Berkebun sebagai Media Belajar Cara Mengenal Alam

ilustrasi oleh ig: wm.photogallery

Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan setiap anak untuk mengisi liburan panjang, meski hanya dilakukan di rumah. Kegiatan produktif dan hemat anggaran di rumah pun juga dapat menyenangkan. Inilah hal yang dapat membuat komunikasi peran anak dan orang tua tidak putus yaitu dengan cara berkebun dari rumah

Menambahkan nuansa hijau untuk mengubah suasana hati, atau Anda ingin terinspirasi oleh teman Anda untuk memulai hobi baru? Kegiatan kitchen garden bisa dimulai karena berbagai alasan. Belajar berkebun bukanlah aktivitas gender yang cocok untuk pria dan wanita, jadi siapa pun bisa melakukannya.

Bahkan para pemula dapat berbagi kesenangan dengan anak-anak mereka dengan memperkenalkan berkebun di rumah. Membuat kebun mini baik di halaman kosong atau taman mini menjadi lebih populer.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Menjadi Bintang bagi Petani Kopi

Selain penghijauan untuk mengurangi emisi, sangat menguntungkan jika buah-buahan dapat dipanen saat sudah besar dan siap panen. Belum lagi efek terapi anti stres dari melihat tanaman buah dan sayuran di  halaman yang berbeda setiap hari untuk menghilangkan kebosanan.

Namun di balik tujuan itu, kami menemukan banyak manfaat berkebun yang bisa dipilih dan dirasakan anak-anak saat mereka terlibat. Berkebun mau tidak mau mengajarkan anak untuk  bersabar. Menanam adalah kegiatan yang bergantung pada proses. Berkebun adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.

Berbagai macam tanaman dapat untuk ditanam di sekitar rumah. Seperti tanaman obat, tanaman hias, sayuran, dan buah-buahan. Butuh waktu untuk menunggu tanaman yang berbuah. Ya, menunggu dengan sabar, memotong rumput dengan sabar, menyiram dengan sabar, dan lain-lain.

Berkebun dapat mengajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungan. Untuk peduli dengan peningkatan karbon oksigen, kita perlu terus meningkatkan jumlah tanaman. Setelah merasakan manfaat praktisnya, mereka termotivasi untuk mencintai lingkungan.

Kepedulian komunikasi terhadap lingkungan muncul ketika kita memahami berapa banyak bagian dari tumbuhan (daun, akar, buah) yang dapat kita konsumsi sebagai makanan, terutama untuk bertahan dari pandemi dan ketidakstabilan ekonomi setelah pandemi.

Baca Juga: Perusahaan Tak Taat Aturan, Para Petani Sawit Rugi Besar

Pentingnya menggunakan barang-barang yang ada sebagai pelengkap perlengkapan berkebun. Kami memperoleh pupuk alami dari limbah rumah tangga seperti ampas kelapa dan ampas kopi. Bahkan dengan pestisida alami, ini juga diproduksi hampir setiap hari.

Kami juga menggunakan gelas plastik sebagai alas tanaman untuk menciptakan kreativitas. Dengan cara ini, mereka didorong untuk terus mencari solusi saat menangani sampah. Manfaat berkebun yang tidak kalah penting bagi anak adalah sarana untuk menekankan pentingnya kerjasama.

Bersama dengan kreativitas, komunikasi adalah salah satu keterampilan yang perlu dimiliki anak-anak pada zaman sekarang. Perawatan yang teratur, serta peran cacing dalam tanah, dapat menjadi media bagi anak untuk dapat belajar manfaat bekerja sama.

Keuntungan dari berkebun untuk anak-anak adalah ikatan dengan orang tua mereka. Saat berkebun bersama, orang tua dan anak saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai. Interaksi ini tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi, tetapi juga meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak.

Dalam berkebun, baik pada tahap awal maupun dalam perawatan tanaman, orang tua dapat mengeksplorasi aspek emosional anak mereka dan mempelajari ide-ide tentang bersosialisasi dengan teman dan pendapat tentang banyak hal.

Baca Juga: Ampas Kopi yang Bernilai Tinggi

Ini adalah keuntungan berkebun di rumah bagi orang tua yang memiliki anak. Bahwa setelah panen, hasil dapat dijual dan ditanam kembali, dan Anda dapat menikmati sayuran buatan sendiri yang aman dan segar.

Demikian kegiatan seru atau bahkan baru untuk dicoba selama libur panjang serta dapat meningkatkan komunikasi yang baik pada orang tua dan anak dengan mengubah libur panjang lebih seru dan bermanfaat. Selamat mencoba! 

Penulis: Heka Rizky Hakikoh

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Editor: Ika Ayuni Lestari

Redaktur Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI