Makanan Sehat yang Hilang Zat Gizinya, Kok Bisa?

Masyarakat sekarang ini mulai bergeser untuk mengonsumsi ‘real food’ atau makanan yang sehat atas kesadaran kesehatan diri.

Namun saat mengolah makanan tersebut kita seringkali tidak memperhatikan cara pengolahan yang baik dan benar agar kandungan gizi di dalamnya tetap terjaga.

Hal tersebutlah yang  mendasari mahasiswa kelompok 72 gelombang 8 dalam program pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu untuk Mendeteksi Kandungan Formalun pada Makanan sebagai Metode Sederhana

Memberikan informasi dan pemahaman terkait pengolahan bahan pangan yang tepat kepada masyarakat Jatimulyo, Lowokwaru kota Malang.

Pada acara sosialisasi ini, diberikan informasi bagaimana pengolahan yang tepat pada bahan pangan berdasarkan kandungan vitaminnya.

Seperti diketahui bahwa bahan pangan mengandung vitamin larut lemak dan larut air, dimana diperlukan perlakuan atau proses pengolahan berbeda untuk mengunci kandungan gizi di dalam bahan pangan tersebut.

Baca Juga: Mengapa Anak Muda Zaman Sekarang Susah Mengontrol Nafsunya hingga Terjadi Pernikahan Dini

Warga Jatimulyo mengikuti dengan sangat semangat dan disambut antusiasme yang baik, salah satu warga juga berpendapat bahwa informasi yang diberikan sangat membantu dan bermanfaat khususnya untuk para ibu rumah tangga yang setiap hari mengolah bahan pangan untuk santapan keluarga.

Makanan sehat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Namun, tahukah kamu bahwa proses memasak dan penyimpanan bisa mengurangi nilai gizi makanan yang kita konsumsi? Mari kita lihat beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya gizi dalam makanan sehat.

Baca Juga: Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Pelestarian Keanekaragaman Budaya Indonesia Melalui metode pembelajaran PBL dan SCL

1. Proses Memasak

Memasak dengan Suhu Tinggi: Menggoreng, memanggang, atau memasak dengan suhu tinggi dapat merusak vitamin dan mineral tertentu dalam makanan.

Contohnya, vitamin C, yang sangat rentan terhadap panas, bisa berkurang secara signifikan ketika makanan dimasak pada suhu tinggi .

Merebus: Saat sayuran direbus, banyak vitamin larut air seperti vitamin C dan B kompleks yang hilang dalam air rebusan.

Baca Juga: Historiografi Islam Modern: Pemikiran Politik Al-Maududi dalam Kitab Al-Khilafah wa Al-Mulk

Untuk mengurangi kehilangan ini, sebaiknya sayuran direbus dengan sedikit air atau menggunakan metode memasak lain seperti mengukus atau microwave .

2. Proses Penyimpanan

Penyimpanan dalam Waktu Lama: Menyimpan buah dan sayuran dalam waktu lama, terutama di luar kulkas, dapat mengurangi kandungan gizinya. Sebaiknya, beli buah dan sayuran dalam jumlah kecil dan konsumsi segera setelah dibeli.

Pembekuan dan Pencairan: Proses pembekuan dapat mempengaruhi tekstur dan kadang-kadang kandungan gizi makanan.

Baca Juga: Pentingnya Statistik sebagai Pedoman Sumber Pengetahuan bagi Mahasiswa Hubungan Internasional

Meskipun pembekuan adalah cara yang baik untuk mempertahankan vitamin dan mineral, beberapa nutrisi seperti vitamin C dan B kompleks dapat berkurang selama proses pencairan .

3. Pengolahan Makanan

Pengepakan dan Pengawetan: Makanan olahan seringkali kehilangan banyak nutrisi selama proses pengepakan dan pengawetan.

Contohnya, sayuran kalengan mungkin mengandung lebih sedikit vitamin C dibandingkan sayuran segar atau beku. Pilihlah makanan yang minim pengolahan untuk menjaga kandungan gizinya.

Penggunaan Bahan Kimia: Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan makanan bisa mengurangi kandungan nutrisi alami.

Baca Juga: Merenungi Waktu dan Keabadian dalam Puisi ‘Yang Fana Adalah Waktu’ Karya Sapardi Djoko Damono

Misalnya, proses pemutihan tepung untuk membuat roti putih bisa menghilangkan sebagian besar serat dan vitamin B yang ada pada tepung gandum utuh.

4. Cara Konsumsi

Makan dengan Cara yang Tidak Tepat: Misalnya, mengupas kulit buah dan sayuran bisa menghilangkan serat dan nutrisi penting yang ada pada kulitnya.

Konsumsi buah dan sayuran dengan kulitnya (tentu setelah dicuci bersih) untuk mendapatkan manfaat maksimal.

5. Kondisi Lingkungan

Paparan Udara dan Cahaya: Paparan udara dan cahaya bisa mengurangi kandungan vitamin dalam makanan. Misalnya, minyak goreng yang disimpan di tempat terbuka dan terkena cahaya bisa kehilangan vitamin E.

Baca Juga: Pecinta Traveling Mari Merapat! Intip Seberapa Indahnya Wisata Kolam Renang di Desa Bumi Serdang

Solusi untuk Meminimalisir Kehilangan Gizi

Pilih Metode Memasak yang Tepat: Mengukus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggunakan microwave bisa mengurangi kehilangan nutrisi dibandingkan menggoreng atau memanggang pada suhu tinggi.

Segera Konsumsi Makanan: Usahakan untuk membeli dan mengonsumsi buah dan sayuran segar secepat mungkin setelah membelinya.

Minimalkan Pengolahan: Pilih makanan yang minim pengolahan dan hindari bahan pengawet dan bahan kimia tambahan.

Baca Juga: Pengalaman Belajar AI & Cybersecurity di Hacktiv8 dalam Program MSIB Kampus Merdeka Batch 6

Penyimpanan yang Benar: Simpan makanan di tempat yang sejuk dan gelap untuk mengurangi paparan udara dan cahaya.

Dengan memperhatikan cara memasak, menyimpan, dan mengolah makanan, kita bisa menjaga kandungan gizi dalam makanan sehat dan mendapatkan manfaat maksimal dari makanan yang kita konsumsi.

Ingat, makanan sehat bukan hanya tentang memilih bahan makanan yang tepat, tetapi juga tentang cara kita memproses dan menyajikannya.

Baca Juga: Tim PKM RSH UPI Teiliti Nomophobia dan Pengaruhnya terhadap Civic Disposition pada iGeneration

PMM “Giat Literasi dan Gizi Pada Anak Panti Asuhan Siti Hajar” Universitas Muhammadiyah Malang

Nama Penulis:

1. Salwa Arsy Nugroho
2. Diana Handayani
3. Auvrelia Putri A. Ossetia W
4. Natasya Valentina Giovana
5. Aldi Rachmat Agung Wicaksono

Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI