Eksistensi Perempuan dalam Menyuarakan Pendapatnya

Eksistensi Perempuan Menyuarakan Pendapatnya

Berbicara tentang perempuan, selama ini perempuan hanya dikaitkan dengan perannya dalam rumah tangga. Lingkungan sosial selama ini hanya memberikan fokus pada perempuan terkait tugasnya dalam merawat anak, mengurus rumah tangga, serta melayani suami.

Perempuan selalu dianggap lebih lemah dan jarang didengar pendapatnya oleh lingkungan, hal tersebut membuat perempuan enggan dan ragu untuk menyuarakan pendapatnya, hantu pemikiran bahwa perempuan hanya harus mengurus rumah tangga menjadi sebab perempuan mendapat perilaku diskriminasi di lingkungan masyarakat.

Perilaku diskriminasi dan kekerasan yang selama ini dialami perempuan muncul akibat budaya patriarki yang memberikan pemahaman tentang superioritas laki-laki. Diskriminasi juga diyakini sangat merugikan kaum perempuan, membuat perempuan merasa tidak memiliki kesempatan untuk memilih kehidupannya, menyuarakan pendapatnya, serta merasa tidak memiliki siapapun yang memihak kepadanya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Perempuan dan Revenge Porn

Peraturan dan hukum selama ini dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi diskriminasi terhadap perempuan. Namun, hal tersebut terbukti belum mampu untuk mengurangi diskriminasi yang terjadi pada perempuan, bahkan hukum dinilai menjadi lembaga yang menyuburkan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan.

Beberapa kasus tentang pelecehan seksual (sexual harassment) yang marak terjadi kepada perempuan belakangan ini terjadi karena kuatnya budaya patriarki yang ada pada lingkungan masyarakat. Hal tersebut juga memperkuat pernyataan bahwa perempuan dianggap lebih lemah dan banyak mendapat diskriminasi oleh lingkungan masyarakat.

Banyak perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual tidak berani menyuarakan suaranya karena takut atas opini buruk serta dikucilkan dari lingkungan masyarakat. Bahkan hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang masih saja menyalahkan korban, menganggap bahwa asal permasalahannya bermula dari pakaian yang dikenakan perempuan sebagai korban. Kenyataannya, apapun pakaian yang digunakan perempuan entah terbuka atau tertutup pun masih berpeluang untuk dapat mengalami kejadian buruk tersebut.

Seiring berjalannya waktu, banyak perempuan yang berani bersuara serta tidak terpengaruh oleh pendapat mayoritas yang menyalahkan korban pelecehan seksual. Kini, banyak badan hukum yang melindungi perempuan, membantu menegakkan hak-hak perempuan seperti aktivis, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa).

Tidak mudah bagi perempuan untuk menyampaikan pendapatnya, lingkungan sosial seringkali memberikan tekanan dan tuntutan kepada perempuan yang menurut ‘mereka’ hanya perlu berdiam diri dirumah, duduk manis, serta melayani keluarga. Saat menyatakan pendapat pun, kaum perempuan juga seringkali dipandang sebelah mata.

Baca Juga: Kesetaraan Gender terhadap Kaum Perempuan

Masyarakat yang masih terikat dengan stigma yang merugikan perempuan juga menilai bahwa kaum perempuan tidak banyak dan tidak boleh tahu tentang berbagai hal dalam kehidupan yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Bahkan saat dihadapkan dengan kaum misoginis, perempuan sering kali dianggap sebagai sebuah ancaman dan memberikan banyak pemikiran buruk sehingga hal tersebut memberikan batasan bagi perempuan dalam melakukan sesuatu.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak perempuan yang meninggalkan dan keluar dari pemikiran-pemikiran tersebut. Banyak perempuan yang kini mulai bangkit dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kehidupan sosial.

Perempuan kini mulai membuktikan dan memberikan pengaruhnya dalam berbagai sektor kehidupan selain perannya dalam mengurus rumah tangga. Saat ini perempuan berani untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri, mengekspresikan diri mereka agar eksistensi perempuan tidak hilang dari kehidupan.

Lingkungan masyarakat juga perlu mendukung dan mendengarkan pendapat perempuan, membantu perempuan memberantas ketidaksetaraan dan pelecehan yang dilakukan terhadap kaum perempuan, serta menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan karena lingkungan masyarakat sendiri berperan penting dalam membantu perempuan.

Dengan diciptakannya lingkungan yang positif dapat menumbuhkan kepercayaan diri kaum perempuan dalam memberantas ketidaksetaraan dan pelecehan yang dialami kaum perempuan. Sehingga, perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam mengutarakan pendapat dan juga berhak mendapatkan perlakuan yang membuat perempuan merasa dihargai.

Baca Juga: Hukum Tidak Berguna dalam Mengurangi Ketidakadilan dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

Menjadi perempuan yang berani memberikan banyak dampak baik dalam hidup. Dengan menjadi perempuan berani dan mengenali potensi diri dapat mengembangkan serta mewujudkan nilai kesetaraan sosial dan jauh dari diskriminasi sosial. Kini, perempuan mampu melakukan segala hal dengan segala potensinya serta mulai menyuarakan pendapatnya terhadap ketidakadilan yang selama ini terjadi kepada perempuan.

Shinta Banowati
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Arsyadania Faradisa

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI