Tomat adalah salah satu buah yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia, meskipun secara botani dianggap sebagai buah, dalam konteks kuliner dan gizi, sering kali dianggap sebagai sayuran. Buah tomat memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna, mulai dari tomat cherry kecil hingga tomat beefsteak besar yang beratnya bisa mencapai beberapa pon.
Selain menjadi bahan pokok dalam berbagai masakan, tomat juga dikenal karena kandungan nutrisinya yang kaya. Mereka merupakan sumber yang baik dari vitamin C, vitamin K, potassium, dan antioksidan seperti likopen, yang memberikan warna merah khas pada tomat dan telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan.
Sejarah tomat sangatlah beragam. Awalnya tumbuh di Amerika Selatan, tomat dibawa ke Eropa oleh penjelajah Spanyol pada abad ke-16. Meskipun pada awalnya dianggap sebagai tanaman hias, tomat kemudian menjadi populer sebagai bahan makanan di seluruh dunia, ditanam dalam berbagai varietas dan digunakan dalam berbagai macam masakan, mulai dari saus pasta hingga salad dan jus.
Dalam beberapa dekade terakhir, budidaya tomat telah berkembang pesat, dengan penemuan varietas baru yang menawarkan rasa yang berbeda dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu, tomat juga menjadi objek penelitian dalam bidang bioteknologi, dengan upaya untuk meningkatkan kualitas, hasil, dan resistensi terhadap hama dan penyakit.
Dengan popularitasnya yang terus meningkat dan kandungan gizi yang tinggi, tomat tetap menjadi salah satu komponen penting dalam pola makan sehat dan beragam di seluruh dunia.
Menurut (Kemenkes RI, tahun 2017) prevalesi anemia di Indonesia sebesar 36.4% pada ibu hamil perkotaan dan 37.8% pada ibu hamil di pedesaan. Dari Data Profil Kesehatan Provinsi Riau Salah satu penyebab kematian ibu yaitu perdarahan pasca persalinan (34%). Salah satu penyebab perdarahan diakibatkan dari kejadian anemia saat kehamilan, hipertensi dalam kehamilan (33%), infeksi (5%), dan penyebab lain-lain (27%) (Riau, 2018).
Zat besi ialah salah satu dari nutrien yang di mana tidak dapat diperoleh dalam jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama hamil, vitamin C salah satu kombinasi yang baik untuk membantu penyerapan zat besi.
Buah tomat merupakan salah satu buah yang mengandung vitamin C dan senyawa bermanfaat untuk kesehatan. Buah tomat sangat mudah ditemukan dan harganya terjangkau, buah tomat juga dapat diolah menjadi jus, sehingga memudahkan ibu hamil dalam mengkonsumsinya.
mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C sangat berperan penting dalam absorbsi zat besi di dalam tubuh. Peranan vitamin C 41 dalam proses penyerapan zat besi yaitu membantu mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi, proses reduksi tersebut akan semakin besar bila pH di dalam lambung semakin asam.
Tomat Buah tomat (Lycopersium Esculentum) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi, menyehatkan dan mempunyai pospek pasar cukup menjanjikan. Buah tomat terdiri dari dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1% kulit dan biji.
Baca Juga:Â Rancang Teknologi Sortasi Kematangan Tomat Berbasis Arduino
Jika tomat dikeringkan, glukosa dan fruktosa, sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan lipid.17 Di dalam tomat juga terdapat kandungan zat besi serta vitamin B6 yang cukup banyak. Kandungan dari beberapa zat ini berperan sangat penting dalam membantu tubuh terkena yang namanya anemia.
Berbagai kandungan buah tomat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya. Vitamin c dalam tomat mampu menjaga setamina ibu hamil. Zat besi yang terkandung di dalam tomat dapat mencegah ibu hamil terkena  anemia dan dapat menjaga temperatur tubuhnya. Asam folat sangat baik bagi perkembangan tubuh serta otak janin
Ibu hamil bisa mendapatkan zat besi dari berbagai makanan yang mengandung zat besi, diantaranya ialah buah tomat. Pada Buah tomat memiliki kandungan zat besi dengan jumlah 0,5 mg per 100 gramnya selain dari pada  itu buah tomat juga mengandung vitamin C sebesar 40 mg yang dapat membantu penyerapan zat besi dalam darah.
Manfaat zat besi yang terdapat dalam buah tomat adalah meningkatkan kadar hemoglobin, meningkatkan fungsi otak, mencegah anemia, danmeningkatkan sistem imun (The George Mateljan Foundation, 2010).
Kandungan di dalam tomat pada 180gram ialah 24,6 mg vitamin C, 0,49 mg zat besi, serta 27 mcg asam folat. Buah tomat dengan kandungan vitamin C yang dapat mempercepat absorpsi zat besi dalam tubuh dapat meningkatkan produksi sel darah merah sehingga kadar hemoglobin juga meningkat. Jus tomat sangat efektif di konsumsi 1 kali sehari sebanyak 75 gram buah tomat selama 7 hari (Sulung and Beauty, 2018).
Jadi mengkonsumsi tomat pada ibu hamil akan memberikan banyak manfaat di antaranya:
- Sumber Nutrisi Penting: Tomat adalah sumber nutrisi penting, terutama likopen, vitamin C, dan vitamin A. Konsumsi tomat dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, yang penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin.
- Perlindungan terhadap Kerusakan Oksidatif: Likopen, yang merupakan pigmen alami dalam tomat, memiliki sifat antioksidan. Ini dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang dapat terjadi selama kehamilan, membantu menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin.
- Dukungan untuk Kesehatan Jantung: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tomat atau produk tomat dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, termasuk hipertensi, yang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil.
- Potensi Perlindungan terhadap Preeklampsia: Preeklampsia adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kehamilan dan kesehatan ibu hamil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa likopen dalam tomat mungkin memiliki efek protektif terhadap preeklampsia, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi temuan ini.
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh: Vitamin C dalam tomat adalah antioksidan penting yang juga mendukung sistem kekebalan tubuh. Ini dapat membantu ibu hamil menjaga kesehatan mereka selama masa kehamilan.
- Pentingnya Pola Makan Seimbang: Meskipun manfaat tomat bagi ibu hamil menjanjikan, penting untuk diingat bahwa konsumsi tomat harus seimbang dengan pola makan yang sehat dan seimbang secara keseluruhan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum membuat perubahan besar dalam pola makan selama kehamilan sangat disarankan.
Penulis:
Norzillah
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News