Mengasah Keterampilan Motorik Halus Anak Tunanetra Melalui Finger Painting di Yayasan Rumah Hebat Fatonah

KKN UNS
Dokumentasi Kegiatan Mahasiswa (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Kelompok 110 Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Sebelas Maret bekerja sama dengan Yayasan Rumah Hebat Fatonah yang merupakan rumah inklusi mulai dari anak-anak hingga dewasa yang memiliki kebutuhan khusus untuk mengasah kemampuannya di tengah keterbatasannya.

Rumah Hebat Fatonah berlokasi di Manggung RT. 02 RW. 08, Cangakan, Karanganyar. Menurut penuturan dari Bapak Santoso selaku pendiri sekaligus pengurus Rumah Hebat Fatonah,

Yayasan ini berawal dari keresahan saya pada tahun 2009 akan kesulitan untuk memakai aplikasi laptol seperti microsoft word, excell, dll.

Bacaan Lainnya
DONASI

Akses untuk mendapatkan aplikasi yang masih cukup sulit, biaya bulanan aplikasi yang mahal dan pengenalan huruf braille untuk anak tunanetra yang sangat jarang di Karanganyar sehingga saya dirikan yayasan ini. Saya sendiri menyambut baik mbak dan mas yang ingin berkegiatan di sini”.

Kelompok KKN 110 mengadakan program kerja yaitu: “Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Finger Painting pada Anak Tunanetra Yayasan Rumah Hebat Fatonah”.

Finger painting berasal dari bahasa Inggris yang artinya melukis dengan jari. Berdasarkan pengertian yang dikutip dari doktersehat.com,

finger painting merupakan salah satu metode yang dapat melatih kemampuan motoric, sensorik, dan sosial. 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat seni rupa pada anak tunanetra melalui mewarnai gambar timbul media kertas watercolor dan cat akrilik dengan tangan sebagai pengganti kuas.

Program kerja tersebut timbul dari salah mahasiswa yang memiliki ide untuk memvisualisasikan objek yang timbul di kertas gambar dengan alat reglet (alat untuk membuat huruf timbul untuk tunanetra) sebagai upaya untuk memvisualisasikan objek supaya dapat diwarnai oleh anak tunanetra.

Ide ini didukung dengan kurangnya pengembangan media visualisasi objek untuk anak tunanetra. Secara umum penyandang tunanetra dapat mengetahui bentuk hewan dari miniatur hewan berbagai skala, namun bentuk visual objek pada kertas jarang ditemui untuk tunanetra.

Hal ini selaras dengan apa yang ditemui di lapangan. Kebanyakan anak tunanetra kesulitan untuk mendeskripsikan bentuk hewan dan dengan adanya kegiatan ini, mereka sangat merasa antusias untuk mewarrnai.

Dikutip dari wawancara dengan Selfi salah satu peserta RHF “bagus sekali gambarnya dapat timbul jadi bisa dirasakan batas setiap sisi dan ciri dari hewannya, buatkan hewan yang lain ya mas…”.

Bentuk hewan yang dipilih adalah sapi. Sapi dipilih karena memiliki bentuk yang mudah dikenali dan tidak banyak detail yang dimiliki sehingga peserta dapat dengan mudah meraba batas garis-garis yang timbul.

Cara pembuatan media dikertas watercolor ukuran A3 cukup sederhana dengan mengikuti pola yang telah digambar di kertas A3 lalu ditekan satu persatu dengan alat reglet di pola yang telah digambar.

Cara mewarnainya dengan menggunkan tangan sebagai pengganti kuas dan agar dapat merasakan batasan dari gambar yang telah ditandai dengan garis timbul sehingga proses pewarnaan tidak melenceng dari pola gambar.

Warna yang digunakan dibatasi 3 warna dan terdapat 6 bagian tubuh sapi yang harus diisi warna oleh peserta sehingga setiap warna mengisi 2 bagian gambar.

Setiap minggunya pada hari Sabtu RHF ramai dikunjungi oleh teman-teman difabel dari berbagai wilayah untuk berkegiatan dan tidak kurang dari 10 orang setiap pertemuannya. Dari Rumah Hebat Fatonah inilah dapat dilihat bahwa orang yang memiliki keterbatasan juga dapat mengembangkan kreativitasnya.

 

Penulis:

  1. Viftin Liana Dewi
  2. Mochamad Fahreza Ariyadi

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI