Mekanisme Amlodipine dan Teofilin

Friska Mauli Anggina (Mahasiswa D3 Farmasi Poltekkes Hermina)

Amlodipine

Mekanisme Kerja Obat Amlodipine

Amlodipine merupakan obat antihipertensi golongan CCBs (Calcium-channel blockers) yang bekerja sebagai vasodilator dengan menghambat masuknya ion kalsium pada sel otot polos vaskuler dan miokard sehingga tahanan perifer turun dan otot relaksasi.

Sifat yang menguntungkan dari obat amlodipine golongan CCBs ini yaitu memiliki efek langsung pada nodus atrioventrikular dan sinoatrial, dan dapat menurunkan resistensi perifer tanpa penurunan fungsi jantung yang berarti, dan relatif aman bila dikombinasi dengan β-blocker.

Bioavailabilitas obat amlodipine relatif lebih tinggi dibanding CCBs yang lain. Absorpsi amlodipine terjadi secara perlahan  sehingga dapat mencegah penurunan tekanan darah yang mendadak. Kadar amlodipine pada jam 24 masih 2/3 dari kadar puncak.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pentingnya Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi melalui Penguatan Kader bersama Masyarakat

Waktu paruhnya panjang sehingga cukup diberikan sekali sehari. Obat ini tidak perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal karena dimetabolisme di hati dan hanya sedikit sekali yang diekskresi dalam bentuk utuh lewat ginjal.

Efek Samping Obat Amlodipine

Amlodipine memiliki efek samping pada rongga mulut berupa mulut kering, dysgeusia (kondisi di mana lidah merasakan ada logam di dalam mulut), dan pembesaran gusi. Amlodipine secara tidak langsung mempengaruhi keseimbangan asam dan basa dalam saliva karena menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel.

Sakit kepala, mual, ruam kulit atau kemerahan, kelelahan, berdebar-debar, kram dan nyeri otot, perubahan mood, dan lain-lain.

Perhatian Penggunaan

Pasien dengan gangguan fungsi hati, fungsi ginjal, usia lanjut, kehamilan, dan menyusui.

Indikasi

Terapi utama untuk pasien hipertensi dan untuk mengontrol tekanan darah pada pasien.

Baca Juga: Daun Binahong Obat Penyeda Nyeri Sakit Maag

Dosis Obat

Amlodipine 5 mg dan Amlodipine 10 mg.

Nama Obat Dagang

Amlodipine dengan nama dagang Amlodipine Besilate, Zevask, Vasgard, Hexavask, Norvask, dan Tensivask.

Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan berupa tablet.

Cara Pemakaian

Obat amlodipine ini diminum berdasarkan anjuran dari dokter, dan dapat diminum 1x sehari sesudah makan, pada saat pasien hipertensi meminum obat amlodipine ini diusahakan dalam waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal, meminum obat ini secara rutin, jangan berhenti jika tidak ada anjuran atau konsultasi dari dokter.

Interaksi Obat Amlodipine dengan Obat Lain

Peningkatan kadar kolestrol dalam darah. Peningkatan risiko naiknya tekanan darah jika digunakan bersamaan dengan obat aspirin. Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat tersebut, termasuk gangguan hyperkalemia atau di mana jumlah kalium dalam darah lebih tinggi dari nilai normal, jika digunakan dengan dantrolene.

Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi diharapkan pasien dapat melakukan pencegahan dengan modifikasi gaya hidup atau obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat terhindari.

Baca Juga: Kacamata Pelindung untuk Pasien Berobat Gigi

Paskalina Matelda Yadohamang (Mahasiswa D3 Farmasi Poltekkes Hermina)

Teofilin

Mekanisme Kerja Obat Teofilin

Teofilin termasuk dalam kelas golongan obat yang biasa dikenal sebagai Xanthines yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala sesak napas akibat penyempitan pada saluran pernapasan untuk penderita asma dan penderita penyakit paru obstruktif kronis.

Farmakologinya: Teofilin juga termasuk dalam turunan metilxantin yang memiliki efek antara lain untuk merangsang suatu susunan saraf pusat serta melemaskan otot polos, terutama bronkus, efedrine yang bekerja mempengaruhi system kerja saraf adrenergic secara langsung maupun secara tidak langsung.

Efek Samping Obat Teofilin

Efek samping pada obat teofilin ini dapat menyebabkan gastrointestinal seperti (mual, muntah, diare), serta susunan saraf pusat (sakit kepala, insomnia), kardiovaskuler (palpitasi, takikardia, aritmia ventikuler) dan pernapasan (takhipnea, rash, hiperglikemia).

Indikasi

Obat tersebut jika sudah diminum dapat meringankan dan mengatasi serangan penyakit asma bronkial, dan gejala sesak napas akibat penyempitan pada saluran pernapasan.

Dosis Obat

Teofilin 130 mg.

Nama Obat Dagang

Obat dagang ini terbagi menjadi beberapa macam, antara lain: Bufabron theophylline; Bronsolvan theophylline; Asmasolon theophylline 130 mg; Ephedrine HCI 12,5 mg; Neo Napacin theophylline; Ephedrine HCI.

Baca Juga: Diabetes: Pengertian, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan obat ini biasanya terbagi menjadi dua yaitu: 5 ml sirup, 130 mg Kapsul.

Cara Pemakaian

Untuk pemakaian dewasa dianjurkan 3x sehari masing-masing 15 ml atau 1 kapsul, dan untuk anak dibawah umur 6-12 tahun 3x sehari masing-masing 7,5 ml atau yang sudah dianjurkan dokter.

Interaksi Obat

Untuk pemberian obat tersebut, hindari pemberian bersamaan dengan golongan beta blockers seperti Propanolol dapat menyebabkan bronkospasma, kondisi mengencang dan menegangnya otot-otot yang melapisi brokus pada paru-paru ini dapat menyebabkan udara sulit untuk keluar masuk sehingga oksigen seharusnya masuk ke paru-paru dan karbon dioksida yang dikeluarkan jadi terhambat dan terbatas jumlahnya, jangan diberikan juga bersamaan dengan preparat xantin, simetidin, klaritromisin, siprofloksasin, eritromisin, norfloksasin, troleandomisin, dan kontrasepsi oral karena dapat meningkatkan konsentrasi plasma yang diperoleh jumlah kontribusi dan konsentrasi tiap pemberian dosis obat teofilin serta rifampisin, diltiazem, verapamil untuk menurunkan konsentrasi plasma teofilin.

Penulis: Friska Mauli Anggina dan Paskalina Matelda Yadohamang
Mahasiswa Jurusan D3 Farmasi Poltekkes Hermina

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Drs. Nurul Falah Edy Pariang Apt. Iso Informasi Spesialite Obat Indonesia.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2016. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 50 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan

Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia, 2018. Iso Indonesia Volume 52

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses