Kecanduan gawai pada anak-anak sudah dalam kondisi yang sangat menghawatirkan. Zaman modern seperti ini gawai sudah lazim digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan juga menimpa anak-anak di kota kecil. Seiring perkembangan zaman permainan tradisional terus tergerus oleh zaman. Congklak, tapak gunung, dan petak umpet merupakan permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak pada zamannya. Namun, saat ini mereka lebih memilih bermain gawai. Di mana mereka telah dimanjakan oleh berbagai macam permainan di dalamnya. Dan juga saat ini sangatlah mudah untuk mengakses internet dan media sosial.
Permainan tradisional awalnya sangat digemari oleh anak-anak khususnya pada generasi 90an, memasuki tahun 2000 eksistensi permainan tradisional mulai menurun. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yaitu melalui orang tua mereka yang mulai membiasakan anak-anaknya untuk bermain gawai. Seiring mulai diminatinya gawai pada kalangan anak-anak muncullah permainan-permainan menarik yang terdapat dalam gawai.
Pentingnya Pengawasan Orang Tua
Apabila hal ini berjalan tanpa adanya pengawasan dari orang tua tentu menjadi berbahaya bagi perkembangan anak. Karena dengan di fasilitasinya permainan-permainan online yang ada di dalam gawai secara tidak sadar kita menjerumuskan anak ke hal yang berdampak negatif. Di mana anak akan menjadi pasif dalam kehidupan nyata. Mereka lebih memilih untuk berdiam diri di dalam rumah sambil bermain game dibandingkan bermain dengan teman-temannya. Dan juga anak akan menjadi sulit bersosialisasi karena anak hanya akan selalu berfokus dengan gawai. Anak yang gemar memainkan permainan yang mengandung unsur kekerasan berisiko untuk mereka tiru sikap yang dilihatnya.
Saat ini banyak orang tua yang telah memberi gawai kepada anaknya, bahkan yang sangat disayangkan anak mereka yang masih belum menginjak bangku sekolah pun sudah diberi gawai dengan alasan supaya anak mereka tidak rewel dan tetap betah untuk di rumah. Harus diketahui dampak negatif dari bermain gawai dalam jangka waktu panjang sangat berbahaya bagi kesehatan mata. Seperti miopia dan juga mata lelah. Bahkan lebih parahnya dapat menimbulkan masalah mental. Seperti depresi dan perubahan perilaku yang menjadi agresif karena orang tuanya yang tidak memberikan mereka gawai.
Hal tersebut yang menyebabkan permainan tradisional lambat laun akan terus bergeser, di mana orang tua atau keluarga merupakan lembaga sosial yang dapat mengubah sistem sosial yang ada. Tetapi sayangnya pengetahuan orang tua mengenai dampak negatif yang ditimbulkan dari gawai masih sangat minim. Salah satu faktor penyebab hilangnya minat bermain permainan-permainan tradisional pada anak dapat disebabkan karena kondisi fisik lingkungan, seperti kurang memadai dalam melakukan aktivitas bermain karena padatnya pemukiman.
Melestarikan Permainan Tradisional
Perkembangan zaman memang sulit untuk bisa dibatasi oleh setiap orang, tidak dapat menyalahkan siapa pun apabila permainan tradisional semakin tergerus zaman tetapi hal ini dapat diminimalisir dengan cara melestarikan kembali permainan-permainan tradisional yang sudah hampir ditinggalkan oleh generasi saat ini. Banyak manfaat yang terdapat dalam permainan tradisional, di antaranya melatih anak untuk bekerja sama, melatih anak untuk menjadi kreatif, melatih emosi anak dan melatih interaksi anak.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budayanya dari berbagai penjuru daerah dan ini merupakan potensi lokal yang wajib kita lestarikan, permainan tradisional merupakan salah satunya dan juga setiap daerah biasanya memiliki permainan-permainan tradisional masing-masing. Dalam melestarikan permainan tradisional diharapkan permainan-permainan tradisional dapat tetap dimainkan dan tidak dilupakan seiring dengan munculnya berbagai permainan digital.
Cara yang dapat kita lakukan untuk melestarikan permainan tradisional, di antaranya memperkenalkan kembali permainan-permainan tradisional kepada generasi muda saat ini melalui kegiatan perlombaan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah dan juga dapat membangun komunitas-komunitas di lingkungan masyarakat. Permasalahannya adalah bukan berarti kita tidak ingin menerima kemajuan teknologi yang sangat pesat yang terjadi saat ini. Namun kita perlu menyadari bahwa, kemajuan teknologi tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi kita namun juga membawa dampak negatif. Yang tanpa kita sadari hal ini tentu cukup mengkhawatirkan bagi kita, terutama bagi generasi muda penerus bangsa.
Deva Okta Riandini
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
Editor: Diana Pratiwi
Baca Juga:
Mental Illness : Candu Gawai dan Media Sosial Penyebabnya
Ironi Kecanduan Gadget Terhadap Kesehatan Mental Anak
Kecanduan Gadget Menghancurkan Masa Depan Anak!