mg/dl.
Oleh karena itu, sukun dapat dijadikan alternatif yang sehat untuk menggantikan sumber karbohidrat lainnya seperti nasi atau roti dari tepung terigu. Karbohidrat kompleks dalam sukun dapat memberikan energi yang stabil tanpa menyebabkan lonjakan gula darah.
Hal tersebut karena sukun mengandung kaya serat yang dapat mengontrol gula darah dengan menghambat penyerapan gula dalam darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini bermanfaat terutama bagi mereka yang memerlukan manajemen berat badan atau mengelola kondisi seperti diabetes.
Sukun tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga dapat menjadi bagian dari upaya untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Dengan meningkatkan kesadaran akan manfaat sukun dan mengenalkannya sebagai alternatif karbohidrat yang sehat, masyarakat dapat lebih mudah mengadopsi pola makan yang mendukung pencegahan diabetes.
Akan tetapi, masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan pada makanan yang digoreng. Jika olahan sukun tersebut diolah dengan menggunakan minyak goreng, hal tersebut dapat menambahkan kalori dan lemak tidak sehat pada produk sukun.
Minyak yang digunakan untuk penggorengan biasanya mengandung lemak jenuh dan trans yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Pengolahan sukun yang bijak dan sehat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa metode dan prinsip yang mendukung kesehatan serta keberlanjutan lingkungan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengolah sukun dengan bijak dan sehat:
1. Kukus
Metode kukus ini dapat mempertahankan sebagaian besar nutrisi dan rasa alami pada sukun.
2. Panggang tanpa minyak
Metode ini bisa digunakan untuk proses pembuatan roti seperti donat.
3. Hindari penggunaan gula berlebihan
Saat mengolah sukun untuk hidangan manis lebih baik menggunakan pemanis alami seperti madu hutan atau kayu manis jika perlu.
4. Penggunaan bumbu alami
Agar tidak bosan dengan rasa sukun yang hambar maka bisa menambahkan bumbu alami seperti rempah-rempah. Boleh menambahkan gula dan garam tetapi dengan takaran tertentu.
Dengan pengolahan sukun yang bijak kita dapat memanfaatkan nutrisi yang terkandung pada sukun tanpa menimbulkan penyakit baru yang membahayakan bagi tubuh. Selain dapat menurunkan risiko diabetes, pengolahan sukun dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani lokal karena adanya peningkatan permintaan pasar.
Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat sukun, mendorong inovasi kuliner sukun, dan mendukung petani sukun lokal, kita dapat bersama-sama mencegah diabetes dan meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat.
Akan tetapi, kesadaran masyarakat akan bahaya diabetes sangat minim karena masyarakat Indonesia acuh tak acuh akan dampak penyakit diabetes bagi kesehatan tubuh. Penting untuk menyadari bahwa angka dan situasi terkait diabetes dapat berubah seiring waktu.
Oleh karena itu, gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang dan rutin berolahraga, menjadi kunci dalam pencegahan diabetes dan manajemen kondisi bagi mereka yang telah didiagnosis.
Pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi kesehatan telah meluncurkan program pencegahan dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang diabetes, mendorong pola hidup sehat, dan memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Indonesia peka terhadap dampak yang ditimbulkan dari penyakit diabetes ini.
Penulis: Najwa Azizia Ilyas
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News