Beberapa Mahasiswa Malang Raya Lebih Memilih Kuliah Sambil Mondok, Apakah Efisien?

Pesantren
Pesantren

Kuliah sambil mondok ternyata menjadi salah satu pilihan dari sebagian mahasiswa di kota Malang. Hal ini dibuktikan dari banyaknya jumlah pesantren mahasiswa di lingkup kota maupun kabupaten Malang seperti Pesantren Mambaus Sholihin Li Tahfidzil Quran Malang, Pesantren Bani Yusuf, Pesantren Al-Hikam, dan masih banyak lagi.

Semua pesantren mahasiswa tersebut ada banyak macam basisnya juga, mulai dari pesantren berbasis tahfidz, hingga pesantren berbasis kitab.

Mahasiswa yang memilih kuliah sambil mondok kebanyakan mereka merupakan alumni pondok pesantren juga dulunya, mereka lebih memilih ini mayoritas untuk mencegah dirinya terbawa arus buruk dunia luar seperti seks diluar nikah, minum minuman keras, tawuran, dan narkoba.

Pernyataan ini sering kali dilontarkan para mahasiswa yang mondok ketika ditanya mengenai mengapa lebih memilih mondok daripada ngekost ketika kuliah.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Menyingkap Akar Bullying yang Tersembunyi di Pesantren melalui Pandangan Psikoanalitik

Banyak orang yang bertanya – tanya mengenai apakah kuliah sambil mondok itu berbeda dengan ngekost, ataukah sama saja?.

Alfian Afriansyah (Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Brawijaya) mengatakan “Kuliah sambil mondok memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan ngekost, terutama dalam hal manajemen waktu, aktivitas harian, relasi, religiusitas, dan pembentukan karakter.

Mahasiswa yang mondok dilatih untuk mengatur jadwal agar kegiatan kuliah tidak berbenturan dengan aktivitas pesantren.

Lingkungan pesantren juga mempermudah dalam membangun relasi karena pergaulan di sana tidak dibatasi usia, serta cenderung lebih terarah.

Di lingkup Pesantren Mahasiswa kegiatan berbagi pengalaman dan saling tukar pikiran sudah menjadi hal yang biasa, mahasiswa senior dapat berbagi pengalaman, sementara yang lebih unggul secara akademis bisa membantu yang lain.

Selain itu, kehidupan di pesantren mendukung pembentukan religiusitas dan solidaritas melalui peraturan yang harus dipatuhi.

Hal ini berperan dalam membentuk karakter mahasiswa, tidak hanya dari kampus, tetapi juga dari lingkungan pesantren.

Namun pendapat ini tidak bisa serta merta dijadikan patokan bahwa mahasiswa pondokkan lebih baik dari pada mahasiswa yang ngekos, karena setiap individu pasti memiliki tanggapan masing – masing mengenai hal ini.

Setiap individu memiliki cara hidup dan pandangan yang berbeda-beda mengenai hal ini, mungkin mereka yang memilih mondok sambil kuliah juga bisa karena arahan orang tua ataupun keinginan mereka sendiri.

Mereka yang lebih memilih ngekost ataupun ngontrak mungkin juga karena mereka lebih nyaman hidup tanpa sebuah aturan dan bisa di atur secara fleksibel oleh mereka sendiri.

Baca juga: Masa Depan Anak Kita Tergantung Apa yang Kita Siapkan

Kuliah sambil mondok memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan ngekost, terutama dalam hal manajemen waktu, aktivitas harian, relasi sosial, religiusitas, dan pembentukan karakter.

Mahasiswa yang mondok cenderung lebih terlatih dalam mengatur waktu, memiliki lingkungan sosial yang mendukung dan terarah, serta mendapatkan pembentukan karakter yang lebih kuat melalui peraturan dan aktivitas pondok pesantren yang bernuansa keagamaan dan kebersamaan.

Meski mondok memberikan banyak nilai tambah bagi mahasiswa, seperti kedisiplinan dan pembentukan karakter, namun keseimbangan tetap dibutuhkan.

Mahasiswa harus mampu membagi fokus dan tanggung jawab antara kewajiban akademik di kampus dan kegiatan keagamaan maupun sosial di pondok pesantren.

Baca Juga: Pondok Pesantren Agro Wisata Terpadu Tahfidzul Qur’an Insan Cendikia Belapunranga Kembangkan Modul Pembelajaran Tilawah Al-Qur’an untuk Meningkatkan Kemampuan Santri

Tanpa keseimbangan tersebut, salah satu aspek bisa terabaikan, sehingga manfaat maksimal dari kedua lingkungan kampus dan pondok tidak dapat dirasakan sepenuhnya.

 

Penulis:  Muhammad Rahmat Muzaki

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Malang

Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses