Arms Race antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

Opini
Ilustrasi: istockph

Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945 tidak membuat perdamaian terjadi secara terus-menerus di seluruh belahan bumi. Meskipun perang telah berakhir, namun tidak sedikit pihak ataupun negara yang berlomba-lomba untuk menjadi negara terkuat serta menunjukkan kemampuan perekonomian maupun militer yang mereka miliki.

Untuk membuktikan kekuatan militer atau persenjataannya, biasanya setiap negara akan meningkatkan ukuran serta kualitas dari sumber daya militer yang mereka miliki agar supaya mendapat keunggulan dalam sektor militer maupun politik.

Pembuktian tersebut biasanya dilakukan dengan perlombaan senjata atau bisa disebut dengan Arms Race. Kepentingan politik bagi setiap negara memiliki prioritas yang tinggi karena melalui kerjasama politik, suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya bersamaan dengan bantuan dari negara-negara yang telah melakukan kerjasama.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Kronologi Sejarah Peradaban Dunia

Selain itu, untuk membangun hubungan kerjasama politik yang baik dan tertata, suatu negara memerlukan aspek ataupun faktor mendukung dari negara tersebut, untuk dapat dipromosikan kepada pihak internasional terkait nilai yang dapat mereka berikan apabila negara-negara bekerjasama dengan negara tersebut.

Melalui pembangunan nilai yang dimiliki negara, tidak mengherankan apabila setiap negara berlomba-lomba meningkatkan setiap sektor negara yang mereka miliki, terlebih sektor militer karena sektor tersebut merupakan sektor yang cukup berpengaruh dalam kerjasama internasional.

Perlombaan senjata yang terjadi beberapa tahun setelah Perang Dunia II usai terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang bertujuan untuk melakukan perebutan kendali atas wilayah yang berada di bagian Eropa serta untuk menunjukkan kekuatan militer negara mana yang paling besar dan paling berpengaruh dalam lingkup internasional.

Perlombaan senjata ini termasuk dalam peristiwa Perang Dingin yang berlangsung cukup lama antara kedua negara tersebut.

Perlombaan senjata yang terjadi menghabiskan biaya yang sangat besar pada Amerika Serikat dan Uni Soviet karena pembiayaan yang mereka lakukan untuk pembangunan persediaan senjata nuklir dan pengembangan militer lainnya yang ada di masing-masing negara.

Perang dingin sendiri didefinisikan oleh seorang penulis Inggris, George Orwell, sebagai dua atau tiga negara super yang mengerikan yang memiliki senjata yang dapat memusnahkan jutaan orang dalam waktu yang sangat singkat karena penggunaan senjatanya yang sangat mematikan, serta sektor-sektor yang terlibat seperti politik, ekonomi, dan propaganda yang dapat mempengaruhi jalannya suatu negara.

Perang dingin yang berlangsung antar keduanya juga melibatkan pihak dan aliansi internasional seperti NATO.

Baca Juga: Manfaat Kalender bagi Umat Manusia di Dunia

Ketidakpercayaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

Menjadi sekutu sementara ketika Perang Dunia II berlangsung tidak membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet ingin membangun hubungan baik setelahnya, terlebih ketika Nazi Jerman menyerah di tahun 1945 yang membuat kondisi hubungan keduanya memburuk.

Dengan hubungan yang kurang baik, Amerika Serikat mengkhawatirkan dampak dari upaya yang dilakukan oleh Uni Soviet untuk menjadi penguasa dunia dengan memperluas kekuatan dan pengaruh mereka di bagian Eropa Timur.

Sementara Uni Soviet juga tidak menyukai Amerika Serikat atas campur tangan geopolitiknya dan penumpukan senjata yang mereka lakukan.

Situasi ini diperburuk lagi dengan tindakan Amerika Serikat yang tidak melakukan diskusi, atau bahkan pemberitahuan kepada Uni Soviet terkait rencananya untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 1945, meskipun mereka telah memberitahu tentang pembuatan dan pengembangan bom atom yang sedang mereka lakukan.

Amerika Serikat kiat membangun lebih banyak persenjataan atom sebagai upaya untuk mencegah ekspansi komunis Soviet, namun 4 tahun setelah bom Hiroshima, Uni Soviet melakukan uji coba terhadap bom atom yang mereka buat dan menciptakan perang dingin dan perlombaan senjata yang sangat legendaris hingga saat ini.

Beberapa tahun setelah perang dingin dan perlombaan senjata yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, pada akhir tahun 1986, Sekretaris Jenderal Uni Soviet dan Presiden Amerika Serikat kala itu mengadakan pertemuan yang berisi percakapan serta pemberitahuan singkat terkait penghapusan senjata nuklir ofensif dalam waktu sepuluh tahun.

Baca Juga: Misi Jokowi dalam Perdamaian Ukraina dan Rusia

Dampak dari Perlombaan Senjata

Akuisisi senjata dalam skala besar pada suatu negara memerlukan kemampuan perekonomian dan pertahanan dengan skala besar, serta dukungan dari pemerintah.

Tidak sedikit opini yang beranggapan bahwa perlombaan senjata merupakan aktivitas yang dikategorikan ke sisi negatif dalam segi ekonomi maupun keamanan, karena selain membutuhkan sumber daya ekonomi yang besar, risiko penyerangan dan kehancuran fisik pada negara juga tergolong besar.

Kedua negara yang terlibat dalam perlombaan senjata kerap menghabiskan anggaran ekonomi untuk membatalkan penyerangan dari pihak lawan dan melakukan perlawanan kepada pihak lawan, dan hal tersebut tergolong sebagai tindakan yang sia-sia karena pengeluaran yang dikeluarkan oleh negara jauh lebih besar dari pemasukan yang ada.

Tidak dapat dipungkiri negara yang bisa mengungguli negara lain dalam perlombaan senjata yang mendapatkan validasi dalam cakupan internasional karena kekuatan militernya yang sudah terjamin, namun mengikuti perlombaan senjata juga menimbulkan keresahan bagi warga negara pihak yang bersangkutan, karena khawatir terhadap dampak fisik yang dapat terjadi akibat penyerangan lawan dari perlombaan senjata yang dapat mempengaruhi perekonomian negara dan juga kesejahteraan masyarakat sipil.

Selain itu, hal tersebut dapat meningkatkan ketakutan pada negara-negara dengan power yang lebih kecil dan dapat menciptakan kemungkinan perang-perang lainnya yang dapat terjadi di masa mendatang.

Meskipun memang tidak ada yang secara gamblang menyatakan bahwa perlombaan senjata merupakan pemicu dari peperangan, namun hal tersebut perlu dicegah demi menjaga keamanan internasional serta mengurangi risiko-risiko perang baik dari perang kecil hingga perang yang besar, yang bisa melibatkan banyak pihak termasuk negara, aliansi, organisasi, dan lainnya.

Penulis: Evania Azarine
Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

References

HISTORY.COM Editors. (2009, October 14). Arms Race: Definition, Cold War & Nuclear Arms – HISTORY. HISTORY. https://www.history.com/topics/cold-war/arms-race

Masters, J. (2017, May 1). U.S.-Russia Nuclear Arms Control. Council on Foreign Relations. https://www.cfr.org/timeline/us-russia-nuclear-arms-control

Perlo-Freeman, S. (2013, December 16). Arms race | Examples, Consequences, & Models. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/topic/arms-race

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (2023, April 25). Cold War | Summary, Causes, History, Years, Timeline, & Facts. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/event/Cold-War

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.