Oleh: Megawati Putri
Mahasiswa Institut Teknologi sumatera
Food borne disease adalah penyakit yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, patogen atau parasit. Food borne disease juga dapat disebabkan karena makanan yang tidak dicuci atau dimasak dengan matang, dengan makanan yang tidak dimasak dengan sempurna maka akan menimbulkan bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan penyakit bagi seseorang yang makan makanan tersebut. Permenkes No. 2269/MENKES/PER/XI/2011 menetapkan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang menjadikan seseorang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Makanan yang akan dimakan akan lebih baik jika diolah dengan baik seperti dicuci di air yang mengalir dan dimasak hingga matang dengan menerapkan hal itu maka makanan akan terhindar dari food borne disease atau penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Banyaknya kasus kasus yang terjadi akibat food borne disease salah satunya adalah yang disebabkan bakteri salmonella, baketri ini biasanya berasal dari makanan yang tidak higienis. Pada umumnya makanan merupakan media yang sesuai untuk pertumbukan dan perkembangbiakan bakteri atau mikroorganisme. Food borne disease yang disebabkan bakteri salmonella merupakan penyakit infeksi akut yang menginfeksi usus halus dan terkadang terjadi pada aliran darah. Pada usia usia produktif antara 3-19 tahun sangat rentan terinfeksi oleh penyakit yang disebabkan makanan. Usia sekolah terkadang kurang memperhatikan kebersihan dari makanan yang di beli dan ketidaktahuan bahwa jajan sembarangan dapat menyebabkan terinfeksi penyakit akibat makanan. Berdasarkan SNI No. 7388:2009 Batas kontaminasi mikroba dalam jajanan yaitu salmonella sp, harus negative. Dan menurut Undang-Undang Pangan No.18 Tahun 2012 juga menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Food borne disease bakteri salmonella sp bisanya disebabkan oleh kuman penyakit yang berasal dari hewan, ditularkan kepada manusia melalui ternak yang terknontaminasi, seperti daging, susu, telur, salad dan terdapat lebih dari 50 spesies salmonella yang menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini berkembang biak di dalam usus dan menimbulkan gejala penyakit gastroenteritis akut seperti muntah, mual, diare, sakit kepala, nyeri perut dan demam. Salmonella berkembang biak pada suhu 5-450C, bakteri ini akan mati pada saat dipanaskan sampai suhu di atas 700C. Namun bakteri ini tidak akan mati pada saat bahan pangan didinginkan dalam freezer. Jika suhu bahan pangan mencapai suhu kamar, maka bakteri tersebut akan berkembang biak lagi. Dan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit akibat bakteri salmonella maka bahan makanan harus dicuci dan dimasak pada suhu yang optimal hingga bakteri-bakteri tersebut mati.
Makanan dan minuman yang akan dikonsumsi perlu dijaga kualitasnya agar bergizi tinggi, makanan yang bergizi tidak harus mahal tetapi harus dapat mengola dengan baik agar mutu dari makanan tersebut terjaga. Dan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan karena makanan (food borne disease) adalah menjaga kebersihan peralatan masak, memisahkan makanan antara hewani, syuran atau buah, memasak makanan dengan suhu dan waktu yang sesuai sehingga makanan matang dengan sempurna, menyimpan makanan di tempat yang aman agar terhindar dari kontaminasi bakteri salmonella.
Sumber :
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KERACUNAN%20MAKANAN-MODUL%20PENCERNAAN_0.pdf
https://www.daya.id/kesehatan/tips-info/makan-sehat/5-tips-pelanggan-anda-terbebas-dari-foodborne-disease
Herman. 2015. Faktor-Faktor Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Yang Berhubungan Dengan Kejadian Food Borne Disease Pada Anak Di Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Inpres 3 Tondo Kota Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 2.
Meiwa, R, dkk. 2019. Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada Makanan Jajanan Gorengan yang Dijual di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. J Agromedicine. Vol. 6 No. 2