Semua kalangan terkena dampak dari pandemi salah satunya dibidang kuliner, khususnya di D.I Yogyakarta banyak UMKM yang terkena dampak dari pandemi.
Mungkin dahulu bakso bakar pernah booming meskipun peminatnya semakin berkurang, namun tidak untuk UMKM bakso bakar “Mutiara” milik Bapak Agung terletak di Jalan Tambakromo, Ponjong, Gunungkidul.
Dahulu mungkin di setiap sudut jalan terdapat banyak UMKM bakso bakar namun semakin berkurang dan tergerus oleh boba yang semakin meningkat.
Baca Juga: Bantu UMKM Coklat Taleus Tingkatkan Penjualan, Mahasiswa IPB Kenalkan Branding Online
Hal tersebut ditunjang dengan minat konsumen yang terus berubah mengikuti tren yang sedang berlangsung dan dapat berubah setiap waktu. Dengan begitu pelaku UMKM bakso bakar harus memutar otak untuk meningkatkan penjualan.
Contohnya Bapak Agung Wahyudi menerapkan sistem strategi pemasaran melalui media sosial dan melalui mulut ke mulut itu besar dampak positif yang didapatkan, mungkin dengan cara ini patut dicontoh oleh orang-orang yang ingin merintis suatu usaha.
Usaha bakso bakar ini telah dirintis sejak tahun 2017. Sebelum datangnya pandemi pendapatan Bapak Agung Wahyudi per hari Rp. 300.000,00 – Rp.500.000,00. Namun pada saat pandemi pendapatan per hari menurun menjadi sekitar Rp. 200.000,00 – Rp. 350.000,00.
Baca Juga: UMKM “Wedonuts” Berawal dari Kegabutan yang Membuahkan Hasil
Sedangkan di saat pandemi sembako melambung tinggi. Sehingga membuat produksi menjadi berkurang seiring dengan harga sembako yang terus meroket.
“Tentu kondisi pandemi covid-19 mengurangi pendapatan saya yang sebelumnya” ujar Agung Wahyudi.
Dengan kondisi saat ini dapat diminimalisir dengan meyakinkan konsumen dengan cara menerapkan protokol kesehatan saat melayani maka dengan cara seperti ini konsumen akan merasa aman saat membeli.
Barrun Naufal Anintito
Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Editor: Diana Pratiwi