Abstrak
Kenakalan remaja adalah masalah yang umum di seluruh dunia. Remaja, dalam fase perkembangan mereka yang penuh tantangan, seringkali mencoba berbagai perilaku yang di luar batas.
Kenakalan remaja dapat mencakup berbagai tindakan, mulai dari pelanggaran hukum hingga perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tawuran. Meskipun tampak sepele pada awalnya, kenakalan remaja dapat memiliki dampak yang serius pada masa depan individu tersebut.
Salah satu masalah sosial saat ini adalah masalah pergaulan bebas yang terjadi pada kalangan remaja. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu kenakalan remaja.
Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak buruk dari kenakalan remaja dan cenderung bersifat negatif seperti halnya, pergaulan bebas yang menimbulkan seks bebas dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan dan salah pilihnya seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini banyak sekali yang terjadi pada diri remaja, seperti narkoba. Hal ini merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Banyak sekali faktor internal dan eksternal penyebab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan. Kenakalan pada remaja merupakan gangguan sosial yang menjadi masalah global termasuk di Indonesia.
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) di kalangan remaja merupakan salah satu bentuk kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengatasinya maka bimbingan dari orang tua dan juga lingkungan baik sangat diperlukan.
Baca Juga: Penyalahgunaan Narkoba Menyebabkan Dekadensi Moral? Berikut Ulasannya
Pendahuluan
Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Suatu masa yang indah penuh dengan segala suka cita, keunikkan, keceriaan dan menyenangkan.
Hampir tidak ada manusia yang dapat melupakan masa-masa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan pada masa remaja tetapi tidak semua remaja dapat melalui masa tersebut dengan selamat dan bahagia menuju masa berikutnya.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun seringdilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya dan orangtuanya.
Kenakalan pada remaja merupakan perilaku menyimpang yang mengarah pada tindakan melanggar peraturan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan remaja dalam menjalankan tugas perkembangan. Kenakalan pada remaja juga dianggap sebagai salah satu bentuk gangguan kesehatan mental masyarakat.
Pergaulan bebas identik dengan pergaulan remaja yang menyimpang dan yang biasanya mengarah terhadap perbuatan seks. Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama masalah remaja.
Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak memberi pengaruh buruk bagi remaja sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan remaja, oleh karenanya diperlukan strategi yang tepat dalam penanganannya.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan mengalami berbagai masalah.
Hal ini terjadi di kalangan remaja karna disebabkan oleh orang tua yang sangat kejam, tidak dapat menyesuaikan didikan dengan keperluan anak untuk berotonomi, ataupun sebaliknya menyebabkan orang tua tersebut tidak peduli untuk memantau perkembangan sosial anak tersebut.
Baca Juga: Memberantas Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Anak-Anak dan Remaja
Pembahasan
A. Kenakalan Remaja
Pergaulan bebas merupakan fenomena sosial yang telah menjadi perbincangan hangat dalam berbagai kalangan masyarakat. Istilah ini merujuk pada praktik hubungan sosial yang tidak terikat oleh aturan-aturan sosial maupun moral.
Dalam pergaulan bebas, remaja cenderung memiliki kebebasan yang lebih besar dalam menjalin hubungan, baik itu secara emosional maupun seksual, tanpa adanya keterikatan yang formal seperti pernikahan.
Hal ini sering kali menjadi perdebatan karena dianggap melanggar norma-norma yang berlaku, sementara bagi Sebagian orang pergaulan bebas dianggap sebagai ekspresi dari kebebasan dari batasan-batasan yang membatasi hubungan satu dengan yang lain.
Menurut Depdikbud (2024), pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas merupakan lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan.
Dengan kata lain, pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang dan telah melewati batas dari kewajiban serta melanggar norma sosial maupun kesusilaan (Rofii et al., 2021).
Menurut Tenerman (2021), pergaulan bebas terjadi karena didorong oleh faktor-faktor dari dalam diri maupun dari luar. Contohnya remaja ingin melakukan pergaulan bebas, didasarkan oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba hal-hal yang baru.
Lebih lanjut, menurut Kasingku & Sanger (2023), pergaulan bebas merupakan fenomena sosial di mana individu berinteraksi dengan individu yang lain tanpa adanya komitmen.
Ini melibatkan hubungan pertemanan yang tidak terikat oleh aturan dan norma sosial, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan rasa malu karena melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
Jadi, pergaulan bebas merupakan fenomena sosial yang kompleks yang melibatkan praktik hubungan sosial tanpa komitmen formal seperti pernikahan, yang sering kali menjadi sumber perdebatan karena melewati batas kewajiban dan melanggar norma sosial, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam masyarakat.
Kenakalan remaja adalah kenakalan atau kejahatan yang dilakukan oleh anak muda yang merupakan gejala sakit secara sosial disebabkan oleh pengabaian oleh lingkungan sekitar, sehingga mereka melakukan perilaku yang menyimpang.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, mereka akan merasakan emosional yang sangat tinggi dan selalu merasa ingin bebas, tidak mau dikekang serta merasa dirinya sudah dewasa.
Baca Juga: Urgensi Edukasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja
Pengaruh sosial dan kultural memainkan peran yang besar dalam pembentukan atau pengkondisian tingkah laku criminal anak-anak remaja. Perilaku anak-anak remaja ini menunjukkan tanda-tanda kurang atau tidak adanya konformitas terhadap norma-norma sosial, mayoritas kenakalan remaja berusia 21 tahun.
Angka tertinggi tindakan kejahatan ada pada usia 15–19 tahun, dan sesudah umur 22 tahun kasus kejahatan yang dilakukan oleh remaja akan menurun.
Kenakalan remaja boleh jadi berkaitan erat dengan hormon pertumbuhan yang fluktuatif sehingga menyebabkan perilaku remaja sulit diprediksi, tetapi ini bukanlah jawaban yang dapat menjadi justifikasi atas perilaku remaja.
Rasanya anggapan sebagian orang yang menyatakan bahwa hormon berpengaruh sangat besar, hal itu rasanya agak dilebih-lebihkan, nampaknya ada faktor lain yang menyebabkan mengapa angka kriminalitas di kalangan remaja menjadi sangat tinggi dan perbuatan kriminalitas tersebut dianggap sangat meresahkan masyarakat secara luas. Salah satu kenakalan remaja yang marak saat ini adalah pergaulan bebas.
Peran orang tua sangat penting dalam hal ini karena orang tua harus membantu anak-anak, remaja dan anak muda untuk menentukan pilihan mereka dengan benar, di mana pilihan yang diambil tentunya membawa dampak yang positif dalam kehidupan dan tentunya pilihan yang diambil haruslah membentuk karakter yang baik.
Penelitian yang diadakan oleh Adityaningrum (2021) menyatakan bahwa orang tua harus mendapatkan pemahaman dalam membimbing anak-anak mereka dalam menghadapi pergaulan bebas di kalangan remaja, serta dapat mencari solusi untuk menghindari dampak negatif dari pergaulan bebas pada remaja saat ini.
Selanjutnya ialah dengan memberikan penyuluhan tentang pergaulan bebas pada remaja saat ini. Sangat penting perhatian orang tua dan keluarga terhadap perkembangan anak-anak, remaja dan orang muda.
Banyak kasus yang terjadi di mana anak-anak bahkan remaja tidak diperhatikan oleh orang tua, hingga akhirnya mereka merasa memiliki kebebasan tersendiri tanpa ada yang melarang dan memarahi akhirnya memasuki lingkungan pergaulan bebas.
Peran orang tua untuk memotivasi para remaja sangat penting sehingga mereka dapat terhindar dari pergaulan bebas.
Menurut Mbayang (2024), harus ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi pergaulan bebas dan hal tersebut harus melibatkan peningkatan pendidikan seks di lingkungan sekolah, adanya peran dari orang tua dalam membimbing anak-anak mereka, masyarakat harus juga menyadari bahwa mereka memiliki peran yang penting terhadap generasi muda, akses mudah terhadap layanan kesehatan reproduksi, harus ada pendekatan yang positif, dan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi remaja.
Menurut Kasingku & Siby (2024), di lingkungan gereja, pemimpin gereja memainkan peranan yang signifikan dalam memberikan contoh keteladanan dalam hal pergaulan orang muda sehingga mereka dapat menjalani pergaulan yang sehat. Dengan demikian karakter remaja dapat bertumbuh kearah yang positif (Stevanus & Macarau, 2021).
B. Penyalahgunaan Narkoba
Penyebab remaja menggunakan narkoba dapat disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari:
- Faktor Kepribadian. Pribadi yang tidak stabil (labil) akan sangat sangatmudah untuk terjerumus menggunakan narkoba.
- Faktor Keluarga. seseorang dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis dapat menyebabkan orang tersebut menggunakan narkoba karena merasa merasa putus asa dan frustasi sehingga narkoba menjadi tempat pelarian atau pengalihan.
- Faktor Ekonomi. Seseorang dengan latar belakang ekonomi yang rendah dan dengan kondisi sulit untuk mencari pekerjaan dapat menimbulkan adanya keinginan untuk menjadi pengedar narkoba untuk mendapatkan penghasilan dengan cepat. Sebaliknya seseorang dengan latar belakang ekonomi yang memadai dan kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya atau masuk dalam kelompok pertemanan dan lingkungan yang salah akan mudah terjerumus menjadi pengguna narkoba.
Sementara itu faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar yang dapat mempengaruhi orang atau remaja dalam bertindak, bahkan dalam memutuskan untuk menggunakan narkoba, faktor eksternal terdiri dari:
- Faktor Pergaulan. Kelompok teman sebaya memiliki pengaruh kuat bagi remaja untuk menjadi pengguna narkoba yang berawal dari ajakan teman atau kelompoknya untuk menggunakan narkoba.
- Faktor Lingkungan Sosial atau Masyarakat. Lingkungan sosial atau masyarakat dengan kondisi yang baik dan terkontrol baik dapat mencegah terjadinya peredaran narkoba, namun sebaliknya bila lingkungan sosial dan masyarakat tersebut justru apatis dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar maka kondisi ini menyebabkan maraknya penggunaan narkoba di masyarakat, khususnya remaja
Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja pada beberapa tahun terakhir ini, khususnya tahun 2019, semakin meningkat. Kasus narkoba hingga saat ini masih menjadi problematika yang memprihatinkan bagi Indonesia.
Kasus peredaran sabu serta marak terjadinya penangkapan terhadap bandar-bandar narkotika internasional dalam beberapa tahun terakhir menjadi bukti nyata yang tidak terbantahkan bahwa Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat narkoba (Hariyanto, 2018).
Menurut kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), pada tahun 2019 jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai angka 3,6 juta, yang mana ada peningkatan kurang lebih sebesar 24 hingga 28 persen pada penggunaan narkotika yang pelakunya adalah remaja.
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa selagi masih muda, mencoba hal baru menjadi sesuatu yang lumrah dan sah saja.
Namun tanpa disadari, keinginan dan rasa penasaran para remaja untuk mencoba hal baru seringkali melewati nilai, norma dan justru menjurus ke arah negatif, yang salah satunya adalah dengan mencoba narkoba atau zat psikotropika lainnya.
Baca Juga: Stigma Sosial terhadap Mantan Pengguna Narkoba
Masalah narkoba pada kalangan remaja menjadi isu yang tidak mudah untuk diatasi, karena dalam penyelesaiannya harus melibatkan banyak faktor dan membutuhkan campur tangan berbagai pihak, salah satunya dari datang dari kelompok pertemanan sebaya.
Ajakan tersebut dapat bermula dari teman sebaya terutama remaja yang memiliki kepribadian yang belum cukup matang. Sementara lingkungan sekunder yang baik dan memiliki kontrol yang tidak mudah goyah akan dapat mencegah ajakkan atau dorongan terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
Penulis: MKWK Bahasa Indonesia Kelompok 2
1. Marhamah Alya (2410231039)
2. Lailaa Nuzul Asmon (2410232010)
3. Nabila Nurrahman (2410412037)
4. Laura Putri Jonata (2411213041)
5. Asyifa Mafatihul Khair (2411213063)
Mahasiswa Universitas Andalas
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Daftar Pustaka
Kartono,Kartini. 2004. Patologi Sosial .2. Kenakalan Remaja.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/civic/article/view/1448/2529
Prasati,s.2017. kenakalan Remaja dan Faktor Penyebabnya. Surakarta
file:///C:/Users/acer0/Downloads/arifin,+3.+Nunung+Unayah+&+Muslim+sabarisman.pdf
https://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SNBK/article/viewFile/110/109
Stevanus, K., & Macarau, V. V. V. (2021). Peran Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Karakter Remaja Di Era 4.0. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 117–130. https://doi.org/10.51212/jdp.v14i2.56
Mbayang, C. M. (2024). Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja. JLEB: Journal of Law, Education and Business, 2(1), 366–372. https://doi.org/10.57235/jleb.v2i1.1669