Manajemen Komunikasi pada Keluarga dengan Status Sosial Rendah

Komunikasi Keluarga Status Sosial

Komunikasi menjadi aktivitas sehari-hari yang selalu dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial, sebab komunikasi merupakan alat yang penting untuk membangun dan mempertahankan hubungan antarpribadi. Dalam keluarga, komunikasi diperlukan untuk pengambilan keputusan dan juga sebagai lingkungan sosial pertama bagi anak, secara tidak langsung komunikasi keluarga berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Komunikasi keluarga yang berjalan dengan efektif tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi komunikasi yang dilakukan, tetapi beberapa hal seperti adanya keterbukaan, empati, saling percaya, kejujuran, dan sikap suportif. Status sosial ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas komunikasi keluarga, sebab dalam setiap keluarga dengan status sosial ekonomi yang berbeda-beda tentunya memiliki pola komunikasi yang berbeda pula.

Keterkaitan antara komunikasi keluarga dengan status ekonomi sosial ini diketahui berpengaruh terhadap pola perkembangan anak seperti perkembangan bahasa dan emosi, sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dan kelompok sosial primer bagi anak-anak yang memiliki tanggung jawab besar dalam memenuhi kebutuhan anak-anak dan menerapkan pola asuh yang baik. Pendidikan usia dini menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak, sehingga peran orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan anak-anak.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Komunikasi Berperan Penting pada Keharmonisan Keluarga, Mengapa?

Pola komunikasi yang merupakan gambaran interaksi antar anggota keluarga, terutama orang tua dengan anak tentunya memiliki perbedaan pada masing-masing keluarga yang salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi keluarga tersebut.

Pada dasarnya pola komunikasi anak dapat terbentuk sedari kecil. Proses tersebut pertama kali terbentuk dalam keluarga sehingga keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Adapun penerapan pola sendiri merupakan gambaran interaksi antar anggota keluarga dengan anak.

Selain itu, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi pola interaksi antar anggota keluarga salah satunya faktor sosial ekonomi keluarga. Status ekonomi rendah secara intrinsik memberikan tekanan dan kesusahan sehingga berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan dan pemeliharaan kesehatan emosional, tingkah laku dan psikiatri.

Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa 37 persen anak Indonesia mengalami keterlambatan tumbuh kembang yang disebabkan oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat, pengasuhan orang tua yang kurang baik dan asupan makanan yang kurang.

Orang tua dengan penghasilan yang berkecukupan atau sosial ekonominya mencukupi akan memiliki anak yang berkesempatan lebih banyak untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan berbahasa. Hal ini tentunya berbeda dengan anak yang terlahir di keluarga dengan tingkat ekonomi rendah karena kesempatan yang dimiliki pun akan semakin kecil. 

Hasil penelitian para peneliti menemukan bahwa rumah anak-anak dengan perkembangan yang lambat mempunyai sedikit mainan atau buku dan sedikit percakapan antara anak dengan orang tua. Lingkungan rumah juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.

Baca Juga: Peningkatan Komunikasi Keluarga dengan Anak Usia Remaja pada Masa Pandemi Covid-19

Kemampuan berbahasa menjadi hal yang penting bagi orang tua dan juga anak karena bahasa akan membentuk komunikasi diantara keduanya. Intensitas komunikasi antara orang tua dengan anaknya akan meningkatkan kemampuan berbahasa serta berbicara pada anak. Kemampuan berbahasa ini dipengaruhi oleh seberapa banyak anak-anak diajak untuk berbicara.

Hal ini berkaitan juga dengan bagaimana cara orang tua mengasuh anaknya dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Keluarga yang memiliki status ekonomi sosial tinggi diasumsikan tidak memiliki kesulitan untuk memenuhi kebutuhan anak, sedangkan untuk keluarga yang memiliki status ekonomi sosial yang rendah akan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan anak. Namun, hal ini tidak menjadi suatu hal yang mutlak.

Perkembangan bahasa yang dimiliki anak meliputi komunikasi verbal secara intens dapat mengembangkan dengan pesat seluruh panca inderanya ketika memahami sesuatu dengan cara mereka sendiri. Pengaruh dari sosial keluarga yang tinggi sangat mempengaruhi keaktifan berbicara anak, seperti pada keluarga yang status sosialnya tinggi sering melakukan percakapan lebih intens dan bahkan anak tersebut diajari untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Berbeda dengan anak yang berada dalam status sosial rendah, para orang tua semakin lebih sedikit untuk mengajak anaknya berkomunikasi, istilahnya yang penting anaknya diam.

Selain itu, status sosial ekonomi keluarga juga dapat mempengaruhi pengelolaan emosi dalam komunikasi pada anggota keluarga. Artinya komunikasi memiliki peranan yang penting dalam sebuah keluarga. Jika komunikasi tersebut berjalan kurang bahkan tidak baik, dapat mempengaruhi emosi salah satu anggota keluarga.

Biasanya dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, komunikasi kurang terjaga dengan baik karena anggota keluarga terlalu fokus untuk mencari penghasilan dan memenuhi kebutuhan harian mereka. Anak dari keluarga status ekonomi rendah lebih sering mengalami masalah tingkah laku dan emosional termasuk agresi, kecemasan dan depresi.). Orang tua dengan status sosial rendah juga tidak leluasa memilih lingkungan dan sekolah yang baik untuk anak-anaknya.

Baca Juga: Pengendalian Stres dan Kelelahan dalam Keluarga terhadap Tumbuh Kembang Balita

Penghasilan yang rendah menyebabkan keharusan tinggal di daerah miskin dengan disorganisasi sosial serta minimnya sumber daya bagi perkembangan komunikasi anak (tempat bermain, fasilitas kesehatan, kegiatan ekstrakurikuler, dsb.). Pada keluarga status sosial rendah, ikatan emosional kasih sayang orang tua terhadap anak kurang.

Anak usia dini sudah dilibatkan dalam tanggung jawab pekerjaan rumah. Pengontrolan perilaku anak kurang mendapat perhatian. Pengasuhan anak dilakukan bersamaan orang tua sibuk bekerja keras, bahkan anak juga dilibatkan dalam kekerasan pekerjaan orang tuanya.

Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi manajemen komunikasi dalam suatu keluarga. Status sosial ekonomi dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki intensitas komunikasi yang rendah dibanding dengan keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi.

Semakin tinggi status ekonomi orang tua maka perkembangan bahasa anak akan semakin normal begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan anak-anak yang hidup dengan status sosial ekonomi tinggi akan memiliki kesempatan lebih baik untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa akibat adanya materi yang mendukung. Status ekonomi sosial juga mempengaruhi pengelolaan emosi dalam komunikasi pada anggota keluarga, terlebih pada anak.

Nadya Nabila Quraini
Niken Ayuningtyas
Dhia Amalia
Cemara Narieta

Habieb Al-rahman Habiebi Idrus
Mahasiswa IPB University

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA, Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Sc.
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI