Aku Mahasiswa, Haruskah Aku Sempatkan Waktuku untuk Menuntut Ilmu Syar’i?

menuntut ilmu syar'i

“Aku menulis untuk pengingat diriku sendiri sebelum kalian.”

Kehidupan mahasiswa identik dengan berbagai kesibukan seperti banyaknya tugas kuliah, amanah organisasi, pekerjaan, skripsi, bahkan hingga urusan rumah tangga bagi yang sudah menikah. Namun, dibalik adanya banyak tuntutan tersebut sudahkah kita menyempatkan diri untuk mempelajari agama kita yang mulia ini?

Mungkin banyak di antara kita yang mengandalkan masa depan cemerlang dengan bermodal ilmu duniawi, prestasi, dan finansial. Ya, hal tersebut memang penting tetapi ternyata ada modal yang jauh lebih penting, yaitu modal ilmu agama.

Baca juga: Metode Pembelajaran Rasulullah

Ilmu agama adalah bekal untuk masa depan setiap individu baik di dunia maupun kelak di akhirat. Individu yang menuntut ilmu syar’i akan dapat mengetahui dan memahami bagaimana Islam mengatur dan memandu dirinya dalam setiap aspek kehidupan manusia.

Dengan menuntut ilmu syar’i pula individu mengetahui bagaimana tata cara ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sehingga ibadah tersebut diterima disisi Allah Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS. Al-Maidah: 3).

Baca juga: Manakah yang Paling Mirip dengan Parenting Islami?

Adanya berbagai tuntutan dan kesibukan, sebagai mahasiswa hendaknya kita memiliki strategi dalam manajemen waktu. Kita perlu pintar-pintar membagi waktu untuk keperluan duniawi dan akhirat.

Jangan sampai kita rela bersusah payah demi menyandang gelar akademik tetapi ternyata bodoh dan bermalas-malasan dalam urusan agama. Apabila ibadah menuntut ilmu ini kita tinggalkan maka kita akan sulit membedakan mana kebenaran dan mana keburukan.

Agar semangat dalam menuntut ilmu tentu kita membutuhkan lingkungan yang mendukung. Kita membutuhkan teman yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu menggapai surga Allah Ta’ala. Maka hendaknya kita dapat selektif dalam memilih lingkup persahabatan karena banyak atau sedikit, cepat atau lambat kita akan terkena pengaruh dari lingkungan kita.

Kemudian, di dalam menuntut ilmu kita juga perlu memperhatikan dari mana kita mengambil ilmu tersebut. Apabila dalam mengerjakan karya tulis kita sangat selektif untuk memilih sumber referensi yang valid maka tentu untuk ilmu akhirat kita perlu lebih selektif dalam mengambil ilmu.

Baca juga: Bullying dalam Pandangan Islam

Pastikan bahwa ilmu yang kita dapatkan berasal dari sumber yang valid, yaitu Alqur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang lurus. Ketika menuntut ilmu kita juga perlu memperhatikan adab-adab sebagai penuntut ilmu guna meraih keberkahan ilmu yang kita dapatkan.

Berikut 15 adab diri sebagai penuntut ilmu oleh Abuzaid (2018):

  1. Ilmu adalah ibadah
  2. Ikutilah jalan para Salafush Shalih
  3. Senantiasa takut kepada Allah
  4. Selalu menjaga sifat muraqabah
  5. Rendah hati dan tidak sombong
  6. Qanaah dan zuhud
  7. Berhias dengan keindahan ilmu
  8. Berhias dengan kesopanan
  9. Berjiwa ksatria
  10. Menjauhi kemewahan
  11. Menghindari forum-forum yang sia-sia
  12. Menghindrai kekacauan
  13. Berhias dengan kelemahlembutan
  14. Perhatian
  15. Tekun dan Teliti

Oleh:

Tim Penulis:

1. Shafira Dhaisani Sutra
Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

2. Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Referensi:

Abuzaid, B.B.A. (2018). Hilyah thalibil ilmi. Al-Qowam.

Kirim Artikel

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI