Kemajuan teknologi kini dialami oleh semua negara di dunia, kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi yang semakin canggih bahkan tanpa sadar kini kita telah menggunakannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Salah satu teknologi yang sangat dekat dengan kita saat ini adalah teknologi informasi dan komunikasi.
Apa sebenarnya teknologi itu?
Dilansir dari Kompas.com, Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK adalah perangkat teknologi yang memiliki berbagai sumber daya dan dapat digunakan untuk mengirimkan, menyimpan, membuat, dan bertukar informasi.
Contoh teknologi ini termasuk telepon seluler, komputer, Internet, webcasting, dan lain sebagainya. Kini, teknologi ini telah disempurnakan dengan menggunakan teknologi lain yaitu kecerdasan buatan, atau yang kita sebut AI.
AI atau kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan membantu mesin dalam mencapai kecerdasan yang diinginkan.
Teknologi ini tidak lagi terbatas pada algoritma yang dekat dengan matematika dan teknologi informasi, tetapi juga dapat mencakup beberapa bidang keilmuan seperti filsafat, ekonomi, psikologi, neurosains, bahkan teori kontrol.
Namun kenyataannya, saat ini AI juga telah beralih ke ranah kreatif dan jurnalistik, bahkan di Indonesia telah mencoba untuk menggunakan AI untuk menyampaikan berita.
TVOne adalah stasiun TV pertama di Indonesia yang mengambil langkah baru dalam dunia jurnalisme dengan menggunakan dukungan AI untuk penyampaian berita.
Stasiun TV tersebut telah menciptakan tiga presenter AI, dan telah diperkenalkan kepada khalayak secara perdana pada tanggal 21 April 2023, tepat di Hari Kartini. Presenter AI ini diperkenalkan sebagai Sasya, Nadira, dan Bhoomi.
Presenter ini memiliki kemampuan dalam membaca teks berita dengan intonasi dan ekspresi yang tepat. Selain itu, ia dapat menggerakkan dan meniru ekspresi wajah manusia agar terlihat seperti manusia sungguhan.
Namun apakah perkembangan teknologi dalam jurnalisme ini akan berdampak pada pemaksimalan dalam bidang tersebut, atau malah justru menimbulkan permasalahan dan ancaman bagi para jurnalis?
Pada penerapan AI dalam jurnalisme di Indonesia, tentu dapat memberikan dampak yang positif terlebih dalam penyampaian program berita dan penyajian konten berita.
Beberapa contohnya seperti, yang pertama adalah konsistensi. Presenter AI dapat menyajikan pesan yang lebih konsisten dalam gaya, nada, dan presentasi. Hal ini dapat membantu dalam menghindari kemungkinan variasi dalam ekspresi manusia.
Kedua, fleksibilitas waktu. Presenter AI dapat bekerja 24 jam sehari tanpa kelelahan, sehingga memungkinkan untuk menyiarkan berita dan menyajikan konten berita 24 jam sehari, bahkan di luar jam kerja jurnalis manusia. Ketiga, mengatasi keterbatasan fisik.
Presenter AI dapat digunakan dalam situasi ketika penyiar manusia tidak ada, seperti dalam keadaan darurat atau peristiwa penting di luar lokasi stasiun berita.
Meskipun presenter AI memiliki potensi manfaat, teknologi ini juga memiliki keterbatasan, karena presenter AI mungkin tidak dapat menyampaikan nuansa emosi atau pemahaman mendalam tentang berita seperti yang dapat dilakukan oleh moderator manusia.
Dari pemanfaatan presenter AI yang dapat membantu dalam kesuksesan penyampaian berita, kita tentu juga harus menyadari bahwa terdapat beberapa dampak negatif yang dialami oleh para jurnalis di masa depan, terutama jika ditangani dengan tidak tepat atau digunakan secara berlebihan.
Beberapa potensi dampak negatif dari penggunaan presenter AI di masa depan seperti, hilangnya pekerjaan akibat penggunaan presenter AI dalam siaran berita, karena dapat menggantikan peran manusia.
Selain itu, AI mungkin menjadi kurang mampu menangani situasi yang kompleks, sehingga menyulitkan penyaji AI untuk menyajikan pesan yang mengandung emosi, interpretasi, atau konteks yang lebih kompleks.
Berikutnya adalah kurangnya individualitas dan empati. Presenter AI bukan hanya tidak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kepribadian, namun juga tidak memiliki empati seperti presenter manusia.
Penggunaan presenter AI dalam jurnalisme memerlukan pemantauan yang cermat, regulasi, dan pertimbangan etis untuk meminimalkan dampak negatif tersebut.
Sehingga untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara teknologi dan elemen manusia dalam proses jurnalistik, tentu sangat penting untuk tetap menjaga integritas, keadilan, dan etika industri jurnalisme.
Penulis: Agatha Belva Marciana Edo
Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi:
Putri, A. S. (2022, 01 24). Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Contohnya. Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/10/194000969/pengertian-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-dan-contohnya
Putri, M. S. (2022, Juli Jumat, 08). Pengertian Teknologi Menurut Ahli, Berikut Manfaatnya. Mediaindonesia.com. https://mediaindonesia.com/teknologi/505359/pengertian-teknologi-menurut-ahli-berikut-manfaatnya