Petani Bojonegoro Beralih Ke Palawija sebagai Ketahanan Pangan dan Pelindung Ekonomi

Petani
Petani Bojonegoro.

Musim kemarau yang lalu, yang melanda wilayah Indonesia mengakibatkan kekeringan terjadi pada sektor  perairan, pertanian, serta perkebunan.

Kondisi ini terjadi lantaran kemarau panjang sejak kurang lebih lima bulan yang melanda. Akibatnya, sekitar 3.500  hektar tanaman padi gagal panen, kondisi itu diperparah dengan keringnya waduk dan ratusan sumber air lainnya, yang selama ini menjadi tumpuan bagi para petani.

Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Indonesia, hal ini merupakan masalah besar bagi petani Bojonegoro, yang mana pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, sehingga sawah menjadi lahan atau lapangan mata pencaharian sebagian besar penduduk Bojonegoro selain tambang minyak.

Bacaan Lainnya

Pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Artinya bahwa sektor pertanian memegang peran penting dan seharusnya menjadi penggerak dari kegiatan perekonomian. Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan nasional.

Sebagai komoditas pertanian, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar, dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusisa Indonesia seutuhnya dalam jangka panjangan.

Oleh karena itu, musim kemarau yang berkepanjangan pada bulan lalu, menyebabkan para petani frustasi. Tak ingin dalam zona kesedihan yang mendalam dan terlalu lama, para petani mengantisipasi kekeringan yang melanda ini dengan mulai menanam tanaman Palawija, sebagai ketahanan pangan serta pelindung ekonomi keluarga.

istilah palawija sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “phaladwija”, yang secara harfiah berarti “tanaman kedua”. Istilah ini merujuk pada tanaman hasil panen kedua di samping padi. Dapat diartikan bahwa palawija adalah tumbuhan yang memiliki buah yang menempel ke tanah. Seperti; labu, semangka, mentimun, dan kacang- kacangan.

Yang mana tanaman tersebut tidak memerlukan kebutuhan air yang terlalu banyak. Dan memudahkan para petani di musim kemarau. Sehingga lahan sawah tidak kosong begitu saja. Oleh karena itu palawaija disebut sebagai tanaman hasil panen kedua setelah masa komoditas tanaman utama selesai.

Alasan logis mengapa para petani Bojonegoro menanami lahan sawah dengan tanaman palawija adalah selain tanaman iini tidak membutuhkan air terlalu banyak, juga tanaman palawija dapat menjaga tingkat keasaman tanah. Karena lahan yang ditanami tidak termasuk lahan yang monoton ditanami oleh satu jenis tanaman saja (padi saja).

Lahan yang hanya ditanami atau monoton ditanami oleh satu jenis tanaman, akan menyebabkan ketidakseimbangan antara unsur H+ dan OH- pada tanah sehingga menaikkan kadar asam pada tanah. Sehingga tanah menjadi seimbang dan subur.

Menurut data Badan Pusat Statistik, pada 2008 palawija memberikan kontribusi hingga 30% dari total nilai produksi tanaman pangan. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah agar tanah bisa menghasilkan produk pangan yang lebih banyak serta memiliki kualitas terbaik.

Selain itu, menanam tanaman jenis palawija juga bisa membantu masyarakat Indonesia dalam mencukupi kebutuhan pangan. Palawija merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan, di antaranya sumber makanan pokok bagi manusia bahkan hewan ternak dan sebagai bahan baku industri dan menjadi jenis pangan penghasil karbohidrat yang memiliki kandungan lebih baik dari nasi atau beras.

Setelah melalui proses pemanenan, palawija dapat langsung dijual ataupun dirombak menjadi suatu produk pangan yang menyehatkan, melezatkan lagi menguntungkan, Sebagai sandang pangan maupun jalan rezeki bagi petani dan penduduk yang lain di Bojonegoro.

Misalnya diolah menjadi nasi singkong, sebagai pengganti beras dimasa sulitnya tanaman padi untuk hidup. dan juga memiliki rasa dan kandungan yang tidak kalah dengan jenis nasi lainnya. Singkong juga memiliki kandungan gizi seperti kentang dan berfungsi sebagai sumber energi untuk menjaga Kesehatan terutama membantu mencegah penyakit diabetes dan obesitas. Sehingga cocok dikonsumsi pagi para pejuang diet.

Singkong juga menjadi salah satu bahan, untuk makanan khas Bojonegoro. Sehingga keuntungan tidak hanya dirasakan oleh para petani bojonegoro sendiri, tapi juga pemproduuksi makanan dan juga Kota Bojonegoro tentunya. Karena meningkatkan ekonomi kota dan tidak perlu membeli bahan (singkong) dari luar kota.

Sehingga antara petani dan pemproduksi memiliki hubungan symbiosis mutualisme atau kedua belah pihak saling menguntungkan. Agar cita rasa pangan Bojonegoro selalu dirasa khas oleh konsumen, karena ditanam dan diproduksi di kota sendiri.

Lalu dijual dan dipasarkan dengan harga jual yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan siklus ekonomi kota pula. Sehingga semuanya merasakan keuntungannya sendiri- sendiri.

Ada banyak macam makanan khas Bojonegoro yang terbuat dari singkong. Antara lain Lemet, Genthilut, Sadariyah (kerupuk gurih dari  singkong), Gobet, Jemblem (semacam gethuk), dan balung kuwuk (kripik singkong tebal).

Tak hanya palawija berjenis singkong saja yang ditanam oleh para petani dan juga yang memiliki banyak manfaat sekaligus khasiat, jenis palawija lainnya yang petani Bojonegoro tanam adalah; Jagung, talas (termasuk umbi—umbian) yang memiliki banyak kandungan nutrisi dan sangat mudah untuk ditanam dan bertahan hidup, mentimun, gembili (umbi-umbian), kacang-kacanagan, dan lain sebagainya.

Yang mana tanaman-tanaman tersebut cocok untuk ditananam petani saat musim kemarau. Karena tidak membutuhkan banyak air.

Adanya proses tanam palawija diharapkan bisa meningkatkan jumlah produksi pangan dengan kualitas terbaik. Tak hanya itu saja, pasalnya metode penanaman palawija ini digunakan sebagai bentuk upaya dari petani Bojonegoro untuk bisa menjaga ketahanan pangan.

Kebanyakan jenis palawija seperti kacang-kacangan kaya akan kandungan protein. Tentunya protein adalah salah satu kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk dijadikan sebagai sumber energi. Dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, kita dapat mendapatkan kebutuhan protein di dalam tubuh secara tercukupi.

Tanaman jenis palawija juga dipercaya mampu meningkatkan kesuburan reproduksi. Hal ini karena jenis tanaman palawija memiliki keberagaman kandungan yang dipercaya mampu menjaga hormon reproduksi dengan baik.

Bukan hanya mengandung protein saja, namun tanaman jenis palawija juga memiliki kandungan kalsium dan zat lain yang baik untuk tubuh. Hal ini menjadikan tanaman palawija sebagai sumber gizi yang bisa diandalkan untuk membantu tubuh kita selalu tercukupi akan kebutuhan gizi harian.

Selain itu, di era modernisasii seperti ini, tak hanya teknologi yang berkembang, namun dalam segi pangan manusia juga mengikuti dengan bantuan teknologi. seperti tepung yang baru baru ini melejit namanya, berbahan dasar singkong yang difermentasikan, yaitu tepung mocaf.

Tepung mocaf merupakan produk tepung dari singkong yang termodifikasi. Modifikasi singkong pada mocaf dilakukan dengan cara fermentasi oleh bakteri asam laktat. Fermentasi yang dilakukan mengubah karakteristik tepung sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan.

Mocaf ditemukan oleh Prof. Ir. Achmad Subagio, M.Agr. dari Universitas Jember. Achmad Subagio terinspirasi dari pengolahan kentang di Belanda menjadi beberapa jenis tepung dan pati yang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai makanan.

Beliau ingin menjadikan singkong yang merupakan pangan lokal dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Tujuan awal dari pembuatan mocaf ini adalah untuk menyejahterakan petani singkong sehingga dalam hal seperti ini sekaligus dapat membantu para petani dalam meningkatkan statistik jual, dan otomatis meningkatkan perekonomian para petani sendiri.

Penulis:

Umma Hayyu Mitsalfa Qur’ani (202310220311011)
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.