Dampak Adanya Keluarga Broken Home terhadap Gangguan Depresi Remaja

Keluarga broken home yaitu keluarga dan kebersamaanya tidak utuh karena ada berbagai alasan seperti perceraian, kematian orang tua, selain itu keluarga yang tidak utuh karena orang tua tidak bisa berperan dan berfungsi sebagai ayah dan ibunya.

Remaja yaitu peralihan perkembangan antara masa perkembangan kanak-kanak dengan masa perkembangan dewasa. Masa remaja ini mencakup perubahan yang hubungannya dengan psikoseksual, selain itu terjadi kepada perubahan dalam hubungan remaja dengan orang tua serta cita-cita mereka. Masa remaja yaitu masa-masa dimana perubahan hormonal terjadi, sehingga remaja menanggapi orang tua dengan pandangan lain.

Pada masa remaja pastinya mengalami sebagian masalah dalam perkembangannya. Diantara dari sebagian masalah itu ada masalah pribadi, yang mana masalah ini berhubungan dengan kondisi dan situasi di lingkungan, seperti di rumah, di sekolah, selain itu kondisi dan situasi emosi, penampilan, kondisi fisik, penyesuaian sosial, tugas.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Psikoedukasi: Membangun Kesejahteraan Emosional Anak Broken Home

Selain masalah pribadi adapun masalah  remaja, dimana masalah ini muncul akibat status yang tidak jelas, seperti masalah salah paham, dan juga masalah pencapaian. Masa remaja ini pastinya sangat sering mendapat masalah, baik masalah eksternal ataupun internal yang menyebabkan munculnya beragam permasalahan seperti kenakalan remaja penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan lain-lain.

Gangguan suasana hati merupakan diantara dari gambaran ekspresi yang tampak saat menjalani beragam masalah, seperti depresi akibat adanya faktor tertentu. Gangguan depresi mempunyai efek kuat atas fungsi serta penyesuaian diri, terutama pada  perkembangan remaja itu. Depresi harus segera diatasi atau dicegah, bila tidak segera diatasi atau dicegah maka bisa merugikan.

Contoh dampak yang sangat berat akibat  depresi yaitu bunuh diri. Keharmonisan dalam keluarga sangat penting, contohnya tidak membeda-bedakan, memperlakukan anaknya dengan adil. Jika  harmonis tidak ada maka bisa mengakibatkan adanya emosi yang bisa membawa dampak psikologis serta fisiologis yang memicu anak depresi. Pada proses perkembangan pada masa-masa yang sulit ini, remaja memerlukan bantuan serta perhatian dari orang terdekatnya dan orang yang dicintainya terutama keluarga.

Karena keluarga adalah tempat dimana berkembangnya anak, mulai dari kelahirannya sampai dengan proses perkembangannya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki fungsi dan arti yang penting atas kehidupannya untuk menemukan tujuan serta makna hidupnya. Fungsi keluarga yaitu menjaga semua anggota keluarganya sehingga terbentuknya rasa aman pada remaja.

Baca juga: Perselingkuhan: Kasus Ter-Plot Twist yang Menjadi Semakin Umum Akhir-Akhir Ini

Beberapa bentuk perasaan dan efek psikologis pada anak broken home bisa mengakibatkan munculnya sifat yang sangat sensitif, mudah rapuh, kesepian, haus akan kasih sayang, kesulitan meluapkan emosi, overprotective, ingin mendapat perhatian lebih, lebih suka menghindar saat menghadapi masalah.

Seperti yang dikatakan Linda Dwi Astuti siswi SMA Negeri 1 Terara, dia adalah bukti nyata bahwa broken home sangat menyeramkan, ayah dan ibu Linda Dwi Astuti sering mengalami konflik sejak Linda masih kecil, seringnya terjadi konflik tersebut menyebabkan pertengkaran yang cukup hebat, hal itu membuat Linda selalu teringat akan kejadian itu, yang mengakibatkan dia tumbuh tanpa kasih saying, pendiam, serta sering kehilangan emosi.

Pernah muncul di beranda tiktok bahwa ada sorang anak yang sejak kecil hanya mendapatkan kasih sayang dari seorang nenek. Walaupun orang tuanya masih ada sampai sekarang, tapi peran mereka tidak pernah dirasakan oleh sang anak. Hal ini membuat anak merasa kesepian, haus akan kasih sayang, dan juga ingin mendapatkan perhatian lebih.

Baca juga: Angka Pernikahan di Ambang Kemunduran: Apakah Pernikahan Masih Penting di Era Digital?

Kesadaran emosi sangat diperlukan guna mencegah terjebaknya suasana hati yang sedih berlebihan atau berkepanjangan. Kesadaran emosi sangatlah penting, karena jika tidak dengan kesadaran emosi, maka kita tidak bisa menghargai dan mengenal  perasaan yang kita alami, dan jujur sesuai apa yang dirasakan. Gangguan depresi pada dapat dipulihkan dan juga diobati melewati psikoterapi atau konseling, selain itu dapat juga dengan berkomunikasi dan luapkan perasaan, hindari asumsi berlebihan, curhat dengan orang terdekat, dan juga konsultasi dengan psikologi.

Penulis: Sania Nawaf Nazmi

Mahasiswa jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI