Seorang mahasiswa yang memiliki semangat belajar yang rendah perlu memiliki satu hal atau motivasi baik berupa sebuah pegangan kata atau berbentuk manusia.
Hal itu biasanya dapat mempengaruhi pola pikir seseorang yang tadinya malas dalam proses belajar dapat menumbuhkan kembali rasa semangat dan kaingin tahuannya dalam dunia Pendidikan baik formal maupun non formal.
Dalam proses menumbuhkan dan mengembalikan rasa percaya diri dibutuhkan proses yang tidak mudah, apalagi Ketika dia sudah mengalami yang namanya sebuah kegagalan.
Akibatnya seseorang dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan biasanya cenderung merasa dirinya tidak bisa apa-apa, dan bahkan yang paling parahnya akibat dari hal tersebut seseorang bisa saja merasa bahwa dirinya tidak berguna ada di dunia ini.
Oleh karena itu, seseorang dalam kelangsungan hidupnya di dunia Pendidikan perlu sekali memiliki seseorang yang menjadi motivator dirinya, yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk terus menggapai apa yang di cita-citakannya.
Seperti halnya seorang yang bernama Siti Nurajijah, Dia merupakan mahasiswa tingkat 3 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Ia merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, putri dari pasangan Bapak Furqon, Ibu Masriyah. Dia tinggal di Cibaregbeg Cec. Cibeber, Kab Cianjur, lahir di Bandung pada tanggal 29 April 2001.
Riwayat pendidikan Siti Nurajijah ini yaitu memulai pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar, yaitu SDN Sirnagalih Bandung dari tahun 2007 sampai 2013.
Baca juga: Kisah Inspiratif: Lutpi Sarjana Pendobrak Kata, sang Hoarder Peraih Cita
Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Cibeber dari tahun 2013 sampai 2016, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Cibeber dari 2016 sampai 2019.
Setelah lulus sekolah SMA istirahat setahun, kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada tahun 2020 di Universitas Suryakancana Cianjur Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan hingga sekarang.
Selain pendidikan formal dia juga mengikuti pendidikan non formal. Saat SMP Ia mondok, dipondok Pesantren Mathla’ul Hidayah Darussalam Cibeber selama setahun, kemudian dilanjutkan ke pondok pesantren Attaqwa sampai lulus Smp.
Pada saat SMA Ia kembali mondok di pondok Pesantren Al-Quran Darul Falah Al Muiz sampai lulus SMA. Kemudian setelah lulus SMA Ia mengikuti pendidikan sertifikasi membaca Al-Quran metode umi selama setahun sambil mengajar di sekolah tahfiz Shuffah Almustanir.
Ketika kuliah, Ia kembali mengikuti pendidikan non formal di pondok pesantren Al Muthmainnah sampai sekarang.
Sebagai anak terakhir dari dua bersaudara yang mana semuanya perempuan, dari kecil dia didik untuk bisa hidup mandiri, aktif, dan tahan banting.
Karena orang tua nya mengatakan bahwasanya apabila orang tua nya sudah tidak ada maka tidak akan ada yang menjaganya karena tidak mempunyai saudara laki-laki. Sehingga dia dituntut untuk menjadi anak yang mandiri, kuat, dan pantang menyerah.
Dulu Dia pernah bercita cita ingin menjadi seorang dokter atau apapun yang bergelut dibidang kesehatan, hanya saja seiring berjalannya waktu, Dia berubah pikiran ingin menjadi psikolog dan sempat daftar kuliah jurusan tersebut namun tidak diambil karena suatu alasan.
Untuk sekarang Ia bercita cita ingin menjadi seorang publik figure, publik speaker, influenzer, dan motivator.
Banyak sekali perjuangan dan pengorbanan sehingga bisa sampai ke titik ini, diantaranya meninggalkan berbagai hal yang disukai demi berjuang mewujudkan cita-cita.
Rela meninggalkan kebiasaan bermain, rela meninggalkan teman-teman, rela meninggalkan tawaran bekerja dengan gaji yang lumayan, dan lain sebagainya.
Sampai saat ini rasa rasanya belum sampai pada kesusksesan yang dimaksud, hanya saja mungkin ada beberapa hal kecil yang sudah dicapai yang mungkin bisa dikatakan sebagai kesuksesan kecil.
Diantaranya sukses membuka pola pikir, sukses mendapatkan relasi dari berbagai kampus, sukses menjadi manusia yang berani beradaptasi, dan sukses menjadi diri sendiri.
Perihal pengalaman di organisasi tidak terlalu banyak, hanya saja disetiap jenjang pendidikan dia tidak pernah meninggalkan organisasi. Ketika SMP pernah menjabat sebagai bendahara di ekskul PMR, ketua divisi sastra di Sanggar Tinta Emas ketika SMA.
Kemudian di perguruan tinggi pernah menjabat sebagai bph yaitu sekretaris di HIMA PPKN, sebagai pembimbing di UKM sastrapraja FKIP, sebagai ketua departemen di Badan Eksekutif Mahasiswa serta jabatan di luar organisasi kampus.
Dalam kehidupan seseorang tentunya tidak terlepas dari pengaruh orang lain, terutama beberapa motivator yang berperan penting dalam perubahan kehidupan Siti Nurajijah ini.
Ada banyak sekali orang orang hebat yang menjadi motivator Dia. Salah satunya yaitu seorang sarjana lulusan Universitas Negeri Ginseng Korea, Cristo Badiah.
Beliau merupakan salah satu motivator yang sudah banyak membuka pola pikir orang lain melalui kata-katanya.
Beliau adalah pembaca buku yang konsisten, sehingga di usia muda mampu membaca ribuan buku serta memiliki perpustakaann prbadi.
Pembawaan pribadi yang tenang, berprinsip, berpikir kritis, pembaca yang handal, dan hebat dalam publik speaking merupakan prilaku yang dia adopsi dari beliau. Sampai usia saat ini Dia sudah banyak menjalani jatuh bangun kehidupan.
Hidup itu adalah tentang perjuangan, pada akhirnya akan berakhir indah ketika sanggup untuk berjuang dan menjalani segala ujiannya.
“ketika sampai saat ini kamu masih merasa cape, banyak permasalahan kehidupan dan lain sebagainya, berarti perjuangan mu belum berakhir, bersabarlah, untuk hidup yang lebih indah” ucap Siti Nurajiah sebagai salah satu motivasinya untuk orang lain.
Penulis: Hera Handayani
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Suryakancana Cianjur
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
