Belakangan ini, sering terjadi kasus bullying maupun hate speech. Khususnya di kalangan pemuda, bullying bahkan sudah menjadi hal yang dinormalisasikan oleh banyak orang.
Tidak hanya dalam bentuk kekerasan, bullying juga kerap dilakukan secara verbal dan bahkan dapat berbentuk cyberbullying yang dilakukan lewat media sosial.
Hate speech banyak ditemukan di dunia maya, khususnya pada figur publik.
Hal ini dapat memicu dampak negatif pada kesehatan mental korban yang telah mendapatkan hate speech, sehingga berujung pada kasus bunuh diri seperti yang sering terjadi di Korea Selatan belakangan ini.
Maka dari itu, opini ini akan membahas topik terkait Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda.
Bullying merupakan suatu tindakan perundungan yang dilakukan sekelompok orang maupun individu terhadap orang lain.
Tindakan perundungan ini menyebabkan korbannya merasa menderita, baik menderita secara fisik maupun psikis.
Baca Juga:Â Dampak Hate Speech dan Bullying pada Anak Muda: Edukasi, Pencegahan, dan Solusi
Sedangkan, hate speech merupakan suatu ucapan penghinaan maupun kebencian yang berisikan penghinaan, provokasi, menghasut, penistaan, pencemaran nama baik serta menyebarkan berita bohong.
Menurut data dari Kominfo dan Mabes polri, tindakan hate speech rata-rata dilakukan oleh remaja dan meningkat sebanyak 50% pada periode Januari hingga Juni 2019.
Bullying dan hate speech di kalangan pemuda menjadi permasalahan serius yang berdampak pada kesehatan mental serta perkembangan sosial mereka.
Bullying, baik secara fisik maupun verbal, dapat menyebabkan korban mengalami tekanan psikologis yang berkepanjangan, seperti depresi, kecemasan, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Menurut data UNICEF, sekitar 45% remaja di Indonesia pernah mengalami perundungan, baik di sekolah maupun di dunia maya (cyberbullying).
Sementara itu, hate speech atau ujaran kebencian yang marak di media sosial sering kali memperparah situasi, terutama dengan adanya komentar negatif yang menyerang identitas seseorang berdasarkan suku, agama, ras, atau orientasi tertentu.
Baca Juga:Â Bullying dan Hate Speech yang Mengoyak Generasi Muda
Fenomena ini menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi para pemuda, menghambat interaksi sosial, serta menurunkan rasa percaya diri mereka dalam bersosialisasi dan mengembangkan potensi diri.
Selain dampak psikologis, bullying dan hate speech juga berpengaruh pada prestasi akademik dan sosial pemuda.
Studi menunjukkan bahwa korban perundungan cenderung mengalami penurunan konsentrasi belajar dan motivasi akademik yang signifikan.
Mereka lebih rentan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat karena ketakutan akan penolakan atau perlakuan serupa di masa depan.
Di sisi lain, pelaku bullying dan hate speech juga berisiko mengalami masalah hukum dan sosial karena perilaku agresif mereka dapat menimbulkan konflik yang lebih luas.
Oleh karena itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi serta mendidik pemuda tentang dampak negatif dari perilaku tersebut.
Baca Juga:Â Bersama Otoklix Mencegah Bullying dan Hate Speech: Membangun Generasi Muda yang Lebih Peduli dan Berempati
Kampanye anti-bullying, penguatan regulasi terhadap ujaran kebencian, serta pemanfaatan media sosial secara positif perlu terus digalakkan guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif bagi generasi muda.
Di sisi lain, hate speech, yang dapat berupa penghinaan terhadap identitas seseorang, sering kali menumbuhkan kebencian dan ketegangan dalam masyarakat.
Ungkapan kebencian ini tidak hanya menyerang individu yang menjadi sasaran, tetapi juga dapat memperburuk stereotip negatif terhadap kelompok tertentu.
Ketika hate speech terjadi di ruang publik seperti media sosial, dampaknya dapat lebih besar karena sifatnya yang dapat menyebar dengan cepat dan menjangkau lebih banyak orang, baik yang terlibat langsung maupun yang hanya menjadi penonton.
Hal ini dapat memperburuk polarisasi sosial, memperkenalkan kebencian antarkelompok, serta merusak rasa persatuan dan kesatuan yang seharusnya dijaga dalam masyarakat.
Fenomena ini juga memperburuk kesenjangan sosial di kalangan pemuda.
Baca Juga:Â Bersama Ciptakan Lingkungan Bebas Bullying dan Ujaran Kebencian
Remaja yang menjadi korban bullying atau hate speech dapat merasa teralienasi, merasa tidak diterima, atau bahkan merasa bahwa mereka tidak memiliki tempat dalam masyarakat.
Di samping itu, para pelaku bullying dan penyebar hate speech juga dapat terperangkap dalam pola pikir negatif, di mana mereka belajar untuk merendahkan orang lain sebagai cara untuk merasa lebih superior.
Ini menciptakan siklus kekerasan verbal atau fisik yang bisa terus berlanjut jika tidak ada intervensi yang tepat.
Bullying dan hate speech merupakan permasalahan serius yang banyak terjadi di kalangan pemuda, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Keduanya memberikan dampak psikologis yang mendalam, seperti depresi, kecemasan, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup.
Selain merusak kesehatan mental, tindakan ini juga berdampak negatif terhadap prestasi akademik dan hubungan sosial para korban.
Baca Juga:Â A Silent Voice: Mengungkap Dampak Psikologis dan Sosial dari Perundungan dalam Kehidupan Remaja
Untuk itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangatlah penting dalam mencegah dan menangani kasus ini.
Oleh karena itu, mari lebih sering memberikan edukasi mengenai toleransi, penggunaan media sosial yang bijak, serta kampanye anti-bullying dan penguatan regulasi terhadap hate speech agar menjadi langkah strategis guna menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan sehat bagi generasi muda.
Penulis: Colearn 3
1. Neza Aulia (2451013)
2. Siska Amelia Karo Sekali (2431014)
3. Bun Hai Yong (2442026)
4. Naomi Aghita Kie (2441030)
5. Dimas Naufal Pratama (2442011)
6. Fenaldo (2441343)
7. Vincent (2441414)
8. Sean Dennis (2441006)
9. Yasmine Raisa Sari (2451007)
10. Cahaya Nababan (2441028)
11. Cindy Okta Br. Nababan (2441032)
12. Vinka Aftinala (2441018)
13. Gilang Giovani (2431015)
14. Alvito (2412028)
15. Julyanda Firmansyah (2441026)
16. Rasya Zidan Putra Yuandy Soeseno (2432010)
Mahasiswa Universitas Internasional Batam
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News