Pendahuluan
Proses pengambilan keputusan dilakukan setiap hari oleh semua orang. Pada proses ini, individu menentukan pilihan yang akan dilakukannya untuk mencapai suatu tujuan, salah satunya dalam hal pendidikan.
Pada masa menempuh pendidikan formal setara Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah.
Dalam pemilihan jurusan pendidikan, orang tua juga memiliki peran untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan jurusan pendidikan pada anaknya.
Posisi orang tua yang strategis dalam keluarga dan adanya kontrol, menuntut keterlibatan orangtua dalam proses pengambilan keputusan jurusan pendidikan yang akan menentukan masa depan anaknya.
Di sisi lain, teman sebaya dan lingkungan sekitar juga dapat menentukan keputusan anak untuk memilih jurusan pendidikan.
Intensitas komunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan untuk penentuan masa depan anak sehingga kurangnya komunikasi antara orangtua-anak akan menghambat komunikasi dalam proses pengambilan keputusan.
Keputusan yang ditentukan oleh orang tua secara sepihak, tidak memberikan kesempatan pada anak untuk belajar menentukan pilihannya sendiri dan mengungkapkan pendapat serta harapannya.
Anak yang tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan akan menjadi tidak mandiri dan ragu-ragu untuk mengambil keputusan sendiri di masa depan.
Menurut Gunarsa (1999:76-77), anak dapat menarik diri dari orang tuanya karena anak merasa tidak puas atau tidak memberi respon positif dengan keputusan yang ditentukan orangtua dan akan berdampak negatif pada hubungan komunikasi orangtua-anak.
Dalam proses pengambilan keputusan jurusan pendidikan, interaksi komunikasi antara orangtua dan anak merupakan bagian yang penting.
Anak mengkomunikasikan pilihan jurusan yang menjadi minatnya. Informasi dan saran tentang jurusan pendidikan diberikan orang tua kepada anak sebagai bahan pertim-bangan untuk memilih jurusan yang tepat.
Orang tua dan anak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Orang tua memberikan kesempatan dan kebebasan berpendapat yang dibutuhkan oleh anak dalam proses pengambilan keputusan.
Orang tua juga membimbing anak untuk mampu mengambil keputusan yang tepat.
Proses komunikasi yang terbuka, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada anak untuk menyampaikan pilihan jurusan yang diinginkannya dan menjelaskan alasan pilihannya tersebut.
Deskripsi Masalah
Dari penjelasan yang dijelaskan dan dapat disimpulkan bahwa deskripsi masalah yang ingin kami ambil yaitu:
- Bagaimana komunikasi antara orang tua dan anak agar tidak terjadi perselisihan dalam pengambilan keputusan pendidikan.
Pembahasan
Anak bebas menyampaikan keinginan dan harapan dalam memutuskan jurusan pendidikan, walaupun ada perbedaan pilihan jurusan pada salah satu pasangan informan orang tua-anak.
Perbedaan pendapat timbul karena keinginan dan harapan anak tidak sesuai dengan keinginan serta harapan orang tua.
Keinginan dan harapan yang berbeda di antara anak dan orang tua menciptakan konflik yang membuat keduanya mengalami hambatan dalam proses pengambilan keputusan.
Ayah tidak setuju dengan keputusan anak dan menjadi marah, tetap anak hanya diam dan tetap berpendirian teguh pada pilihannya.
Hambatan tersebut dapat diatasi dengan sikap ayah yang mengalah dan memberikan kesempatan kepada anaknya untuk menentukan pilihan jurusannya sendiri.
Orang tua berusaha untuk tidak memaksakan kehendak, walaupun keputusan yang dipilih anak tidak sesuai dengan harapannya.
Sikap mengalah yang dilakukan orangtua bertujuan untuk menjaga interaksi komunikasi yang baik dengan anak.
Faktor lain yang menentukan proses pengambilan keputusan pilihan jurusan pendidikan anak, yaitu anak melibatkan teman sebaya untuk mendapatkan saran atau sudut pandang alternatif terkait pemilihan jurusan.
Di sisi lain, teman sebaya merupakan teman sharing, di mana anak dapat saling bertukalr pikiran tentlng kelebihan dan kekurangan pilihan jurusan pendidikan yang ditetapkan pihak sekolahnya.
Pengalaman dan pengetahuan yang cenderung sama pada usia remaja dapat mempermudah anak untuk berbagi informasi kepada teman sebaya dalam hal kehidupan sosial remaja atau pendidikan di sekolah.
Orang tua dan anak yang bersama-sama terlibat dalam proses pengambilan keputusan pilihan jurusan pendidikan dapat saling mengetahui dan memahami keinginan serta harapan dari masing-masing pihak.
Selain itu, kebebasan untuk menyatakan pendapat dan dukungan dari orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk belajar mengambil keputusan secara mandiri.
Interaksi komunikasi yang dilakukan anak dan orang tua merupakan bagian penting untuk mencapai pada pemahaman bersama (mutual understanding) sehingga anak maupun orang tua dapat bersama-sama memutuskan jurusan yang terbaik untuk masa depan anak.
Pada usia remaja, anak juga lebih sering menghabiskan waktu mereka bersama teman-teman sebayanya, kegiatan organisasi, atau belajar di sekolah maupun ikut bimbingan belajar, seperti yang dilakukan ketiga informan anak.
Mereka tidak hanya membicarakan tentang sekolah, tetapi berbagai topik lain, seperti kehidupan pergaulan mereka dan ketertarikan remaja dengan lawan jenis (teman dekat atau pacar).
Para informan anak tidak hanya bermain bersama teman-teman sebayanya, tetapi mereka juga saling berkomunikasi untuk bertukar informasi.
Komunikasi yang mereka lakukan pada teman sebayanya dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru yang lebih nyata terhadap masalah yang mereka hadapi.
Adanya pengalaman dan sudut pandang yang sama, membuat ketiga informan anak mau terbuka dan berbagi informasi kepada teman sebayanya tentang pergaulan dengan sesama teman sebayanya dan sekolahnya (memilih jurusan pendidikan).
San-trock (2007:55) menjelaskan bahwa fungsi penting kelompok teman sebaya bagi remaja, salah satunya adalah sebagai sumber informasi mengenai 1 dunia di luar keluarga yang dihadapi oleh remaja tersebut.
Teman sebayanya dapat memberikan respons mengenai kemampuan yang ditunjukkan remaja dalam menghadapi “dunia nyata” di luar keluarga.
Komunikasi yang terjalin antara remaja dan teman sebayanya dapat mengajarkan para informan anak untuk mengungkapkan pendapat dan keinginannya serta belajar untuk menghargai pendapat orang lain.
Para informan anak mendapatkan tempat yang lebih nyaman dan bebas untuk menyampaikan keinginan dan harapannya tanpa merasa segan.
San-trock (2007:9) juga mengungkapkan bahwa remaja yang membangun hubungan dengan teman sebayanya dapat mengajarkan cara merumuskan dan menyatakan pendapatnya sendiri, menghargai cara pandang orang lain, melakukan negosiasi secara kooperatif terhadap perbedaan pendapat sehingga memperoleh solusi, dan melibatkan standar perilaku yang dapat diterima bersama.
Kesimpulan
Interaksi komunikasi dalam pengambilan keputusan memilih jurusan pendidikan melibatkan orang tua dan anak dengan adanya dialog yang terbuka, tidak memaksakan kehendak satu sama lain, berusaha saling memahami, dan menghargai pilihan masing-masing pihak.
Peran orang tua untuk memberikan informasi dan saran, serta meluangkan waktu untuk berinteraksi/berdialog merupakan bentuk dukungan keterlibatan orang tua dalam proses pengambilan keputusan memilih jurusan pendidikan anak.
Kedekatan dan keterbukaan antara orang tua dan anak dalam interaksi komunikasi sehari-hari juga ikut menentukan proses berdialog untuk memutuskan jurusan pendidikan anak.
Teman sebaya juga menentukan keputusan anak dalam memilih jurusan pendidikan. Anak membutuhkan pendapat alternatif terkait pilihan jurusan pendidikan dengan sudut pandang teman sebaya.
Orang tua dan anak memiliki keinginan dan harapannya masing-masing. Tidak dapat dielakkan ketika orang tua dan anak berdialog, muncul perbedaan pendapat karena adanya perbedaan pilihan jurusan masing-masing pihak.
Namun, perbedaan keinginan dan harapan tersebut dapat teratasi karena setiap pihak tidak memaksakan kehendaknya dan memahami pilihan pihak lain sehingga menciptakan pemahaman bersama dalam menentukan keputusan jurusan pendidikan.
Proses pengambilan keputusan melibatkan dialog atau komunikasi dua arah antara orangtua dan anak ditinjau dari Teori Etika Dialogis menciptakan pengalaman komunikasi yang berusaha untuk mencapai pada pemahaman bersama dan mendeskripsikan adanya keterbukaan antarpartisipan komunikasi dalam mengungkapkan keinginan dan harapannya.
Saran
Dalam kehidupan bermasyarakat, orangtua memiliki posisi strategis dalam keluarga di mana mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengontrol anak-anaknya, contohnya dalam berkomunikasi untuk menyatakan pendapat secara langsung.
Namun, dalam hal ini ditemukan orangtua lebih terbuka dan tidak memaksakan kepentingannya sendiri dalam berkomunikasi sehingga anak diberikan kebebasan untuk menyampaikan keinginan dan harapannya serta mencapai pada pemahaman bersama dengan memiliki hubungan yang dekat satu sama lain.
Pendidikan juga merupakan hal penting bagi anak maupun orang tua sehingga mereka perlu terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan memilih jurusan pendidikan.
Keterlibatan orang tua dalam hal ini dengan membimbing dan mengawasi perkembangan anak dalam hal pendidikannya sehingga anak mendapatkan dukungan dari orang tua maupun lingkungan masyarakat untuk merencanakan masa depannya sehingga anak mencapai pada tujuan atau cita-citanya.
Penulis: Rafly Khasna Muzaki
Mahasiswa Prodi Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Daftar Pustaka
Dalnilm, Sudalrwaln. (2002). Menjaldil Peneliltil Kualliltal tilf. Balndung: Pustalkal Setilal.
Daly, Ralndall D. (2003). Introduction To Family Processes. 4 Edition. New Jersey: Lawrence Erl-balum Associates.
Desmiltal. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
DeVilto, Joseph Al. (1997). Komunilkalsil Alntalrmalnu-silal, Edilsil 5. Jalkalrtal: Professilonall Books.
Gunalrsal, Silnggilh D. (1999). Psilkologil untuk Kelu-alrgal. Jalkalrtal: PT BPK Gunung Mulilal.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjangan Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga..
Le Poire, Beth A. (2006). Family Communication: Nurturing and Control in a Changing World. California: Sage Publications.
Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News