Mahasiswa Kampus Mengajar Adakan Sosialisasi Mitigasi Bencana untuk Sekolah Dasar

Sosialisasi Mitigasi Bencana

Kondisi pandemi COVID-19 dinyatakan sebagai Bencana Nasional oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan tersebut dinyatakan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Indonesia kerap kali mengalami bencana banjir, gempa, tanah longsor, tsunami, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, mahasiswa Kampus Mengajar yang bertugas di SD Islam Cendekia Ngempon, Bergas, Kab. Semarang, Jawa Tengah mengadakan kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para siswa bahwa ancaman bencana ada dimana-mana.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 27 Mei 2021 dan melibatkan para siswa kelas 5 SD Islam Cendekia Ngempon. Kegiatan tidak hanya diisi dengan pemberian materi, tetapi juga interaksi melalui sesi diskusi. Siswa mengikuti sesi diskusi dengan baik dan aktif dengan bertanya dan memberikan pendapat.

Baca Juga: Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian dan Pendidikan Negara

Bacaan Lainnya

Kegiatan diawali dengan latar belakang kenapa pengetahuan dasar mitigasi bencana perlu diajarkan sejak dini. Diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu para siswa, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan oleh mahasiswa. Umumnya, pendidikan mitigasi bencana belum diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk salah satunya di SD Islam Cendekia Ngempon. Siswa diberikan wawasan mengenai berbagai jenis bencana, serta bagaimana cara menanggulangi dan mencegahnya. Siswa juga dibekali pengetahuan mengenai apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika terjadi bencana.

Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dasar mitigasi bencana kepada siswa. Siswa dapat lebih mengerti bahwa ancaman bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

Pendidikan Mitigasi Bencana

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi terjadinya bencana yang tinggi karena posisinya yang berada di tumbukan tiga lempeng benua. Berdasarkan data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), beberapa bencana yang sering terjadi di Indonesia diantaranya adalah gempa bumi, banjir, tsunami, dan tanah longsor. Terjadinya bencana menimbulkan banyak dampak, dimana salah satunya adalah dalam sektor pendidikan.

Bencana dapat berdampak pada bangunan dan infrastruktur sekolah dan seluruh komponen sekolah. Guna meminimalkan resiko maka diperlukan adanya kesiapsiagaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan adalah melalui pendidikan siaga bencana. Pendidikan kebencanaan dapat diberikan kepada siswa sekolah dasar dengan memanfaatkan kearifan lokal setempat. Pendidikan kebencanaan yang diberikan dapat meliputi bagaimana siswa mengenal potensi bencana, mencegah bencana, dan bagaimana mereka bersikap ketika dihadapkan bencana.

Baca Juga: Antusias Masyarakat Indonesia Terhadap Wacana New Normal dan Dampak Politik serta Ekonomi

Belajar dari Negara Jepang

Selain Indonesia, Jepang juga merupakan salah satu negara dengan potensi bencana alam yang tinggi terutama bencana alam gempa bumi dan tsunami. Negara Jepang sejak lama telah melatih warga negaranya untuk bersiap siaga terhadap potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Penanaman dan pelatihan tersebut telah ditanamkan sejak di usia sekolah dasar.

Di Jepang, siswa sekolah dasar rutin melakukan simulasi gempa bumi. Anak-anak sekolah dasar dilatih untuk berlindung di bawah meja ketika terjadi guncangan akibat gempa bumi. Apabila gempa terjadi pada saat anak-anak sedang berada di lapangan, mereka dilatih untuk berkumpul di tengah dan menjauhi bangunan. Beragam skenario gempa bumi juga dicoba saat simulasi sehingga siswa sekolah dasar siap untuk menghadapi berbagai kasus atau kejadian tertentu apabila suatu saat terjadi gempa bumi.

Pembelajaran yang telah diterapkan oleh negara Jepang pada siswa sekolah dasar dapat diterapkan pada sekolah dasar di Indonesia. Penerapan ini dapat menyesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing daerah sekolah dasar karena potensi bencana tinggi di setiap daerah berbeda-beda.

Baca Juga: Leppami HMI Peduli Turun Tangan Bantu Korban Banjir Luwu Utara

Khonsa Nurul Izzati
Mahasiswa S1 Teknik Geologi Universitas Diponegoro

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses