Literasi pertama yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah literasi membaca dan menulis kemampuan ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. bukan hanya tentang membaca dan menulis saja tetapi, literasi lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis.
Literasi juga berarti kemampuan dalam berpikir, memahami, mengolah informasi dan tentang proses seseorang dalam belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam era disrupsi digital, literasi telah menjadi fondasi penting untuk menghadapi tantangan masa depan karena, tidak banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya literasi, terutama generasi muda yang seharusnya memiliki kemampuan literasi yang baik tetapi kurangnya minat dalam hal perliterasian. Oleh karena itu dalam artikel ini kita akan mengkaji pentingnya literasi untuk menumbuhkan kesadaran dan mewujudkan generasi yang cerdas, kritis, dan berdaya saing. Apalagi maraknya informasi yang tidak terverifikasi, membuat literasi menjadi semakin krusial untuk menyaring informasi yang akurat dan membangun masyarakat yang berinformasi dengan adanya literasi, individu tidak hanya mampu mengakses informasi secara luas, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi tersebut untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, literasi juga berkontribusi dalam pengembangan karakter, memperluas wawasan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Rendahnya literasi di Indonesia tergambar dari minimnya minat membaca masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Perpustakaan yang sepi, keramaian justru di kafe dan warung kopi, serta peringkat rendah Indonesia dalam tes literasi internasional menjadi indikator yang memprihatinkan. Kondisi ini dapat menghambat pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda diharapkan menjadi pemimpin bangsa. Berikut ini ada beberapa tantangan yang mendukung mengapa literasi penting dalam mencerdaskan generasi.
1. Merebaknya Informasi Palsu
Menurut data hasil survei yang dikemukakan oleh Katadata Insight Center (KIC), sebetulnya masih ada 11,9 publik yang masih menyebarkan hoax (berita palsu). Implikasi negatif dari penyebaran hoax (berita palsu) yang provokatif, dapat menyebabkan berbagai macam opini publik, memicu kecemasan masyarakat, bahkan yang paling bahaya dapat mengakibatkan kepada perpecahan suatu bangsa.
2. Konten-Konten Negatif Merajalela
Semakin marak dan merajalelanya konten negatif menjadi salah satu tantangan literasi digital di era saat ini. Contoh dari konten negative yai seperti isu SARA, pornografi, dan lain sebagainya. keterampilan seseorang dalam mengakses internet, terkhusus teknologi informasi dan komunikasi, harus diberbarengi pula dengan literasi digital, sehingga seseorang tersebut dapat mengetahui, perbedaan antara konten yang mempunyai nilai positif dengan konten yang memiliki nilai negatif.
3. Maraknya Investasi Ilegal
Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang cenderung termakan oleh iming-iming bonus investasi yang sangat besar serta cepat, tetapi nyatanya pada akhirnya menjadi korban penipuan. Apalagi saat ini semakin banyak bermunculan oknum-oknum yang menawarkan investasi bodong dengan begitu mudah melalui perantara media sosial. Dampak perkembangan teknologi yang cepat, mengakibatkan perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif, sehingga menjamurnya tren investasi ilegal di Indonesia. Meskipun begitu dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan, bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia meningkat pada tahun 2019 mencapai 76,19%, tetapi sayangnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tergolong masih rendah yakni 38,03%.
4. Pengajar yang Kurang Melek Teknologi
Pada revolusi industri seperti sekarang ini, seorang guru dituntut untuk mengikuti laju perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, sebagai pelengkap pada keterampilan mengajar umum, beberapa keterampilan baru perlu ditanamkan pada seorang guru untuk memantapkan perannya secara efektif sebagai fasilitator pendidikan. Namun, melihat pesatnya laju perkembangan teknologi membuat para guru khususnya yang sudah berusia lanjut, menajdi gagap teknologi dan merasa kesulitan dalam beradaptasi. Proses kegiatan pembelajaran yang umumnya dilakukan secara offline dengan metode konvensional, mau tidak mau harus menerapkan metode pembelajaran baru, misalnya pembelajaran daring dengan mengaplikasikan bermacam-macam platform seperti Zoom meeting, Google Meet, dan lainnya.
Baca Juga:Â Peningkatan Literasi sebagai Pondasi Utama Penulisan Berita bagi Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik
Kesimpulan
Literasi membaca dan menulis merupakan pondasi utama dalam dunia pendidikan yang tidak hanya melibatkan kemampuan dasar, tetapi juga berpikir kritis, memahami, dan mengolah informasi. Di era disrupsi digital, literasi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global, terutama dalam menyaring informasi yang akurat dan relevan. Selain meningkatkan kemampuan individu dalam pengambilan keputusan, literasi juga berperan penting dalam membangun karakter, memperluas wawasan, dan meningkatkan kualitas hidup. Rendahnya minat baca generasi muda memerlukan perhatian serius melalui berbagai upaya seperti membudayakan membaca, memanfaatkan teknologi, memperbaiki kurikulum, dan melatih guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik. Dengan kolaborasi berbagai pihak, literasi dapat menjadi landasan untuk mencetak generasi cerdas, kritis, dan berdaya saing di masa depan.
Saran
Ipungkarti dan Anisa (2021). Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Education University of Indonesia menyatakan bahwa Pendidikan Indonesia, rendahnya minat baca atau literasi di Indonesia juga berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, minat baca di Indonesia masih rendah dan ini berdampak pada rendahnya kemampuan membaca masyarakat kita. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan upaya untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa upaya yang dapat dilakukan:
- Komunitas dapat membantu meningkatkan minat membaca dengan memperkenalkan kepada anak-anak untuk membaca pada usia muda, menawarkan sastra yang menarik, mempromosikan suasana yang ramah membaca, dan membangun model pembelajaran yang menarik dan mendidik. Febrianti dan Irianto ( 2017).
- Membudayakan Membaca: Menciptakan lingkungan yang kondusif: Menyediakan perpustakaan yang menarik dan nyaman, serta mengadakan berbagai kegiatan literasi seperti lomba menulis, bedah buku, dan festival literasi.
- Membuat membaca menjadi kebiasaan: Mendorong keluarga, sekolah, dan komunitas untuk menjadikan membaca sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari.
- Memanfaatkan teknologi: Menggunakan teknologi digital untuk memperkenalkan berbagai jenis bacaan yang menarik bagi generasi muda, seperti e-book, audiobook, dan aplikasi belajar online.
- Memperbaiki kurikulum: Mengubah kurikulum pendidikan agar lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan literasi.
- Melatih guru: Memberikan pelatihan kepada guru agar mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk membaca.
Penulis:
1. Deklay Nainggolan
2. Melkian Naharia
3. Andini Mokodongan
4. Chelsi Nainggolan
5. Tricsy Mussu
Mahasiswa Psikologi  Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Manado
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Referensi
Aksaramaya. (t.th.). Tantangan-tantangan literasi digital di era sekarang ini. https://aksaramaya.com/tantangan-tantangan-literasi-digital-di-era-sekarang-ini/
Iqbal, M. (2024, 16 Juli). Rendahnya minat literasi di kalangan Gen Z: Tantangan dan solusi. Kumparan. https://kumparan.com/muhammad-iqbal-1699889955982252384/rendahnya-minat-literasi-di-kalangan-gen-z-tantangan-dan-solusi-239f83qSdno
Anisa, A. R., Ipungkarti, A. A., & Saffanah, K. N. (2021). Pengaruh kurangnya literasi serta kemampuan dalam berpikir kritis yang masih rendah dalam pendidikan di Indonesia.
Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. (2017, May). Pentingnya penguasaan literasi bagi generasi muda dalam menghadapi MEA. In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1).
UPTD Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan. (2023, 20 Januari). Pentingnya literasi dasar dalam dunia pendidikan. btikp.babelprov.go.id. https://btikp.babelprov.go.id/content/pentingnya-literasi-dasar-dalam-dunia-pendidikan