Kesehatan mental pada remaja menjadi perhatian beberapa tahun terakhir ini. Remaja mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, yang dipenuhi oleh perubahan fisik, emosional, dan sosial.
Perubahan ini seringkali memicu perasaan cemas, stres, atau kebingungan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka.
Selain itu, tekanan dari lingkungan sosial, seperti harapan akademis, pertemanan, dan ekspektasi keluarga juga dapat mempengaruhi mental remaja.
Ditambah dengan pengaruh media sosial yang terus berkembang, remaja seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain yang dapat menurunkan rasa percaya diri yang membuat mereka rentan terhadap masalah mental.
Dikutip dari website pafibondowosokab.org bahwa masalah kesehatan mental pada remaja dapat muncul dalam beberapa bentuk, seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, hingga stres akademik. Kondisi ini seringkali sulit dikenali karena gejalanya mungkin disalah artikan sebagai perubahan normal pada remaja.
Selain itu, stigma sosial dan kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental seringkali membuat remaja enggan mencari bantuan atau berbicara tentang perasaan mereka.
Baca Juga:Â Kesehatan Mental pada Remaja Pubertas
Ketika masalah ini tidak ditangani, mereka dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial, akademis, dan emosional remaja, bahkan bisa berlanjut hingga dewasa.
Masalah kecemasan pada remaja bisa muncul dalam bentuk kekhawatiran yang berlebihan, rasa takut yang tidak rasional, dan sering merasa tegang tanpa alasan yang jelas. Kecemasan ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal dalam aktivitas sehari-hari.
Remaja yang mengalami depresi bisa saja merasakan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dia sukai, sering merasa lelah, dan memiliki pola makan dan tidur yang tidak teratur.
Dalam beberapa kasus, depresi dapat menyebabkan munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Penyebab dari depresi pada remaja juga dapat dikarenakan oleh konflik keluarga, salahnya parenting orang tua dalam mendidik anak, trauma masa kecil, dan tekanan dari lingkungan ataupun akademik.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kesehatan mental remaja adalah lingkungan keluarga. Keterbukaan antar anggota keluarga menjadi kunci dalam menjaga kesehatan mental remaja agar tetap stabil.
Keluarga merupakan tempat pertama di mana seorang remaja belajar mengenali dirinya dan dunia sekitarnya. Oleh karena itu, pola komunikasi dan hubungan antar anggota keluarga memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas emosional remaja.
Baca Juga:Â Menjaga Kesehatan Mental Gen Z di Era Digitalisasi
Keterbukaan antar anggota keluarga memungkinkan remaja untuk merasa didengar, dipahami dan diterima. Hal ini dapat membantu remaja mengelola emosi dengan baik dan mencegah perasaan terisolasi yang sering menjadi pemicu gangguan kesehatan mental.
Orangtua memiliki peran penting dalam kesehatan mental remaja. Mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif sehingga remaja dapat merasa aman dan nyaman.
Memberikan perhatian pada hal-hal positif sehingga remaja dapat merasa dihargai dan diakui. Mencontohkan dan menumbuhkan perilaku yang baik sehingga remaja dapat belajar dan mengembangkan perilaku yang sama, dan juga menghindari stres dan tekanan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja.
Jika faktor keluarga tidak baik, maka dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.
Dampak yang mungkin terjadi adalah kurangnya perhatian yang membuat remaja merasa tidak dihargai dan diakui, keluarga tidak menghindari stres dan tekanan yang terjadi pada remaja, dan juga keluarga tidak mencontohkan perilaku yang sehat dan positif yang dapat membuat remaja mengembangkan perilaku yang tidak sehat.
Sekolah bisa menjadi tempat yang menumbuhkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial pada remaja. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, tuntutan akademik dapat memicu stres pada remaja.
Baca Juga:Â Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja
Sekolah yang menghargai setiap individu tanpa membandingkan prestasi akademik, dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada remaja.
Memberikan apresiasi atas berbagai pencapaian, seperti seni, olahraga, atau kepemimpinan, selain dari akademik juga dapat membuat remaja merasa dihargai.
Cara mengurangi stres akademik adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang seimbang, membangun hubungan yang kuat antara guru dan siswa, remaja dapat mengelola emosi dan stres dengan efektif dengan berolahraga ataupun melakukan hal yang dia sukai.
Dalam hal ini, orangtua dan guru dapat bekerja sama untuk saling menjaga kesehatan mental pada remaja.
Di era digital saat ini, remaja pasti tidak jauh dengan media sosial. Namun, media sosial juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental pada remaja. Oleh karena itu, menggunakan media sosial dengan bijak adalah hal yang harus dilakukan oleh remaja.
Dengan menggunakan pola penggunaan media sosial, seperti membatasi waktu penggunaan, memilih konten dengan bijak, menghindari rasa insecure, dan menggunakan media sosial untuk hal yang positif.
Baca Juga:Â Pentingnya Menjaga Mental Health pada Remaja
Gen Z atau yang dapat disebut dengan Generasi Digital, tentu mereka lebih mengerti atau paham dengan al-hal yang berkaitan dengan media sosial. Maka dari itu, remaja saat ini juga dapat melakukan hal-hal positif di sosial media yang bahkan dapat menghasilkan uang dari hal tersebut.
Banyak remaja zaman sekarang yang menjadi content creator, influencer, bahkan membuka bisnis online. Remaja juga harus bisa menghindari dampak negatif dari penggunaan media sosial, seperti kecanduan bermain media sosial yang dapat mengganggu kefokusan untuk belajar, terjadinya cyberbullying yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental remaja, yang bahkan bisa membuat orang kehilangan rasa ketertarikan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental pada remaja, dukungan dari berbagai pihak sangatlah penting. Orang tua, guru, dan teman sebaya harus aktif dalam menciptakan lingkungan yang nyaman.
Selain itu, peran pemerintah dan masyarakat juga tak kalah penting. Penyediaan layanan konseling dan pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah, serta mengadakan kampanye untuk menghapus stigma terkait masalah mental yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih peduli.
Dengan berkolaborasi dengan seluruh pihak, remaja dapat merasa didukung dan memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan yang mereka hadapi dalam perjalanan hidupnya.
Secara keseluruhan, kesehatan mental pada remaja adalah isu yang kompleks dan membutuhkan perhatian khusus.
Baca Juga:Â Pengaruh Kesehatan Mental Remaja Terhadap Kurikulum Pemerintah
Masa remaja adalah fase paling penting dalam pembentukan identitas diri. Semua yang terjadi pada remaja seperti tuntutan akademik, tuntutan sosial, dan perubahan emosional memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk mendukung kesejahteraan mental remaja.
Penulis: Sabrina Salsabila Andung
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Muhammadiyah MalangÂ
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News