Analisis Manuskrip Kuno: Do’a Meminta Perlindungan kepada Allah

Manuskrip
Sumber: www.hmmlcloud.org

Deskripsi

1. Script: Jawi
2. Media yang digunakan: Kertas Eropa
3. Dimensi sampul depan: 20.3 x 15.7 cm
4. Dimensi kertas naskah: 20.3 x 15.7 cm
5. Jumlah halaman: 58 Halaman
6. Jumlah halaman kosong: 4 Halaman
7. Kondisi naskah: Rusak

Halaman Pertama

Transkrip

  • Kullu la‘īnin rukūnun fardu salāmin na wa inna ibrāhīma barakah.
  • Du‘ā’u lā ilāha illāllāh, muḥammadun rasūlullāh
  • In du‘ā’u du‘ā’in tatakallamu mimmā kāna aṭṭa maytan bi a‘saṭ
  • Mudabbaju du‘ā’in, ayna
  • Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn. Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Allāhumma anta ḥājibī biḥijābika al-karīm, wa anta al-qawiyy, wa anta al-‘azīz, wa ana bi‘izzatika wa biquwwatika, yā Raḥmān yā Raḥīm, warḥamnī wa ana bi‘izzatika.

Baca Juga: Analisis Filologi Manuskrip Pegon Jawa: Telaah Ajaran Tariqah dan Hakikat Muhammadiyah

Terjemahan

  • Kullu la‘īnin rukūnun fardu salāmin na wa inna ibrāhīma barakah: Setiap kelembutan adalah pilar kewajiban keselamatan, dan sesungguhnya Ibrahim adalah berkah.
  • Du‘ā’u lā ilāha illāllāh, muḥammadun rasūlullāh: Doa: “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.”
  • In du‘ā’u du‘ā’in tatakallamu mimmā kāna aṭṭa maytan bi a‘saṭ: Jika doa adalah doa yang berbicara dari sesuatu yang dulunya mati dengan ranting kecil.
  • Mudabbaju du‘ā’in, ayna: Doa yang tersusun rapi, di mana?
  • Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
  • Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn. Wal ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Allāhumma anta ḥājibī biḥijābika al-karīm, wa anta al-qawiyy, wa anta al-‘azīz, wa ana bi‘izzatika wa biquwwatika, yā Raḥmān yā Raḥīm, warḥamnī wa ana bi‘izzatika: Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Ya Allah, Engkaulah pelindungku dengan hijab-Mu yang mulia, Engkaulah Yang Maha Kuat, Engkaulah Yang Maha Perkasa, dan aku dengan keperkasaan serta kekuatan-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, rahmatilah aku, dan aku berada dalam keperkasaan-Mu.

Baca Juga: Manuskrip Fiqh dari Pondok Pesantren Qomaruddin di Gresik Jawa Timur

Bacaan Lainnya

Penjelasan

Teks ini secara keseluruhan berisi tiga bagian utama, yaitu ungkapan tertentu yang mengandung doa dan pernyataan tentang keberkahan, pujian kepada Allah serta salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan doa perlindungan serta permohonan kekuatan dari Allah.

Pada bagian pertama, terdapat beberapa kalimat yang tampaknya tidak sepenuhnya jelas dalam struktur bahasa Arabnya.

Salah satu kalimat yang dapat dipahami dengan baik adalah “Lā ilāha illallāh, Muḥammadun rasūlullāh” yang berarti “Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah.”

Kalimat ini merupakan inti dari keimanan dalam Islam dan sering digunakan dalam doa serta dzikir.

Selain itu, ada juga penyebutan Nabi Ibrahim dalam konteks berkah, namun tanpa keterangan yang jelas mengenai maknanya.

Beberapa frasa lainnya tampak kurang lazim dalam doa-doa Islam yang umum dikenal, sehingga mungkin memerlukan pemeriksaan ulang terhadap sumber aslinya.

Bagian kedua dari teks ini adalah pujian kepada Allah (ḥamdalah) dan salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Dimulai dengan “Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm” yang berarti “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

Baca Juga: Manuskrip Dalā’ilul Khairat dari Pidie, Jejak Literasi Islam di Serambi Mekkah

Ini adalah pembukaan yang lazim digunakan dalam berbagai doa dan bacaan Al-Qur’an.

Setelah itu, terdapat “Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn”, yang berarti “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Ungkapan ini merupakan bagian dari Surah Al-Fatihah dan menunjukkan bentuk rasa syukur kepada Allah.

Kemudian, disebutkan salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarganya, dan para sahabatnya, yang merupakan bentuk penghormatan dan doa agar beliau mendapatkan keberkahan dari Allah.

Bagian ini ditutup dengan pengulangan pujian kepada Allah, yang menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan hanya kepada-Nya segala pujian disampaikan.

Bagian ketiga adalah doa perlindungan dan permohonan kekuatan dari Allah. Doa ini berbunyi: “Allāhumma anta ḥājibī biḥijābika al-karīm, wa anta al-qawiyy, wa anta al-‘azīz, wa ana bi‘izzatika wa biquwwatika, yā Raḥmān yā Raḥīm, warḥamnī wa ana bi‘izzatika.”

Baca Juga: Manuskrip Al-‘Azīrī: Kajian Filologis Naskah Tata Bahasa Arab

Artinya adalah “Ya Allah, Engkau adalah pelindungku dengan hijab-Mu yang mulia. Engkau Maha Kuat dan Maha Perkasa, dan aku bersandar pada kemuliaan serta kekuatan-Mu. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, rahmatilah aku dengan kemuliaan-Mu.”

Doa ini mencerminkan ketergantungan penuh kepada Allah dalam mencari perlindungan dan kekuatan, serta memohon rahmat-Nya.

Secara keseluruhan, teks ini mengandung ungkapan tauhid (keesaan Allah), pujian dan pengagungan terhadap-Nya, salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, serta permohonan perlindungan dan rahmat Allah.

Namun, bagian awal teks memiliki beberapa frasa yang tampaknya tidak umum dalam doa-doa Islam yang dikenal secara luas, sehingga mungkin perlu diteliti lebih lanjut mengenai sumber dan maknanya.

Halaman Kedua

Transkrip

  • Ālif, Ba, Jīm, Dāl, Hā, Rā
  • Zāy, Ḥā, Ṭā, Yā, Nūn, Sīn, ‘Ayn, Fā, Ṣād, Qāf
  • Rā, Syīn, Tā, Tsa, Khā, Dzāl, Ḍād
  • Ẓhā, Ghayn, Lām alif, Khā
  • Jīm, Dāl, ‘Ayn, Wāw, Kāf, Tsa

Baca Juga: Biografi Ibnu Thufail, Karya, dan Pemikirannya

Terjemahan

Penjelasan

Gambar kedua menunjukkan sebuah manuskrip atau fragmen naskah kuno yang telah mengalami kerusakan signifikan.

Naskah ini tampaknya berisi huruf-huruf Arab dengan berbagai harakat dan angka dalam warna merah yang mungkin digunakan sebagai penanda nilai numerik atau sistem pembelajaran huruf Arab.

Dari struktur tulisan, kemungkinan besar ini adalah bagian dari teks yang mengajarkan huruf hijaiyah atau ilmu tajwid, dengan tambahan angka yang mungkin berhubungan dengan sistem Abjad—sebuah metode numerologi Arab yang mengaitkan huruf dengan nilai tertentu (contohnya, Alif = 1, Ba = 2, Jim = 3, dan seterusnya).

Hal ini umum digunakan dalam perhitungan mistik atau numerologi dalam tradisi Islam.

Terdapat tinta berwarna ungu yang melintang di bagian tengah halaman, yang mungkin merupakan coretan atau penanda tambahan yang dibuat setelah penulisan aslinya.

Selain itu, terdapat noda hitam yang dapat berasal dari air, minyak, atau proses alami akibat usia naskah yang sudah sangat tua.

 

Penulis:
1. Sultan Alam Koto
2. Dr. Iin Suryaningsih, S.S., M.A.
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Universitas Al-Azhar Indonesia

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses