Saya mahasiswa UNSUR yang mengajar di sebuah instansi sekolah swasta, saya berpikir bagaimana saya bisa mensukseskan anak didik saya dengan cara mengajar yang mengasyikkan.
Dengan cara itu saya upayakan agar siswa saat belajar hendaknya meminimalkan segala ketegangan, kekakuan, tekanan psikologis, atau beban, sebagai gantinya saya harus membangkitkan gairah dalam belajar, karena belajar memang dirasakan oleh siswa sebagai kegiatan yang menyenangkan. Khususnya dalam pembentukan karakter seorang siswa dalam kehidupan.
Proyeksi dalam pendidikan terdapat tiga komponen yang mendasar karena seseorang tanpa karakter akan berat dalam kehidupan di dunia, karakter mencerminkan watak seseorang dalam kepribadiannya. Komponen yang pertama adalah karakter ‘moral’ yang dalam artian iman, takwa, jujur, rendah hati.
Baca Juga: Mahasiswa Universitas Suryakancana Melaksanakan Pembinaan Bahasa pada Siswa Kelas VI SDN Ciherang 1
Pendidikan moral merupakan pendidikan yang harus diajarkan pada generasi sekarang, sedangkan sikap jujur yang harus ditanamkan sejak dini terutama di lingkungan keluarga terlebih dahulu. Pendidikan moral tidak hanya untuk para pelajar saja, kepada semua masyarakat yang mengetahui apa itu moral karena sangat penting dan dibutuhkan di berbagai sisi kehidupan.
Sedangkan karakter kinerja yaitu kerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah, dan tuntas itu adalah karakter kinerja, dengan kompetensi dan karakter ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.
Yang kedua adalah kompetensi, kompetensi ada 4K yaitu: 1). Berpikir kritis;Â 2.) Kreatif;Â 3). Komunikatif;Â 4). Kolaboratif bisa kerja sama.
Sedangkan yang ketiga adalah literasi atau keterbukaan wawasan. Yang kita pikirkan literasi minimal 5 yaitu literasi baca di Indonesia itu minat baca tinggi tapi daya baca rendah indikasinya, apa minat baca WA tinggi daya baca buku rendah, jadi di negara Indonesia kebanyakan anak-anaknya kalau baca WA sampai berjam-jam tetapi ketika membaca buku pada malas itu artinya minat bacanya tinggi tapi daya bacanya rendah.
Yang selanjutnya literasi budaya, literasi teknologi, dan literasi keuangan. Dalam ketiga komponen itu yang disebut kebutuhan proyeksi masa depan anak-anak kita. Karena dengan membiasakan literasi jadi anak tahu perkembangan yang lebih meningkat di negara kita khususnya dalam bidang literasi di dunia pendidikan harus ditingkatkan.
Ketiga komponen itu yang disebut sebagai proyeksi kebutuhan masa depan bagi anak-anak kita. Yang pedomannya yaitu karakter/ akhlak. Pada dasarnya literasi sangat penting dalam penguasaan terhadap keterampilan, karena di zaman modern ini peserta didik dituntut supaya bisa menggembangkan life skill dan soft skills, karena kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dapat lebih luas kesempatannya dan kualitas yang unggul.
Kita harus bayangkan bagaimana masa depan harus ada perubahan lebih cepat untuk mencapai sukses, yang diketahui hari ini belum tentu diketahui masa depan atau masih ada profesinya di masa depan. Harus gelisahlah untuk di masa depan, gelisahlah dengan sekolah-sekolah terbaik dunia hari ini.
Kemenangan itu disiapkan di ruang-ruang keluarga dan di ruang-ruang kelas, di situ kebangkitan seorang pengajar harus bisa memaksimalkan siswanya untuk mencapai kesuksesan di masa depan dengan memberikan pemikiran yang positif karena berpikir positif, jiwa akan tenang dan tentram untuk mencapai sebuah kesuksesan.
Maka dari itu kompetensi dan literasi harus disiapkan kepada anak di ruang keluarga dan di ruang kelas setelah itu biarkan mereka terbang sendiri, mereka akan siap untuk menghadapi apa saja untuk bermimpi menjadi sukses. Â
Sehingga di masa depan mereka sudah siap menghadapi apa yang pernah disampaikan sewaktu di bangku sekolah untuk menghadapi di era globalisasi. Saya berharap saya dan anak didik saya suskses di masa depan dengan ilmu yang bermanfaat menghadapai era globalisasi.
Penulis:Â Yuni Rahayu Iba
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNSUR (Universitas Suryakancana)
Editor: Ika Ayuni Lestari    Â
Bahasa: Rahmat Al Kafi