Mengapa Kinder Joy Bisa Terkontaminasi Salmonella?

kinderjoy salmonella

Produk cokelat Kinder Joy sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bentuk telur yang unik dan dilengkapi mainan lucu menjadi daya tarik tersendiri bagi produk ini. Namun, di awal bulan April 2022 terdapat laporan dari beberapa negara Eropa terkait adanya kontaminasi bakteri Salmonella pada salah satu produk Kinder Joy, yaitu Kinder Surprise.

Kini negara-negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris, Swedia, Belanda, dan Irlandia telah menarik peredaran Kinder Surprise dan produk Kinder Joy lainnya di pasaran untuk mengurangi korban. Hingga tanggal 13 April 2020 telah tercatat 67 korban keracunan di Inggris akibat mengonsumsi Kinder Joy yang terkontaminasi Salmonella.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan penarikan seluruh produk Kinder Joy dari pasar untuk mengantisipasi adanya kontaminasi Salmonella yang dapat merugikan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Diabetes: Pengertian, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Sebenarnya apa itu Salmonella? Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen atau penyebab penyakit yang dapat mengontaminasi produk pangan. Umumnya Salmonella ditemukan pada bahan pangan hewani, seperti daging ayam, telur, dan susu.

Kemungkinan besar Kinder Joy dapat terkontaminasi Salmonella dari susu yang digunakan sebagai salah satu bahan bakunya. Apabila seseorang mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi Salmonella, orang tersebut akan mengalami infeksi yang disebut Salmonellosis.

Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala berupa gangguan pencernaan seperti diare, muntah, demam, sakit kepala, dan kram perut. Umumnya gejala tersebut timbul setelah 8-72 jam setelah terinfeksi dan dapat terjadi selama 4-7 hari dengan risiko kematian bagi korban yang mengalami infeksi lanjut.

Menurut Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2019 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan, seluruh produk pangan wajib tidak mengandung Salmonella per 25 mL atau 25 mg produk. Ketatnya ketentuan ini menjadi salah satu indikasi betapa bahayanya efek dari Salmonella bagi kesehatan.

Baca juga: Demam Tifoid: Penyebab, Risiko, Gejala, dan Pengobatan

Salmonella termasuk bakteri mesofilik yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu 25 °C sampai 40 °C dengan pertumbuhan optimum pada suhu 25 °C sampai 37 °C. Oleh karena itu, pemanasan menjadi titik kritis kemanan pangan untuk mencegah kontaminasi Salmonella pada produk pangan.

Salmonella dapat diinaktivasi dengan proses pasteurisasi dengan kondisi pemanasan minimum pada suhu 63 °C selama 30 menit atau 71,5 °C selama 15 detik. Selain membunuh mikroorganisme patogen berupa Salmonella, proses pasteurisasi juga dapat membunuh mikrooganisme pembusuk dan menginaktivasi enzim.

Akibatnya produk pangan yang dipasteurisasi memiliki umur simpan yang lebih lama. Untuk mengetahui kecukupan proses pasteurisasi harus dilakukan evaluasi pada produk yang telah dipasteurisasi.

Seperti pada proses pasteurisasi susu, kecukupan proses pasteurisasi dapat dievaluasi dengan uji fosfatase. Jika enzim fosfatase pada susu sudah tidak aktif dapat disimpulkan bahwa proses pasteurisasi berhasil menginaktivasi mikroorganisme.

Mengapa simpulan tersebut bisa diambil? Karena mikroorganisme patogen lebih sensitif terhadap panas dibandingkan dengan enzim fosfatase.

Jadi, mengapa Kinder Joy bisa mengandung Salmonella? Ya, berdasarkan penjelasan di atas Kinder Joy dapat terkontaminasi Salmonella dari susu yang digunakan karena proses pasteurisasi yang dilakukan belum mampu menginaktivasi bakteri tersebut.

Penulis: Annisa Noor Rachmawati
Mahasiswa Magister Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.