Jakarta – Yayasan PASTI (Paramitha Sustainability Initiative) menyelenggarakan lokakarya dan ekspo UMKM bertajuk Go Global, Go Digital: Empowering Micro Small Medium Enterprises (MSMEs) di Jakarta Creative Hub, Gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
Acara yang diselenggarakan pada pukul 09.00-17.00 WIB ini menargetkan kelompok-kelompok usaha mikro dan menengah dalam rangka pemberdayaan inklusif dan berkelanjutan (sustainable).
Kegiatan diawali dengan sambutan dari founder PASTI, Gracia Paramitha Ph.D. Menyorot peran UMKM sebagai penggerak ekonomi, Gracia menyampaikan bahwa lokakarya dan ekspo ini dilatari kerisauan bahwa kebanyakan program pemberdayaan ekonomi ditargetkan untuk korporat dan bukan kelompok pengusaha lokal berskala kecil.
Gracia juga menceritakan visinya soal rencana program kerja PASTI, seperti lokakarya yang akan dilaksanakan bersama Kedutaan Prancis pada Januari 2025 tentang bisnis global.
Sambutan pembuka diikuti oleh talkshow bersama Nient Litha Brent, founder Coast Lifestyle, usaha fitness yang menggabungkan aktivitas reformer, boxing, dan TRX secara inovatif di Kemang, Jakarta Pusat. Nient juga bergelut dalam usaha coffee shop bernama DomaDona Coffee, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Beranjak dari pengalamannya menuntut pendidikan di Australia dan berkarier di dunia perbankan, Nient mengisahkan tantangan utama berbisnis di Indonesia dan Australia.
Menurutnya, perintis usaha di Indonesia kurang memperoleh dukungan pemerintah, baik dari segi modal maupun fasilitas, berbeda dengan pemerintah Australia yang memberdayakan kelompok pelaku usaha melalui mekanisme revenue sharing.
Nient membagikan kuat-kiat berbisnis, misalnya memaksimalkan pengelolaan anggaran usaha, menjaga kepercayaan konsumen, mempersiapkan rencana alternatif, serta senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan serta pengendalian mutu dalam proses pembuatan produk.
Terlepas dari hambatan teknis dalam pengelolaan usaha, Nient berpendapat bahwa kunci keberhasilan wirausaha adalah kepercayaan konsumen serta pengetahuan luas mengenai target pasar.
Nient menekankan pentingnya memperluas relasi, membaca demografi target pasar, menetapkan USP (unique selling point) produk, hingga memilih staf dan lokasi usaha yang optimal.
Menggarisbawahi pentingnya asas “quality over quantity”, Nient menutup paparannya dengan nasihat bagi para pelaku usaha untuk tetap konsisten, adaptif, dan “always teach, always educate”.
Selepas sesi pertama, peserta menikmati live music dan konsumsi yang disediakan oleh panitia. Bersamaan dengan itu, UMKM yang hadir berpeluang mempromosikan produk mereka. Enih Erildya, pengusaha kuliner yang berbasis di Tangerang, turut berbagi cerita tentang usaha yang digelutinya.
Baca Juga: Fenomena Penutupan Gerai Retail Raksasa: Pelajaran Berharga untuk UMKM
“Saya buat kuliner tradisional dengan inovasi baru, misalnya keripik tempe umpet dan keripik seblak kering,” tukasnya.
Adapun ekspo UMKM juga turut diramaikan Perhimpunan Jiwa Sehat dan Persatuan Tunanetra Indonesia yang memasarkan produk inovatif, mulai dari jus buah hingga sepatu.
Dr. Pinpin Bhaktiar, founder Seci Institute, menyampaikan paparan kedua mengenai kewirausahaan (entrepreneurship).
“Tidak setiap pelaku usaha adalah entrepreneur. Buktinya, hanya ada 3,14% dari 65 juta pelaku usaha termasuk entrepreneur,” imbuhnya sebagai pembuka.
Bagi Pinpin, kewirausahaan hanya diperuntukkan bagi ‘mereka yang ingin melompat supaya produknya ada inovasi, tidak begitu-begitu saja’. Kewirausahaan tidak dipatok berdasarkan ukuran usaha, tetapi oleh spirit kreatif dan penciptaan tiga nilai utama, yaitu nilai, pasar, dan sumber daya (pemodal, pemasok, dan penyedia jasa legal).
Apa lagi, dewasa ini, inovasi seperti iklan digital membuat kompetisi dunia bisnis berfokus pada aspek pelayanan dan standardisasi produk sedemikian hingga “relevan untuk semua”.
Sesi terakhir lokakarya diisi oleh Prof. Ignatius D.A. Sutapa, ketua umum APDI (Asosiasi Pemimpin Digital Indonesia).
Dalam uraiannya, Ignatius menyampaikan perihal pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha, seiring perubahan sosial menuju keadaan pasar yang kian cepat dan kompleks dengan sumber daya terbatas.
Baca Juga: Peluang dan Tantangan dalam Membangun Usaha UMKM
Keterampilan teknis ini penting agar pelaku usaha, khususnya generasi milenial dan Z, dapat beradaptasi dengan perubahan dan memajukan usahanya secara kreatif.
“Kemampuan untuk memimpin tim dalam lingkungan digital ini dikenal dengan kepemimpinan digital. Paling tidak pemimpin digital harus bisa menggunakan alat kolaborasi digital. Tidak harus spesialis, tapi setidaknya update. Menjadi pemimpin dalam level yang berbeda-beda tidak apa-apa, yang penting mindset kita. Kita tidak perlu antipati soal teknologi, yang penting kita bisa memanfaatkan itu ke arah yang baik,” ujarnya.
Pinpin menerangkan, di Indonesia masih terdapat beberapa hambatan dalam usaha digital, di antaranya ketimpangan akses internet, kurangnya pelatihan dan pendidikan, dan resistensi terhadap perubahan. Untuk itu, diperlukan perubahan dalam aspek regulasi, teknologi dan infrastruktur, serta proses berbisnis.
Pinpin mencetuskan solusi seperti mengadakan seminar atau lokakarya tentang pemberdayaan digital bagi UMKM, mempromosikan studi kasus organisasi yang berhasil dalam pelaksanaan bisnis digital, mengintegrasikan pelatihan digital ke dalam kurikulum pendidikan, hingga mendorong kolaborasi sektor publik dan swasta.
Dalam hal ini, penting bagi institusi pendidikan, pelaku usaha, dan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas secara bersama, dengan APDI sebagai mitra utama dalam transformasi digital. Terakhir, Pinpin juga menyampaikan pentingnya sertifikasi usaha sebagai wujud pengakuan formal, profesionalitas, dan akuntabilitas usaha.
Pemaparan narasumber diakhiri oleh sesi foto bersama dan penyerahan plakat.
“UMKM bukan hanya roda ekonomi, melainkan juga jantung ekonomi bangsa,” ucap master of ceremonies (MC) sebagai penutup kegiatan.
Penulis: Dinar Maharani
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News