Lose Control Orang Tua dan Solusinya

orang tua lose control

Generasi muda yang berkualitas dan menjadi aset negara tentu akan menjadi penopang keberhasilan. Apabila negara mampu memberikan pendidikan dan pemahaman terbaik kepada masyarakat terkait posisi dan peran mereka dalam mewujudkan generasi terbaik.

Sayangnya, realitas saat ini memperlihatkan bahwa negara “lose control” terhadap pengawasan dan pembinaan masyarakat, sehingga berujung pada kegagalan dalam mewujudkan generasi terbaik nan berkualitas.

Menurut catatan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, 1.078 remaja putri yang semestinya masih berstatus pelajar harus mengalami proses melahirkan bayi, dan 976 diantaranya berasal dari kehamilan yang tak di inginkan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Mencegah Bullying pada Anak

Bangku pendidikan yang menjadi dasar bagi terwujudnya generasi terbaik, kini menjadi sorotan ketika output yang dilahirkan tidak mencerminkan sosok pelajar yang memiliki latar belakang pendidikan.

Dengan adanya data tersebut, telah membuktikan bahwa celah untuk melakukan kemaksiatan yang menyebabkan kebobrokan generasi masih terbuka lebar, dan masih adanya budaya “lose control”. Rusaknya generasi muda saat ini menjadi evaluasi bersama bagi keluarga, karena keluarga adalah madrasah awal bagi tumbuhnya gererasi terbaik nan berkualitas.

Menurut Humas Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta mengungkapkan bahwa kejadian hamil di luar nikah terjadi hampir di seluruh Kecamatan di Sleman.

Bahkan, bila dilihat trennya, justru banyak terjadi di desa-desa, dan mereka melakukan hubungan di luar nikah tersebut justru di rumah sendiri, bukan di kos atau hotel.

Ini merupakan bukti lemahnya pengawasan orang tua dan akibat renggangnya kedekatan antara orang tua dengan anak-anaknya. Karena rata-rata kasus kehamilan diluar nikah terjadi di keluarga yang orang tuanya sibuk seharian bekerja. )

Dalam Islam, penjagaan aqidah setiap individu akan dijamin oleh negara, bahkan pergaulan dalam sistem Islam yang diatur oleh Sang Maha Pencipta akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan kehidupan. Solusi atas masalah tersebut, maka hendaknya orang tua dan anak dapat menjalin hubungan yang dekat, terutama secara emosional.

Baca juga: Maraknya Orang Tua Menuntut Anak Bisa Membaca di PAUD

Adanya kedekatan emosional antara orang tua dengan anak dapat membuat anak menjadi lebih terbuka untuk menceritakan atau mendiskusikan permasalahan kehidupan yang ia alami, baik mengenai sekolahnya, lingkungan pertemanannya, maupun perasaan yang ia rasakan.

Adanya kedekatan orang tua dengan anak membuat anak lebih jujur ketika mengutarakan sesuatu. Berbeda apabila anak dan orang tua tidak memiliki hubungan yang dekat. Anak tentu akan merasa takut untuk mengutarakan permasalahan dan perasaannya.

Ia cenderung merasa canggung dan pada akhirnya memilih objek lain sebagai tempat curhatannya, seperti teman dan pacarnya. Ia akan mudah merasa nyaman bersama teman dibandingkan dengan orang tuanya.

Secara tidak langsung ia akan membangun belief system bahwa ia tidak akan pernah bisa bercerita kepada orang tuanya dan ia akan terus bercerita kepada teman dan pacarnya.

Padahal tidak semua teman dan pasangan yang tidak halal dapat dipercaya, terkhusus apabila permasalahan tersebut adalah permasalahan serius.

Dalam teori hierarki kebutuhan Maslow, dijelaskan apabila setiap individu memiliki kebutuhan rasa aman dan kasih sayang. Individu yang tidak dekat dengan orang tua dan keluarganya tentu ia tidak merasakan adanya rasa aman apabila berada di sekitar mereka.

Hal ini dapat menjadi bibit adanya perilaku-perilaku menyimpang anak karena anak condong untuk mengikuti lingkungannya disebabkan adanya perasaan sayang dan aman anak apabila berada di sekitar lingkungan tersebut.

Oleh karenanya, sangat penting bagi orang tua untuk memahami perkembangan anak dan mulai menjalin kedekatan hubungan terhadap anaknya.

Namun, menjalin hubungan yang dekat saja belum cukup. Orang tua juga perlu memberikan pemahaman terkait ilmu syar’i (ilmu agama) kepada anak-anaknya. Sebaik-baik perihal yang memunculkan akhlak dan pribadi yang baik dan mulia ialah adanya keimanan.

Baca juga: Mengapa Orang Tua Membandingkan Anaknya dengan Anak Lain?

Tumbuh dan suburnya iman di hati seseorang dapat dipupuk melalui pendidikan dari orang tuanya. Anak yang memahami batasan syari’at serta berada di lingkungan yang baik maka ia akan tumbuh dengan perilaku-perilaku yang diajarkan oleh syari’at.

Hal ini dikarenakan anak-anak merupakan masa di mana ia menyerap dan mempelajari banyak informasi yang dapat tertanam menjadi sebuah kepercayaan dan kepribadiannya hingga dewasa.

Tim Penulis:

1. Nuviza Nairowati
Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

2. Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

3. Shafira Dhaisani Sutra
Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

Referensi:

www.apikmbanget.apikepol.com
www.nasional.republika.co.id

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI