Kelas Diskusi Psikologi Mengenai Self-Awareness dan Resiliensi di Vihara Dhammadipa Arama Batu

Kelas Diskusi Psikologi Mengenai Self-Awareness dan Resiliensi di Vihara Dhammadipa Arama Batu
Vihara Dhammadipa Arama Batu (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Malang, 27 November 2023 – Vihara Dhammadipa Arama yang berlokasi di Batu ini merupakan Vihara terbesar di Jawa Timur.

Tempat tersebut menjadi saksi dari sebuah program yang menarik dan bermakna yakni diadakannya pelaksanaan kelas diskusi psikologi yang bertujuan untuk meningkatkan self-awareness (kesadaran diri) dan resiliensi (pertahanan diri) bersama para Samanera Silacarini.

Samanera dan Silacarini merupakan istilah yang merujuk kepada penganut Buddhis, yang mengikuti tahap awal dalam perjalanan keagamaan Buddhis.

Bacaan Lainnya
DONASI

Samanera adalah istilah dalam Buddhis yang merujuk kepada para biksu muda atau penganut Buddhis yang baru memulai perjalanan kehidupan monastik.

Silacarini adalah wanita biarawati muda dalam tradisi Buddhis yang juga mengikuti peraturan dan etika Buddhis dalam upaya untuk mencapai pencerahan.

Kelas diskusi ini mencakup pengenalan konsep psikologi dan sharing atau berbagi pengalaman baik dari pemateri atau samanera dan silacarini mengenai bentuk sikap resiliensi dan self awareness mereka dalam sehari-hari dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan kesejahteraan mental mereka.

Kegiatan ini dilaksanakan pada (08/10/23) dan didampingi oleh Ibu Sayekti Pribadiningtyas,S.Psi,. M.Pd,. Psikolog selaku pembimbing ahli psikologi.

Beliau menyampaikan bahwa diadakannya program kelas diskusi bertujuan agar kita bisa sama-sama mendapatkan suatu hal yang mendalam mengenai psikologi diri, emosi, dan resiliensi.

Kelas diskusi ini melibatkan berbagai topik, seperti pemahaman pengelolaan stres, pengendalian emosi, dan penguatan mental.

Pemateri dalam kelas diskusi psikologi ini adalah Tim Psikologi Puskesmas Batu, yang terdiri dari sejumlah ahli psikologi yang berbagi pengetahuan dan wawasan mereka tentang konsep-konsep psikologi yang berkaitan dengan self-awareness (kesadaran diri) dan resiliensi.

Yang pertama dilakukan yakni Mahasiswi UM membagikan formulir pertanyaan mengenai hal yang berkaitan dengan resiliensi dan self-awareness kepada para Samanera dan Silacarini.

Hal ini akan menjadi langkah yang sangat positif dalam upaya untuk memahami perkembangan mereka dalam hal kesejahteraan mental dan pertumbuhan spiritual.

Kikis Nanda selaku Mahasiswi UM yang juga bagian dari Tim Psikologi Puskesmas mengatakan:

“Sama seperti warga awam umumnya, Samanera dan Silacarini pun akan menghadapi berbagai tantangan dalam upaya mencapai tujuan mereka yakni mencapai pencerahan dan kedamaian batin.

Bagi mereka, kesadaran diri dan juga ketahanan (resiliensi) ini menjadi sebuah kunci penting dalam memulai upaya tersebut.

Oleh sebab itu, kami melakukan sebuah program kelas diskusi psikologi yang mampu menjadi contoh nyata tentang bagaimana kolaborasi antara kesehatan mental dan spiritualitas dapat menciptakan manfaat besar bagi individu dan komunitas.”

“Dan semoga kolaborasi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk merangkul pendekatan serupa” Ucap Kikis Nanda

Kegiatan selanjutnya kami memperkenalkan konsep-konsep psikologi yang berkaitan dengan self-awareness dan resiliensi dengan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai aspek-aspek ini.

“Kegiatan dalam kelas diskusi psikologi ini dirancang dan dikemas untuk menciptakan ruang bagi mereka untuk belajar, merenung, dan tumbuh bersama dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan, baik secara spiritual maupun mental” Ucap Kikis Nanda

Setelah dilakukannya pengenalan konsep psikologi, dilanjutkan dengan sesi sharing pengalaman yakni para Samanera dan Silacarini aktif berbagi pengalaman pribadi mereka tentang bagaimana pemahaman diri dan resiliensi telah berdampak pada kehidupan sehari-hari dan bagaimana perjalanan spiritual mereka.

Bu Sayekti selaku pembimbing ahli psikologi menuturkan bahwa “Nantinya melalui sesi ini akan mampu memberikan inspirasi dan perspektif berharga kepada mereka untuk menciptakan ikatan antar mereka melalui cerita-cerita pribadi yang tulus.”

“Program kelas diskusi ini juga menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana peserta ataupun mahasiswi akan dapat saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan dan perjalanan pertumbuhan mereka.” tambah Bu Sayekti.

Penulis: Kikis Nanda Amara
Mahasiswa Psikologi, Universitas Negeri Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI