Bandwagon Effect pada Challenge ‘Add Yours’: Fitur Baru Instagram yang Menjadi Modus Penipuan Baru

Bandwagon Effect Fitur Instagram

Akhir-akhir ini, pengguna Instagram disuguhkan dengan fitur terbaru dari Instagram yaitu ‘Add Yours’. Fitur ini digunakan pengguna Instagram untuk saling membalas challenge melalui story Instagram. Banyak pro dan kontra pada fitur terbaru Instagram ini. Beberapa pengguna Instagram menikmatinya hanya untuk bersenang-senang saja.

Fitur baru Instagram ini memiliki sisi positifnya selain untuk bersenang-senang, fitur ini juga bisa sebagai sarana pengiklanan saat ada challenge mengenai ‘produk lokal yang kamu jual’ atau ‘toko online yang kamu handle’ sehingga banyak orang datang mengunjungi toko online anda.

Namun beberapa netizen kurang setuju dengan fitur ini saat challenge yang menyangkut dengan data diri, karena akan menyebabkan hal-hal buruk yang tidak kita ketahui. Hal buruk itu bisa berupa penipuan, atau bisa juga data yang disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Meningkatnya Kasus Cyber Crime di Tengah Pandemi Covid-19

Bacaan Lainnya

Pertengahan antara pro dan kontra, ada juga beberapa netizen yang membuat meme tentang fitur baru Instagram ini yang menyangkut data diri. Salah satunya seperti yang dibuat oleh pemilik akun Twitter@GelarPrakosa. Ia membuat foto stiker add yours dengan tulisan ‘nama gadis ibu kandung kamu’; ‘tempat tanggal lahir kamu’; ‘selfie dengan KTP’; dan ‘Alamat rumah kamu’. Namun masih ada yang beredar juga stiker add yours dengan tulisan ‘tanda tangan kamu’. Ini membuat beberapa netizen geleng-geleng kepala, karena masih banyak juga pengguna Instagram yang mengikuti tren tersebut.

Bahkan dengan seperti itu, penipu dapat dengan mudah mendapat data diri korban melalui fitur ini. Salah satu dampaknya sudah terlihat dari satu ungkapan cerita dari akun Twitter @ditamoechtar_ tanggal 23 November 2021.

“Pagi tadi teman saya telepon, nangis-nangis abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yang telepon minta transfer gitu.” Yang bikin teman saya percaya, si penipu manggil dia ‘pim’. ‘pim’ adalah panggilan kecil temen saya, yang hanya orang deket yang tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini: (sticker add yours)” dengan menambahkan foto sticker add yours yang bertuliskan “variasi panggilan nama kamu”.

Baca Juga: Apakah Media Sosial Berbahaya bagi Remaja?

Berawal dari satu pengguna Instagram yang mengikuti tren tersebut, setelah itu beberapa pengikut/followers-nya mengikutinya. Beberapa pengguna Instagram hanya ikut-ikutan saat temannya membuat challenge tersebut. Hal ini sering disebut dengan bandwagon effect. Apa sih bandwagon effect itu?

Menurut Al F., Fadhilah, dan Arifin (2020) bandwagon effect mengarah pada kecenderungan individu dalam mengadopsi perilaku, gaya, atau sikap dikarenakan banyak orang yang melakukan hal tersebut.

Efek ikut-ikutan ini merupakan bagian dari bias kognitif, kaitannya dengan kognitif yaitu kesalahan pemikiran individu dalam mempengaruhi pembentukan konsep, pembentukan logika dan pengambilan keputusan. Pembentukan konsep individu yang mengikuti tren terkini yaitu mereka hanya ikut-ikutan hal yang baru atau yang sedang hype dan mereka harus selalu mengikuti agar mereka merasa kekinian.

Pembentukan logika individu ini yaitu berpikir apa yang dilakukan banyak orang/mayoritas orang selalu dianggap benar. Pengambilan keputusannya yaitu mengikuti hal tersebut tanpa berpikir panjang bagaimana dampaknya setelah mengikuti hal baru tersebut.

Baca Juga: Untuk Apa Scroll Instagram Berjam-jam?

Beberapa individu mungkin berpikir mengikuti tren hanya untuk bersenang-senang saja. Akan tetapi lebih baik kedepannya kita lebih berhati-hati dan juga lebih waspada, berpikir bagaimana dampak positif dan negatifnya dari mengikuti tren tersebut. Sehingga baiknya saat ada tren/hal baru yang viral, kita berpikir terlebih dahulu bagaimana dampak setelah melakukan hal tersebut, agar kita terhindar dari hal-hal buruk.

Referensi:

Al F, A. B., Fadhilah, S., & Arifin, J. N. (2020). Maha Bias Netizen: Bukan di negara, bukan di agama, bukan juga dalam diri orang Lain. Bogor: GUEPEDIA.

Arista Putri Devitasari
Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait