Untuk Apa Scroll Instagram Berjam-jam?

Instagram merupakan aplikasi yang sangat popular saat ini, dan termasuk platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di dunia. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh WeAreSocial.net dan Hootsuite, negara Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan pengguna aktif Instagram terbesar (2018).

Negara Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah pengguna sebanyak 50 juta lebih, setelah Amerika Serikat dengan 100 juta lebih pengguna, dan Brazil di bawahnya.

Penggunanya makin hari kian menjamur, mulai dari kalangan usia anak sekolah dasar, remaja, hingga orang dewasa. Semua tingkatan sosial ditinjau dari segi manapun pasti kenal dan familiar dengan Instagram.

Bacaan Lainnya
DONASI

Jaman now, bahkan ada yang rela sampai membuat dua akun Instagram, alasannya biar ngga ketauan sama teman kalau-kalau salah klik tombol suka pada postingan akun gosip katanya.

Saat ini, kita hidup di era yang serba cepat. Kita dituntut untuk bisa berfikir out of the box, dengan lebih produktif dan kreatif untuk bisa bersaing.

Ketika kita dibenturkan dengan fakta bahwa Indonesia merupakan pengguna Instagram terbesar ketiga dunia, sudah sejauh manakah kita bisa memanfaatkan salah satu platform media sosial terbesar ini dengan baik?

Apakah kegiatan kita selama ini scroll Instagram berjam-jam sudah memberikan dampak positif bagi diri kita?

Banyak sekali manfaat penggunaan Instagram. Melalui Instagram, pengguna dapat memanfaatkan akun untuk memasarkan produk bisnis, mencari banyak informasi, memperoleh wawasan ilmu pengetahuan yang baru, mengetahui berita-berita ter-update, fakta unik yang menarik, berkenalan dengan teman baru yang mungkin memiliki satu hobi yang sama, dan banyak hal lain yang sangat bermanfaat yang bisa kita dapatkan.

Memiliki akun Instagram dan aktif membagikan cerita mengenai aktivitas harian kita adalah hal yang sangat menyenangkan. Hanya dengan satu klik, foto atau video yang kita unggah bisa dilihat oleh banyak orang.

Ada yang memberi tanda love dan komentar yang menyenangkan, mendapatkan banyak followers, mendapatkan kesempatan untuk endorse suatu produk kosmetik atau apapun yang menghasilkan uang. Hal-hal demikian sangatlah menyenangkan, apalagi banyak orang yang sudah dengan sukses memanfaatkan Instagram untuk meraup omset yang besar.

Di sisi lain, banyak pula dari kita yang justru terlena dengan media sosial satu ini. Banyak dari kita merupakan pengguna aktif Instagram yang secara tidak sadar dalam satu hari kita habiskan berjam-jam hanya untuk men-scroll postingan teman, artis, atau siapapun yang menarik bagi kita untuk kita lihat.

Awalnya, kita hanya membuka akun kemudian merasa penasaran dengan postingan orang lain, kemudian kita berusaha mencari tahu tentang postingan lain teman kita, belum lagi banyak sekali yang membagikan ceritanya mengenai pengalaman jalan-jalan ke suatu tempat atau berbagai negara, kemudian ada pula yang membagikan cerita tentang wisata kulinernya.

Kita semakin penasaran dengan kehidupan orang lain dari isi feeds akun instagramnya maupun postingan storynya. Dari rasa penasaran tersebut, semakin lama kita semakin terlena men-scroll banyak foto, banyak tontonan, dan banyak caption. Namun yang tidak kita sadari adalah, kita telah menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan satu kegiatan di satu tempat dengan satu smartphone.

Sebenarnya kegiatan scroll Instagram berjam-jam tidak menjadi masalah ketika dilakukan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti untuk memasarkan produk bisnis dan mendapatkan keuntungan, atau hal apapun yang sekiranya berdampak positif pada diri kita.

Namun ketika kita justru salah kaprah dan tidak bisa mangontrol diri kita sendiri maka, Instagram tidak dapat memberikan manfaat positif pada diri kita dan membuat kita menjadi semakin tidak produktif.

Secara tidak sadar, kita akan menjadi orang yang mudah men-judge orang lain secara sepihak dengan pemikiran “enak ya dia bisa jalan-jalan terus” misalnya ketika melihat akun teman dipenuhi foto jalan-jalan di luar negeri, atau “kok dia sukanya pamer sih”, ketika melihat postingan teman mengenai tas-tas mahal yang dia punya.

Kita kadang tidak memikirkan hal lain, bahwa bisa jadi orang yang jalan-jalan terus itu sebelumnya telah bekerja keras, atau orang-orang yang pamer tas itu sebenarnya hanya berniat ingin memberikan review mengenai tas-tas dengan kualitas bagus.

Belum lagi ketika kita menjadi lupa waktu untuk melakukan aktivitas lain seperti mengerjakan tugas sekolah, ataupun sampai lupa dan malas untuk melakukan rutinitas sehari-hari seperti makan dan mandi. Kemudian kita jadi pribadi yang tidak lagi memiliki waktu untuk menikmati kehidupan sosial kita di lingkungan sekitar.

Bertatap muka dan berbincang-bincang dengan orang di luar rumah misalnya, selain mendapat teman baru juga dapat menambah wawasan.

Hal bermanfaat lainnya yang bisa kita lakukan dibanding hanya men-scroll feeds Instagram dan berusaha memenuhi rasa penasaran terhadap kegiatan orang lain dalam akunya itu adalah dengan berolahraga misalnya, atau dengan berjalan-jalan mengunjungi toko buku, berdiskusi dengan teman, bersosial dengan lingkungan sekitar, menambah teman baru yang mungki bisa jadi dapat melakukan aktivitas yang satu hobi dengan kita, ataupun berkenalan dengan teman baru, mencari relasi yang nantinya dapat jadi rekan bisnis, mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk, menulis, atau apapun yang bisa membuat diri kita semakin produktif.

Dampak positif maupun negatif dari kegiatan yang kita anggap sepele seperti scroll Instagram ini semuanya itu bergantung pada diri kita sendiri. Kita lah yang bisa menentukan untuk berusaha mengontrol diri membatasi penggunaan Instagram dan berusaha untuk memulai kegiatan di luar yang lebih bermanfaat.

Atau tetap scroll Instagram berjam-jam untuk menekuni bisnis yang menghasilkan atau hal lain yang bermanfaat. Jadi, men-scroll instagram berjam-jam itu bukan suatu kesalahan selama kita masih tetap bisa memetik manfaat dan tetap bisa produktif.

Herni Perta Suci
Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Baca juga:
Dampak dari Media Sosial Terhadap Masyarakat Menjelang Pilpres dalam Konstelasi Politik
Pendidikan Perdamaian dan Anti Kekerasan di Media Sosial
Body Shaming di Sosial Media

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Komentar ditutup.