Pengobatan tradisional merupakan bagian berharga dari warisan budaya bangsa yang patut dipertahankan dan disarankan kembali kepada masyarakat. Metode pengobatan ini sering kali menggunakan berbagai macam tumbuhan sebagai obat.
Tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional memiliki keunggulan karena mengandung beragam senyawa yang memiliki aktivitas biologis, yang dapat memengaruhi sel-sel hidup dalam tubuh.
Efek samping dari penggunaan obat tradisional cenderung kecil, bahkan hampir tidak ada jika dibandingkan dengan obat modern yang sering kali terikat pada dosis tertentu.
Demam (pyrexia) merupakan kondisi peningkatan suhu tubuh dari batasan suhu tubuh normal yang berhubungan dengan kenaikan suhu set point di hipotalamus.
Suhu tubuh yang normal adalah sebesar 37°C. Seseorang dikatakan demam apabila suhu tubuh lebih dari 37,5°C. Penyebab yang paling umum terjadinya hal ini adalah adanya infeksi, kelainan inflamasi, adanya cedera jaringan, penyakit dan terapi beberapa obat.
Pengobatan dianggap tepat ketika dilakukan dengan rasionalitas. Secara praktis, penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi beberapa kriteria, seperti sesuai dengan indikasi yang tepat, pemilihan obat yang sesuai, dosis dan cara pemberian yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pasien, dan juga mengantisipasi kemungkinan efek samping.
Semua aktivitas dari makhluk hidup, termasuk dalam hal ini pengobatan yang rasional, dapat dianggap sebagai perilaku. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ini, seperti faktor predisposisi seperti usia, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, pengetahuan, dan faktor lainnya.
Selain itu, faktor pemungkin seperti ketersediaan sarana dan prasarana juga memainkan peran penting. Dan terakhir, faktor penguat, seperti pengaruh lingkungan, juga dapat memengaruhi perilaku dalam konteks pengobatan.
Baca Juga: Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan (Centella Asiatica l.) dan Khasiatnya dalam Bidang Kefarmasian
Di pedesaan, di mana layanan kesehatan seringkali terbatas, demam seringkali diatasi dengan menggunakan pengobatan tradisional. Penggunaan obat-obatan antipiretik, yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam, mungkin tidak selalu tersedia atau diakses dengan mudah di lingkungan tersebut.
Sebagai gantinya, masyarakat pedesaan mungkin mengandalkan metode pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan obat. Meskipun mekanisme kerjanya mungkin berbeda, pengobatan tradisional ini sering kali menjadi solusi yang dapat diandalkan bagi masyarakat pedesaan dalam mengatasi demam.
Metabolit sekunder adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh tanaman. Kelompok senyawa yang termasuk dalam kategori metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Saat ini, ada banyak penelitian yang dilakukan tentang tanaman herbal yang memiliki potensi sebagai antipiretik atau penurun demam.
Manusia memang telah lama mengandalkan tumbuhan dari alam sebagai bahan untuk pengobatan tradisional, praktik ini telah dilakukan sejak zaman nenek moyang.
Hal ini memberikan keuntungan bagi masyarakat karena tumbuhan yang digunakan mudah ditemukan dan bisa ditanam di rumah. Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama di daerah tropis seperti Indonesia, adalah tanaman jarak.
Menurut pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, diketahui bahwa daun jarak pagar memiliki sifat anti bakteri. Oleh karena itu, nenek moyang meyakini bahwa demam pada anak yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat diatasi dengan menggunakan rendaman daun jarak pagar.
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae. Ini adalah tanaman tahunan yang dapat bertahan dalam kondisi kekeringan. Asalnya dari Amerika Latin, dan tersebar luas di daerah tropis, termasuk di iklim kering dan setengah-kering.
Tanaman ini memiliki ciri-ciri sebagai tumbuhan dikotil dengan akar serabut dan daun berbentuk menjari. Tanaman jarak dapat tumbuh dengan tinggi dan ketika sudah cukup dewasa, biasanya tanaman ini akan menghasilkan buah. Meskipun bijinya beracun dan mengandung sekitar 35% minyak, jarak pagar memiliki berbagai manfaat.
Baca Juga: Daun Handeleum Bisa Menjadi Obat Diabetes, Kok Bisa? Yuk Simak Penjelasannya!
Menurut Oyi (2007), jarak pagar (Jatropha curcas L) memiliki aktivitas antimikroba yang baik untuk bakteri gram-negatif maupun bakteri grampositif. Jarak pagar (Jatropha curcas L) mengandung beberapa kandungan kimia, yaitu tanin, flavonoid, dan saponin yang terdapat di dalam getah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L).
Zat tanin dapat menyebabkan kompleksasi terhadap enzim atau substrat yang terdapat pada dinding sel bakteri sehingga menyebabkan koagulasi protein pada dinding sel bakteri dengan konsentrasi tanin yang tinggi.
Pada suatu penelitian, zat tanin efektif menghambat pertumbuhan bakteri di saluran pencernaan, seperti Acteroides flagilis, Clostridium, Perfringens, Escherichia coli dan Enterobacter cloacae, dan bakteri lainnya (Akiyama, 2001).
Mungkin banyak dari masyarakat awam yang belum mengetahui bagaimana cara sederhana pemanfaatan daun tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) untuk penurunan panas (antipiretik) pada tubuh.
Salah satu cara pemanfaatan daun tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) untuk penurunan panas (antipiretik) pada tubuh adalah dengan membuat rendaman daun tanaman jarak pagar di mana air hasil rendamannya dapat digunakan dengan cara diminum dan dibilaskan ke seluruh tubuh.
Menurut Nuri (2019), cara pembuatan rendaman daun tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagai berikut: Daun tanaman jarak pagar diambil sebanyak 7 helai.
Daun jarak pagar yang sudah di ambil sebanyak 7 helai lalu dicuci dengan air bersih terlebih dahulu, setelah itu masukkan daun jarak pagar itu kedalam mangkok yang sudah disediakan dan tambahkan 3 gelas citra air RO (air minum yang telah diproses menggunakan Reverse Osmosis) ke dalam mangkok berisi daun jarak pagar.
Biarkan daun jarak terendam selama 1 jam. Cara pemberian hasil rendaman daun jarak pagar ini adalah di hari pertama di siang hari orang yang demam diberikan 3 sendok airnya lalu diminumkan, setelah itu airnya dibilaskan ke seluruh tubuh. Ini dilakukan 3 kali sehari selama 2 hari, dengan menggunakan air rendaman baru di setiap harinya.
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa rendaman air daun tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) mampu mengatasi demam. Hal ini disebabkan karena kandungan-kandungan yang terdapat pada daun jarak pagar (Jatropha curcas L) ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, yaitu tanin, saponin, dan flavonoid.
Di mana fungsi dari senyawa-senyawa tersebut yakni memiliki daya anti bakteri, menguatkan kekebalan tubuh, anti-kanker dan anti jamur.
Penulis:
Sakinah
Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News