Isu mengenai keributan yang terjadi di Mie Gacoan Kota Baru, Yogyakarta mengenai perselisihan antara karyawan Mie Gacoan dengan driver ojol terjadi pada Sabtu, 13 November 2021 sekitar pukul 14.00 WIB. Berdasarkan informasi yang beredar kronologi keributan berawal dari seorang driver ojol yang sudah lama antre, kemudian pelayan Mie Gacoan mendahulukan pelanggan yang offline, karena terlalu lama antre customer membatalkan orderannya, sehingga membuat driver ojol marah dan terjadi keributan.
Baca Juga: UMKM Berani Bertahan di Masa Pandemi
Hal tersebut mendapat simpatik dari para driver ojol lainnya, sehingga pada Sabtu, 13 November 2021 malam para driver ojol ramai – ramai mendatangi Mie Gacoan yang berada di Kota Baru, Yogyakarta. Karena adanya keributan tersebut Mie Gacoan Kota Baru di tutup untuk sementara waktu. Perselisihan yang terjadi berakhir dengan damai dengan negosiasi keputusan mendapatkan hasil: 6 karyawan Mie Gacoan dipecat, 6 karyawan akan dilaporkan ke polisi, dan Mie Gacoan tutup sementara
Berdasarkan isu tersebut, tema yang akan saya angkat yaitu mengenai self control atau kontrol diri. Nur Gufron & Rini Risnawati (2011:21-22) mendefinisikan self control merupakan kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, selalu nyaman dengan orang lain, dan menutup perasaannya.
Menurut pendapat saya terjadinya keributan di Mie Gacoan Kota Baru, Yogyakarta karena kurangnya kemampuan untuk mengontrol dirinya sendiri, sehingga lepas kendali dan menimbulkan terjadinya keributan. Kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri bisa jadi disebabkan oleh rasa jenuh atau bosan karena menunggu terlalu lama, rasa kecewa karena di sela oleh pelanggan offline.
Baca Juga: Akibat Pandemi, Mahasiswa Banting Setir Membuka Usaha Kedai
Rasa kecewa karena pelayanan yang kurang memuaskan, dan emosi karena dengan tiba–tiba pelanggan membatalkan orderan. Mungkin hal–hal tersebut yang memicu terjadinya lepas kendali driver sehingga mendorong dirinya sendiri untuk mengungkapkan emosinya.
Karena adanya keributan dan kurangnya pengelolaan manajemen sehingga terjadi ketidakpuasan dan keributan, sebaiknya Mie Gacoan lebih memperhatikan dan mengelola manajemennya, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki manajemennya bisa dengan cara menambah komputer dan kasir untuk melayani pelanggan, memberi tempat khusus untuk driver ojol memesan orderannya. Dan membuat staf–staf baru yang khusus melayani atau membuat pesanan driver ojol.
Dengan memperbaiki manajemennya akan lebih tertata dan lebih kondusif. Dengan memperbaiki manajemennya kemungkinan kecil akan terjadi kesalahan yang sama, dan meminimalisir adanya keributan. Menurut saya, keputusan damai yang diambil antara Mie Gacoan dengan driver kurang tepat, karena memenjarakan 6 karyawan Mie Gacoan, jika memang damai sebaiknya tidak perlu memenjarakan 6 karyawan Mie Gacoan.
Nuur Jannatul Laila
Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Editor: Diana Pratiwi