Udara merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan makhluk hidup. Udara merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan makhluk hidup.
Namun dengan banyaknya pencemaran udara yang bersumber dari aktivitas transportasi bahan baku industri, emisi cerobong dari pengolahan pabrik, aktivitas kendaraan dari turis nasional maupun internasional, seluruh kegiatan manusia Pembuangan emisi gas dan berbagai jenis polutan lainnya berpotensi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan atau degradasi lingkungan.
Dalam jangka panjang, dampak ini dapat memunculkan masalah baru yang merugikan makhluk hidup serta lingkungan.
Pencemaran udara sendiri didefinisikan sebagai keberadaan satu atau lebih zat fisik, kimia, atau biologis di atmosfer dalam konsentrasi tertentu yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu kenyamanan serta estetika, atau merusak properti.
Masalah polusi udara saat ini sebagaimana dikutip dari pafibiaknumforkab.org merupakan masalah paling besar yang terjadi di Indonesia karena menyebabkan 50% ketidaksehatan di seluruh negeri.
Menurut laporan Air Quality Life Index (AQLI) yang dirilis oleh Energy Policy Institute di University of Chicago (EPIC) pada September 2021, rata-rata penduduk Indonesia berpotensi kehilangan 2,5 tahun dari harapan hidupnya akibat paparan kualitas udara yang tidak memenuhi standar aman berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kadar partikel halus (PM2.5).
Berdasarkan data tahun IQAir 2023 Kota Tangerang Selatan menempati peringkat 43 dengan indeks sebesar 71.7 dari salah satu kota paling berpolusi di dunia. Banyak sekali masalah Kesehatan yang dapat terjadi akibat polusi udara diantaranya adalah:Â
Baca Juga:Â Kerja Sama Mahasiswa UMM dan SP Buat Prototipe Terkait Pengurangan Polusi Udara dan Pengolahan Limbah Kayu
1. Penurunan Fungsi Paru-Paru
Polusi udara dapat merusak paru-paru karena partikel kecil seperti debu, asap, dan gas beracun yang masuk ke dalam saluran pernapasan dapat menyebabkan peradangan dan stres pada jaringan paru-paru, yang lama-kelamaan membuat paru-paru bekerja lebih keras dan kurang efisien.
Akibatnya, kita bisa mengalami sesak napas, batuk, dan bahkan penyakit serius seperti asma atau paru-paru kronis. Paparan jangka panjang juga bisa menyebabkan kerusakan permanen yang sulit diperbaiki. Anak-anak, orang tua, dan mereka yang sudah punya penyakit pernapasan paling rentan terkena dampaknya.
2. Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit yang terjadi akibat masuknya mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur ke saluran napas. Polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit ini dengan melemahkan pertahanan tubuh. Contohnya:
- Pneumonia: Infeksi bakteri atau virus yang menyerang alveolus paru-paru. Polusi udara memperburuk kasus pneumonia dengan menurunkan kemampuan paru-paru membersihkan patogen, terutama pada anak-anak dan lansia.
- Bronkitis Akut: Infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang menyebabkan batuk dan lendir berlebihan. Paparan partikel halus (PM2.5) dapat memicu atau memperparah bronkitis akut.
3. Penyakit Kardiovaskular
Hubungan antara polusi udara dan risiko penyakit kardiovaskular telah banyak diteliti di berbagai negara. Namun, studi serupa masih terbatas di Indonesia, negara dengan populasi besar dan tingkat polusi udara yang tinggi.
Sebuah penelitian berjudul Air Pollution and Blood Pressure: Evidence From Indonesia yang melibatkan lebih dari 25.000 penduduk menemukan bahwa mereka yang terpapar polusi udara lebih tinggi dalam sebulan sebelum pemeriksaan cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang paparan polusinya lebih rendah. Hubungan ini bahkan lebih kuat pada kelompok usia 65 tahun ke atas.
Polusi udara berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan akut, asma, bronkitis, iritasi mata, hingga gangguan kardiovaskular.
Kejadian dan jumlah kasus penyakit-penyakit ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan di masa mendatang, seiring dengan pertumbuhan konsumsi energi yang mencapai 6–8% setiap tahunnya.
Baca Juga:Â Waspada Polusi Udara! Pembangunan Jalan Lintas Provinsi di Prambanan
Berdasarkan dari permasalahan di atas ada beberapa cara mudah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terpapar polusi udara diantaranya adalah:Â
1. Gunakan Masker Saat Keluar Rumah
Gunakan masker dengan kemampuan penyaringan yang baik, seperti N95 atau KN95, untuk mengurangi paparan partikel halus (PM2.5) dan polutan lainnya. Masker kain bisa digunakan sebagai alternatif, tetapi efektivitasnya jauh lebih rendah dibanding masker N95.
2. Jaga Kualitas Udara di Dalam Ruangan
Gunakan pembersih udara (air purifier) untuk menyaring partikel berbahaya di udara dalam ruangan. Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik, tetapi tutup jendela dan pintu selama masa polusi tinggi untuk mencegah udara tercemar masuk.
3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Sebarkan informasi mengenai bahaya polusi udara dan cara melindungi diri di komunitas lokal. Dorong partisipasi dalam kegiatan penghijauan untuk meningkatkan kualitas udara lingkungan.
4. Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan
Polusi udara dapat menyebabkan stres oksidatif di tubuh, sehingga konsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan (jeruk, beri) dan sayuran (brokoli, bayam) dapat membantu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap dampaknya.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, setiap individu dapat melindungi diri dari dampak negatif polusi udara. Kombinasi tindakan preventif di luar dan di dalam rumah serta perubahan kecil dalam gaya hidup dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan paparan polusi udara.Â
Penulis:
Salwa Salsabila Dewi Syah Putri
Mahasiswa Keperawatan Universitas Binawan
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
ReferencesÂ
(Berend, 2016)
(Ko & Kyung, 2022)
(McGraw_Hill_Dictionary_of_Biology, n.d.)
(Yang et al., n.d.)
(Madrigano et al., 2024)
(Lee et al., 2024)
(Carlsten et al., 2020)
(Akhtar & Palagiano, 2018)